three ° when you love someone

4.7K 969 145
                                    

Mata Felix melotot saat mendapati seseorang yang berdiri di balik pintu kaca di depannya.

Orang itu juga sedikit terkejut. Kemudian melambaikan tangannya pada Felix.

Itu Hwang Hyunjin.

"Bukain dong"

Felix lantas membuka pintu kaca di depannya. Hyunjin menerobos masuk ke kamar sahabatnya itu.

Felix tak bertanya apapun mengenai kedatangan Hyunjin.

Ranjangnya sedikit berdecit saat ia mendudukinya.

"Nyokap lo khawatir loh itu. Ada kak Chan juga di bawah, lo gak mau nemuin?"

Gelengan kepala dari Felix membuat Hyunjin memutar otaknya.

Tangan putih pucat itu mengusap punggung Felix lembut.

"Kabarnya emang ngagetin banget, mungkin lo belum bisa terima, tapi coba tolong hargai nyokap lo."

Hyunjin bersimpuh di depan Felix. Mencoba mencari netra yang hendak ditatap.

"Lix,"

Felix menatap mata sahabatnya ragu.

"Yang sedih disini gak cuma lo. Bukannya harusnya saling menguatkan? Bukan egois kayak gini"

Tubuhnya beranjak. Kunci pintu sudah ia buka. Felix berjalan keluar kamarnya.

Kakinya menuruni tangga.

"Lix,"

Suara Bangchan menginterupsi sebelum kaki Felix menapak di anak tangga terakhir.

Felix menoleh, mencari keberadaan kakak sepupunya yang ternyata berada di ruang keluarga bersama Ibunya dan beberapa saudaranya yang lain.

Matanya menelusuri satu persatu manusia yang berada di rumahnya.

Ternyata sudah ramai.

Hyunjin melewati Felix yang masih terdiam di tangga. Menghampiri wanita yang masih menyeka air matanya dengan sapu tangan. Hyunjin tampak mengatakan sesuatu pada wanita itu—Ibu Felix.

Tangan Felix ditarik tiba-tiba.

"Mau kemana?"

"Udah ikut aja," jawab Hyunjin dengan terus berjalan.

•••


"Lo ngapain sih pake ikut BEM segala? Emang gak capek?"

Kedua pemuda itu berjalan di trotoar. Felix meniup bakso tusuk yang baru saja ia beli. Entah bagaimana mereka bisa berada di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Tepatnya di jalanan sebelah apartemen kalibata city.

Pedagang kaki lima hanya tinggal beberapa. Jalan yang letaknya di sebrang stasiun Duren Kalibata ini tidak begitu ramai malam ini.

"Kata kak Chan, kuliah itu harus ambil peran" ucap Felix setelah menelan jajanan tadi.

"—tapi gue juga agak gak yakin semakin kesini. Banyak yang bilang BEM itu banyak drama,"

Hyunjin mengangguk.

Felix lebih dulu berjongkok di trotoar sambil bersandar pada tembok di belakangnya.

Dahinya berkerut saat Hyunjin mengeluarkan bungkus rokok dari saku jaketnya.

"Sejak kapan lo nyebat?"

Hyunjin mengangkat alisnya.

"Udah lama. Lo aja yang udah jarang kongkow sama gue, jadinya gak tau"

PURZELBAUM [Changlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang