thirteen ° cross the bear

3.6K 839 93
                                    

Jangan lupa vomment 💞


.

.

.

Sebuah cahaya kecil menyala di tengah kamar yang gelap itu. Seorang pemuda masih betah terduduk di lantai sambil memainkan sebuah pematik di tangannya.

Entah bagaimana, tapi kebiasaannya belum berubah. Felix merasa baik-baik saja dengan ini. Toh, apa salahnya jika hanya sekadar memainkan api kecil. Dirinya tidak merugikan orang lain, kan?

Felix meraih ponselnya. Menyalakan layar ponsel dan tertampang jelas angka 02.07 disana. Pemuda Lee itu beranjak. Meraih jaket, ponsel, dan kunci motor yang tergantung pada cantelan di tembok.

Dengan langkah cepat ia menuruni anak tangga. Keluar rumah dengan mengendarai motornya tanpa tujuan yang jelas. Yang pasti ia mengarah ke kawasan Jakarta Selatan.

Honda CBR 250R miliknya terhenti di salah satu cafe yang tampak masih ramai pengunjung. Felix memasuki tempat itu dan segera memesan milkshake strawberry dengan beberapa dessert. Tanpa menunggu lama pun ia sudah mendapatkan pesanannya yang terjajar apik di nampan yang sekarang sedang ia bawa.

"Felix!"

Dapat ia dengar ada seseorang yang memanggil namanya. Siapa lagi kali ini?
Felix mengedarkan pandangannya dan menemukan sang ketua badan eksekutif mahasiswa kampusnya yang terduduk di salah satu bangku.

Dengan santai ia menghampiri Minho di tempatnya.

"Boleh duduk sini, Kak?"

Minho mengangguk.

"Sendirian aja, Kak?

"Tadi sih rame-rame, trus pada balik. Gue lagi pengen disini dulu. Ya mumpung Jisung udah tidur"

Felix mengangguk. Tak bertanya apapun lagi.

"Gak usah gitu elah. Santai aja sama gue. Lagian udah di luar kampus"

Minho mengecek jam di ponselnya. Felix tampak memperhatikan kakak tingkatnya  yang ternyata tidak semenakutkan yang ia bayangkan. Ternyata Minho asik juga.

"Ngapain lo keluyuran jam segini? Ada masalah apa?"

Felix mengerutkan dahinya. Matanya menyipit menatap Minho.

"Biasanya kalo sengaja keluar jam segini pasti ada apa-apa"

"Penyakit dalem gue kambuh,"

Minho mengangkat alisnya.

"Psikis maksudnya. Kayaknya gue bisa percayain lo kalo bahas ginian, Kak"

"Ah bener ternyata. Gue sekali liat lo di RS pas gue ngurus rujukan buat Jisung"

Minho menyesap frappuccino miliknya.

"Sakit apa, Lix? Mau cerita?"

Felix menggeleng. Kemudian tersenyum samar.

"Perihal Jisung sakit lo tau, kan?" tanya Minho.

Felix menoleh ke arah lain. Berpikir bahwa Minho melihatnya menguping saat kejadian di aula tempo dulu.

"Jisung cerita ke gue, katanya cuma lo yang menurut dia bisa diajak ngobrol"

"Dia sakit apa?" tanya Felix sambil mengaduk milkshake di hadapannya.

"Sindrom Asperger,"

Felix sedikit tersentak. Pasalnya penyakit yang Jisung derita merupakan suatu kondisi pada spektrum autisme. Mengganggu perkembangan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif.

PURZELBAUM [Changlix]Where stories live. Discover now