x. level up

3.5K 511 140
                                    

Sudah semalaman suntuk Taehyung melihat wajah Seokjinㅡ housemate nya, ditekuk seperti kasur lipat, dia tidak memberitahu ada apa dengannya walaupun Taehyung sudah bertanya seribu kali.

"Kak, kau sebenarnya kenapa?"
tanya Taehyung yang ke 1001 kali.

Seokjin tetap tengkurap dengan wajah cemberut, kakinya ia hentak-hentakkan ke kasur.

"Apa yang membuatmu kesal? Yaampun."
Taehyung menggelengkan kepalanya, berusaha sabar.

"Kekasihku!"
ujar Seokjin kesal.

"Kak Namjoon?" tanya Taehyung. "Kenapa? Dia selingkuh?"

"Dia tidak mengirimiku pesan sejak dua hari yang lalu! Ia bahkan tidak meneleponku! Biar saja! Kalau nanti dia kirim pesan atau telepon akan kudiamkan!" ujar Seokjin dengan emosi yang berapi-api.

"Mungkin paket internet dan pulsanya habis?"

"Dan dia tidak punya teman untuk meminjam ponsel temannya, untuk sekadar mengabariku?!" omel Seokjin lagi. "Asal kau tahu, di rumahnya ada WiFi, Taehyung!"

"Ya sudah, jangan marah-marah padaku!!!"
ujar Taehyung tidak terima.

Seokjin menghela napasnya.
"Aku sangat kesal sampai ingin menonjok wajahnya sampai babak belur," ujar Seokjin pelan. "Tapi aku tidak tega, dia seperti bayi..."

Gantian, Taehyung yang menghela napas.
"Dasar bucin."

"Apa yang harus kulakukan sekarang?!" jerit Seokjin. "Aku sangat merindukannya, Tae, tapi aku gengsi kalau menelepon atau mengirimi dia pesan duluan!"

"Biar aku yang telepon."
Taehyung mengeluarkan ponselnya dari saku.

Seokjin memperhatikan gerak Taehyung dengan tatapan harap-harap cemas.

Tuut... Tuuut..
Taehyung menekan tombol speaker.

"Oh, halo, Taehyung?"

Mata Seokjin terbelalak, dia menggigit bantalnya. Dia sangat merindukan suara itu!

"Halo, Kak, apa kabar?"
tanya Taehyung sambil melirik Seokjin.

"Tidak baik-baik saja, aku dikejar deadline sampai ingin mati rasanya!" jawab Namjoon sambil tertawa kecil. "Kau bagaimana?"

"Aku baik... Tapiㅡ"

"Bagaimana dengan Kak Seokjin?"
potong Namjoon.

Seokjin semakin menggigit bantalnya.

"Kak Seokjin galau setengah mati karena menantikan pesan dan telepon dari Kak Namjoon, memangnya Kak Namjoon sangat amat sibuk, ya, sampai melupakan Kak Seokjin?"

Seokjin melempar Taehyung dengan bantal.
"Ya!!!!"

"Ah... bukan begitu," ujar Namjoon ragu. "Aku bahkan sangat merindukan Kak Seokjinㅡ"

"Lalu apa masalahnya?! Kenapa kau tidak mengirimiku pesan?!" ujar Seokjin tak tahan.

Taehyung menahan tawanya.

"Jangan tertawakan aku...,"
ujar Namjoon. "Aku sangat bodoh dalam mengirim pesan teks, jadi kuberharap kau duluan yang mengirimiku pesan."

Seokjin melongo mendengar itu.
"Dan kau tidak berusaha meneleponku?"

"Aku sedang dalam perjalanan menuju apartment kalian."

"Dengan tidak menjawab pertanyaanku?"

"Aku lebih suka mendengar suaramu secara langsung, Kak, aku tidak suka berbicara melalui telepon."

• quiescent Where stories live. Discover now