eight ° sternhaufen

4.1K 894 153
                                    

"Ya gitu lah, gue cuma tinggal berdua sama kak Minho. Bokap sama nyokap tiri gue emang jarang pulang ke rumah," ucap Jisung.

Felix menyeruput es teh yang dibelinya.

"Trus lo berdua kalo di rumah ngapain aja?"

Jisung berhenti mengunyah. Menaruh sendoknya di atas piring.

"Mau ngapain sih, Lix? Pengen nyobain incest juga?"

"Gak lah anjir! Lagian gue anak tunggal" sangkal Felix dengan cepat.

Jisung tertawa pelan. Pandangannya tertuju pada kemeja Felix yang basah.

"Belum juga gue kasih tau, lo udah keringetan gitu. Bayangin apa ngaku lo?!"

Felix menunduk. Kain katun kemejanya menempel pada tubuh bagian depannya karena berkeringat.

"Kantin sumpek gini ya jelas kepanasan lah gue, Jis"

Yang diajak bicara tak menghiraukan, malah melanjutkan kegiatan makannya.

Felix mengambil tas ranselnya. Kemudian beranjak dari duduknya.

"Gue duluan ya, Jis"

Jisung mengangguk sebelum Felix melangkah menjauh.

Pemuda bermarga Lee itu berjalan melewati lorong koridor. Beberapa kancing bagian atas kemejanya ia buka. Kemudian mengibaskannya agar tak terlalu kepanasan. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seseorang masuk lewat pintu koridor.

 Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seseorang masuk lewat pintu koridor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Widih, anak UI ngapain kesini?"

Hyunjin menoleh. Mendapati Felix dengan kemeja putih dan celana katun hitam, tak lupa dengan ransel di punggungnya.

Hyunjin berjalan mendekat.

"Mau jemput Jeongin ya?" tanya Felix lagi.

Ada jeda sebelum Hyunjin menjawab.

"I-iya. Paling dikit lagi keluar,"

Felix mengangguk. Matanya memperhatikan Hyunjin.

"Ya udah. Gue duluan ya, Jin" ucapan Felix dibalas anggukan oleh Hyunjin. Rasanya canggung. Padahal pemuda Hwang itu tidak menjadi sahabatnya untuk sehari dua hari. Pertemanan mereka cukup lama, sudah sejak empat tahun lalu.

Felix berjalan memasuki toilet. Membasuh wajahnya dengan cepat. Entah kenapa bertemu Hyunjin malah membuat moodnya menurun drastis.

Wajahnya terangkat, menatap pantulan dirinya. Bayangan seseorang di belakangnya membuatnya sedikit terlonjak.

Felix berbalik.

"Udah selesai kelas?" tanya seseorang tadi. Seo Changbin.

"S-sudah, kak" jawab Felix canggung.

Kekehan pelan terdengar menggema di dalam toilet.

"Gue lagi ngomong sebagai Seo Changbin, bukan ketua komdis"

PURZELBAUM [Changlix]Where stories live. Discover now