BAB 5 :. Jodoh Katanya

967 113 4
                                    

Sudah satu jam lebih dan hujan masih belum berniat untuk berhenti atau paling tidak mengurangi curahnya. Dua orang yang ada dimobil mulai gerah, dalam artian canggung satu sama lain.

Salsha yang tadinya kedinginan sudah mulai terbiasa dengan suhu tubuhnya hanya saja kepalanya terasa pening karena rambutnya basah, sementara Dimas hanya diam, menatap keluar jendela berharap Juna segera datang.

Salsha mengeluarkan ponselnya. Mengirim pesan pada Juna agar cowok itu segera datang minimal untuk memecah kecanggungan di antaranya dengan Dimas.

Salsha melirik Dimas diam-diam rupanya cowok itu tengah menengadahkan kepalanya melihat langit-langit mobil. Salsha berdecak membuat pandangan Dimas turun menatapnya.

Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Dimas hanya helaan napas panjang sambil merutuki diri sendiri kenapa harus terjebak disituasi seperti ini.

Langit sudah gelap, hujan pun tidak selebat beberapa menit yang lalu. Dimas menegapkan punggungnya saat melihat seorang laki-laki berjalan ke arah mobil Salsha menggunakan payung berwarna silver.

Dimas membuka pintu mobil. Dia akan beranjak turun tapi cowok itu berhenti, menoleh pada Salsha yang menatapnya lurus. "Pakai yang bener jaketnya."

Salsha mengerjap kemudian begitu Dimas keluar dan menutup pintu, Salsha buru-buru mengenakan jaket jeans milik Dimas.

Dimas menghujani Juna dengan tatapan tajam. Juna hanya nyengir sambil berkata, "gue udah dapet dongkraknya dari tadi cuman gue mampir ke mini market niatnya beli air eh, hujan yaudah sekalian ngopi."

Tangan Dimas terulur untuk menjitak kepala cowok itu namun Juna lebih gesit menghindar. Dan berlari memutar menuju Salsha yang baru saja keluar dari mobil. Juna mengernyit melihat Salsha jauh basah kuyup. "Mobil lo bocor apa gimana?"

🐾

Butuh waktu sekitar setengah jam bagi Dimas dan Juna untuk mengganti ban mobil Salsha. Juna merenggangkan tangannya, melemaskan ototnya yang menegang karena habis dipakai bekerja, sementara Dimas menendang kecil ban mobil Salsha memastikan sudah terpasang dengan benar.

"Sorry ngerepotin," lirih Salsha.

Juna mengibaskan tangannya. "Gak apa-apa, yang namanya temen kan harus saling tolong menolong."

Salsha tersenyum lega, sementara Dimas menahan diri untuk tidak menoyor kepala Juna.

Salsha beralih menatap Dimas. Merasa diperhatikan, Dimas balas menatap Salsha sambil menaikkan sebelah alisnya karena Salsha tidak kunjung bicara.

Namun, saat Dimas menangkap sinyal dari Salsha. Dia segera mengibaskan tangannya, mengusir Salsha. "Pakai dulu lah, udah pulang sana lo."

Setelah itu Dimas beranjak dari sana diikuti Juna setelah mengatakan agar Salsha hati-hati di jalan, khawatir jalanan licin.

🐾

Salsha selesai mengeringkan rambutnya, dia kemudian bergerak ke keranjang tempatnya menaruh pakaian kotor. Tangannya mengambil jaket jeans dari sana, dia kemudian keluar kamar dan melangkah turun menuju ruang khusus untuk cuci baju.

Ada tiga mesin cuci di sana. Salsha sendiri biasanya laundry meskipun sudah difasilitasi oleh pemilik kos. Tapi, kali ini entah mengapa dia takut terjadi apa-apa jika melaundrykan jaket jeans Dimas.

Niat Salsha bisa mengembalikan jaket cowok itu sesegera mungkin.

"Loh Sal, nyuci baju?" tanya Gia yang kebetulan lewat dan menemukan Salsha sedang membaui pewangi baju.

About DimasWhere stories live. Discover now