👏✨TAMAT✨👏

9.8K 334 47
                                    

Hai semua😊😊 Nongol-nongol kok udah tamat aja ya?? Hehehe....😁😂
Sorry ya, soalnya aku udah mulai masuk kelas 9, dan... kalo aku buat chapter yang ada di cerita ini jadi makin panjang mungkin aku bakal nggak fokus sama pelajaran sekolah😢😢
Maaf banget ya🙏 sebenernya sih aku mau buat cerita ini sampe 40 bagian, tapi karena waktunya yang nggak mencukupi, aku buat jadi 30 aja deh😥
Makasih banget untuk para pembaca dan semua yang udah ndukung aku😊.
Cerita ini bakalan banyak yang di skip dan mungkin bakal gaje juga , cuma ada 1243 kata doang😌 jadi yang sabar ya....😊
Happy reading, moga suka😘

*
*
*
*
*
))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))(

Beberapa bulan pun berlalu, kini Vina sudah bisa dibawa pulang dan dinyatakan sembuh oleh dokter. Ini semua selain usaha dokter dan karena tuhan, Faisal juga selalu bersabar dan semangat untuk membuat Vina agar cepat sembuh.

Meski dinyatakan sembuh, Vina masihlah harus menggunakan kursi roda, sesekali ia berjalan untuk melumaskan otot-ototnya yang kaku karena terlalu lama terbaring di rumah sakit.

Kini.... disebuah kamar yang sunyi, Vina duduk di sebuah kursi belajar dengan 3 orang dibelakangnya yang mengawasinya.

Saat ini Vina sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh bunda Yuni agar Vina bisa loncat kelas ke kelas yang sama dengan Faisal.

'Tes...' setetes darah merah kental mengalir dari lubang hidung Vina.

"Sayang!!! Kamu kenapa?!!" Faisal mendekati Vina dan membersihkan darah yang masih mengalir.

Bunda dan ayah juga mendekati Vina, menatap Vina dengan tatapan penuh khawatir.

"Aku nggak tau Zal, rasanya... saat aku mikir buat njawab soal, kepala aku terasa pusing dan tiba-tiba aja aku mimisan"

"Sayang.... bunda panggil dokter aja ya? Bunda khawatir kamu kenapa-napa" bunda Yuni mengelus surai panjang Vina dengan sangat lembut.

Saat Vina hendak menolak, bunda Yuni sudah menelfon seorang dokter.

Beberapa menit kemudian..... seorang wanita paruh baya dengan seragam serba putih datang dan duduk disamping Vina yang sudah terbaring di ranjangnya.

"Bu Yuni nggak usah khawatir, ini semua wajar saja. Mbak Vina masih belum boleh berfikir terlalu keras karena kecelakaan yang mengakibatkan luka di kepalanya.
Mungkin.... sekitar 2 atau 4 tahun mbak Vina belum boleh berfikir terlalu keras seperti mengerjakan tugas hitung mehitung atau yang lainnya"

Faisal dan 2 orang lainnya pun menghela nafas lega, Vina nampak murung dengan kepala tertunduk dengan jari yang diremat kuat.

Setelah dokter tersebut pergi, Faisal meneluk Vina dan mengelus kepala Vina sayang.

"Vin.... maafin aku ya, aku nggak bisa ngijinin kamu untuk ngelanjutin sekolah. Kondisi kamu nggak memungkinkan untuk itu semua."

Bunda dan ayah juga mendekati Vina. "Ya Vina... kami nggak akan ngebolehin kamu untuk ngelanjutin sekolah demi kebaikan kamu. Kamu jangan sedih ya.... kami semua ngelakuin ini untuk kebaikan kamu juga sayang...." bunda Yuni menggenggam tangan Vina.

Vina yang tadinya menunduk pun mulai mendongkak dan tersenyum kemudian mengangguk. "Iya bun, Vina ngerti kok"

Bunda dan ayah pun keluar dari kamar, meninggalkan Vina dengan Faisal sendirian.

Beberapa saat kemudian terdengar sebuah suara isakkan tangis yang berasal dari Vina. Faisal pun mengeratkan pelukannya dan mengelus punggung Vina agar Vina bisa tenang.

"Vin... kamu yang sabar ya, aku bakalan terus ada di samping kamu kok aku janji deh, apapun yang terjadi... bagaimanapun kondisi kamu.. aku bakalan terus ada di samping kamu"

⭐⭐⭐NIKAH SAAT SMP⭐⭐⭐Where stories live. Discover now