ii. it's a pleasure, anyway

6.1K 635 34
                                    

namjoon mengambil chips tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca. kini, ia berada di bawah pohon besar, di pinggiran taman kota, bersama seokjin. keduanya beruntung karena cuaca seoul sore ini sangat pas untuk piknik dadakan mereka.

siang tadi, seokjin mengunjungi namjoon dengan membawa banyak sekali makanan yang ia masak sendiri dan mengajaknya untuk berpiknik. namjoon mengingat ada buku yang belum ia selesaikan karena dirinya terlalu sibuk, jadi ia membawa buku itu untuk dibaca saat ini.

seokjin, yang menaruh kepalanya di paha namjoon, bergerak kesana kemari tidak nyaman karena namjoon sibuk dengan bukunya.

"namjoon-ssi, apa kau akan terus sibuk dengan bukumu dan mengacuhkanku?"
tanya seokjin, ia menggunakan panggilan formal bila sedang kesal.

namjoon tertawa.
"maafkan aku, bukunya harus kuselesaikan hari ini karena aku harus mengembalikannya ke perpustakaan kota."

seokjin cemberut.
"bicaralah padaku, atau setidaknya, dengarkan aku, aku ingin mengatakan sesuatu."

"aku mendengarkan."
ujar namjoon, diam-diam tersenyum kecil.

seokjin menutupi matahari dengan daun yang ia pungut di jalan tadi. "kau tahu, 'kan, aku sangat menyukai yoongi?"

"yep."

"dan kau suka padaku?"
tanya seokjin ragu.

"yep."

"hey, ahjussi! aku serius!"

namjoon melepas bukunya dan melihat seokjin tidak setuju. "aku lebih muda darimu, tahu?"

"oke, ahjussi yang lebih muda dariku, kau suka padaku?"

namjoon kembali menutupi wajahnya dengan buku, menahan senyumnya. "tentu saja."

"kenapa?" tanya seokjin. "kau 'kan tahu, kalau aku menyukai yoongi?"

"apa harus membutuhkan alasan untuk menyukaimu?"
tanya namjoon balik.

"hmm, siapa tahu aku bisa menyukaimu jika alasanmu membuatku terkesan?"
ujar seokjin.

namjoon menggeleng kecil.
"aku ingin kau menyukaiku dengan pandanganmu sendiri terhadapku, bukan karena alasan-alasan yang kuberikan. bagaimana kalau aku hanya memberimu omong kosong?"

seokjin terdiam.

"kau bilang, kau sakit hati karena melihatku menangisi yoongi," ujar seokjin. "apa hatimu tidak sakit, mengetahui fakta bahwa orang yang kau sukai menyukai oranglain?"

namjoon tertawa kecil, ia menaruh bukunya. menatap mata seokjin yang sedang menatapnya penasaran. namjoon mengusap rambut seokjin dengan sayang. "jinseok, aku menyukaimu tanpa pamrih, aku tidak ingin memaksakan perasaanmu terhadapku, apalagi perasaanku sendiri. selama aku masih bisa menyembuhkan sakit hatimu, sakit hatiku bukan apa-apa. kau membiarkanku berada disekitarmu saja aku sudah bersyukur."

seokjin tersenyum sedih ketika namjoon memanggilnya dengan panggilan khusus dari pria itu. "maafkan aku."

namjoon menyentuh ujung hidung seokjin sambil tersenyum. "tidak apa-apa, it's a pleasure to be brokenhearted by you, anyway."

*

• quiescent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang