xiv. bad dreams

3.6K 472 66
                                    

Namjoon sedang bersiap-siap untuk tidur ketika ketukan pintu dari luar terdengar, ia kembali menyibakkan selimutnya, lalu berjalan malas ke pintu.

"Seokjin Hyung?"
ujar Namjoon sedikit kaget, mereka sedang berada di London untuk konser, dan mendapat kamar masing-masing tentunya.

Seokjin yang memeluk boneka RJ buluk kesayangannya menyelonong masuk ke dalam sebelum memastikan di luar tidak ada orang satupun. Namjoon menutup pintu sambil mengusap tengkuknya bingung.

"Aku tidur di sini, ya?" ujar Seokjin sambil menyelinap masuk ke selimut Namjoon. "Di kamarku berisik, ada Jimin, Taehyung dan Jungkook yang sedang melakukan siaran V."

Namjoon duduk di kasurnya, bersandar pada headboard. "Ada apa dengan kamar mereka masing-masing? Kenapa harus di kamar Hyung?"

"Tidak tahu."
ujar Seokjin seraya mengambil tangan Namjoon lalu ditaruh di pipinya sendiri. "Aku sudah lama tidak berduaan denganmu."

Jantung Namjoon berdetak cepat, ia tiduran menghadap Seokjin, mengusap-usap pipi gembul Seokjin lembut. "Aku juga."

"Bagaimana kabarmu, Namjoonie?"
tanya Seokjin sambil tertawa.

Namjoon terkekeh, ia mengusap tulang hidung Seokjin dengan telunjuknya.
"Aku baik, Sayang, bagaimana denganmu?"

"Aku tidak baik, terlalu merindukanmu."
ujar Seokjin cepat, ia langsung menutupi wajahnya dengan selimut. Memalukan!

Namjoon tersenyum hangat, ia merapatkan tubuhnya pada Seokjin. Mengusap-usap rambut lelaki itu. "Maaf kalau aku terlalu mempertimbangkan situasi, jadi hanya bisa mencuri-curi pandang saja."

Dengan wajah yang masih merah, Seokjin menatap Namjoon, menahan senyum.
"Kalau kau merasa bersalah, cium aku."

Namjoon menaikkan alisnya, ia mendekatkan wajahnya pada Seokjin. "Cium? Di mana?"

Namjoon mencium dahi Seokjin.
"Di sini?"

Ia mencium lagi hidung Seokjin.
"Atau di sini?"

Seokjin memonyongkan bibirnya.
"Di siniiii!"

Namjoon tertawa lalu melumat bibir tebal Seokjin dengan gemas, sesekali ia menggigitnya lembut. Seokjin tersenyum dalam ciuman mereka, Namjoon menaruh kepala Seokjin di dadanya, memeluknya erat. "Terima kasih sudah mengerti."

Seokjin mengangguk, mengusap punggung lebar Namjoon. "Joon.."

"Ya, sayang?"

"Jangan cintai yang bukan aku, ya?"

"Tanpa kau minta, Hyung," jawab Namjoon cepat. "Kenapa tiba-tiba seperti itu?"

"Tidak, aku mengalami mimpi buruk kemarin malam." jawab Seokjin pelan.

"Apa aku menyakitimu, di dalam mimpi itu?"

Seokjin kembali mengingat mimpinya kemarin malam, Namjoon dirumorkan berhubungan dengan salah satu member girlband dan ia tidak membantah, padahal ia masih ada hubungan dengan Seokjin. Saat bangun dari tidurnya, yang ada dipikirannya hanya Namjoon, Namjoon dan Namjoon. Sampai Seokjin membuat kesalahan di panggung karena ia tidak fokus.

Tidak mendengar Seokjin menjawab, Namjoon kembali menyahut. "Kalau aku menyakitimu, aku akan membenci diriku seumur hidup."

Seokjin masih diam.

Namjoon menangkup wajah Seokjin, memaksa agar Seokjin melihat ketulusan di dalam dirinya. "Aku berjanji tidak akan menyakitimu dalam hal apapun, hm?"

Seokjin menarik napasnya, lalu mengangguk.
"Hm m, aku percaya padamu."

Namjoon menyatukan dahinya dengan dahi Seokjin. "Kumohon jangan pikirkan mimpi sialan itu, ya? Buang saja, kita buat mimpi baru." Ia menggesekkan hidungnya pada hidung Seokjin. "Hyung mau mimpi apa? Kita di masa depan? Menikah? Menyirami bonsai bersama? Menanam bunga dandelion? Memelihara ikan-ikan?"

Seokjin hanya tersenyum lemah.
Namjoon mengecup bibir Seokjin lama, menenangkan. "Aku pastikan, kita akan melakukan semua itu bersama, okay?"

Seokjin mengangguk.

"I love you."
bisik Namjoon seraya mengeratkan pelukannya pada Seokjin.

*

• quiescent Where stories live. Discover now