v. don't touch me

4.5K 574 11
                                    

BRUK.

Seokjin membanting pintu ketika masuk apartmentnya, ia berjalan cepat masuk ke kamar dan menguncinya rapat-rapat.

Beberapa detik kemudian, Namjoon masuk ke apartment, ia melihat ke segala arah, mencari Seokjin.

"Hyung?"

Namjoon berjalan ke arah kamar Seokjin, lalu mengetuk pintu cepat-cepat.
"Hyung, kau di dalam?"

"Pergi dari rumahku!"

Namjoon tidak menyerah, ia masih mengetuk pintu. "Kau harus mendengar penjelasanku!"

"Jelaskan saja pada perempuan itu! Aku tidak mau mendengarkan!"

Namjoon menghela napasnya, ia mengelap keringat yang bercucuran disekitar dahinya karena berlari mengejar Seokjin. Entah ada keajaiban apa, Namjoon teringat bahwa ia memiliki kunci cadangan kamar Seokjin. Ia segera mengaduk tasnya dan mencari kunci tersebut. Namjoon buru-buru membuka pintu kamar Seokjin dan ia melihat Seokjin sedang tengkurap di kasurnya.

Namjoon berjalan perlahan, lalu berlutut di sisi tempat tidur, di dekat nakas, persis di samping kepala Seokjin yang sekarang sedang membelakanginya.

Namjoon menarik napas.
"Hyung.."

Seokjin tidak menyahut.

"Hyung, aku mohon, dengarkan penjelasanku." ujar Namjoon pelan. "Kau tahu aku selalu jujur padamu kan? Coba katakan kapan aku pernah berbohong?"

Seokjin diam.
Karena Namjoon memang tidak akan pernah berbohong pada Seokjin. Dia tahu itu.

Hening cukup lama, akhirnya Seokjin menyedot ingusnya lalu berbicara. "Aku mendengarkan."
Ia masih enggan melihat wajah Namjoon.

Namjoon memberanikan diri untuk duduk di ranjang, menggeser pelan pinggul Seokjin. Ia menjulurkan tangannya untuk mengusap-usap lengan Seokjin dengan lembut.

Seokjin menjauhkan tangannya dari Namjoon. "Jangan sentuh, aku masih marah."

Namjoon menghela napas pelan, lalu mulai menjelaskan. "Jadi, aku ada janji dengan Si Hyuk sunbae di kantin kampus, ternyata dia membawa teman wanitanya. Kalau mau marah padaku karena kau mengira aku menjaga perasaan wanita itu, kau salah. Salah besar. Aku bilang kau temanku karena sebelumnya bercerita padaku bahwa ia ... menyukaimu."

Seokjin menonjok dada Namjoon. "Jangan bercanda!"

Namjoon menahan tangan mungil Seokjin.
"Aku bersumpah demi Semesta, kau boleh tanya Si Hyuk sunbae besok."

Seokjin diam,
ia menyedot ingusnya lagi.

"Aku tidak mau kau disukai orang lain selain aku."
ujar Namjoon pelan.

"Kau bilang kita cuma teman."

Namjoon memejamkan matanya.
"Kita lebih dari teman, kau yang paling tahu tentang itu."

"Kalau kau tidak mau aku disukai orang lain, seharusnya bilang saja aku milikmu!"

"Siapa yang mau hubungan ini hanya diketahui kau dan aku?"

Seokjin.

Hening lama, Seokjin perlahan berbalik ke arah Namjoon. Matanya sembab, hidungnya merah, pipinya kembung. Namjoon menahan diri mati-matian untuk tidak menciumnya.

Seokjin menjadikan satu tangannya sebagai bantal, ia melihat Namjoon dengan mata sembabnya dengan intens. Namjoon mengulurkan tangannya, menghapus jejak air mata di sekitar mata dan pipi Seokjin. "Aku minta maaf."

Seokjin cemberut, ia mengedipkan matanya, satu tetes air matanya lolos dari sana. Namjoon menangkup wajah kekasihnya, lalu mengecup kedua mata Seokjin bergantian, menghapus air mata Seokjin. Ia mencium kening Seokjin lama, lalu mendaratkan dagunya di atas kepala Seokjin. "Aku minta maaf, hm?"

Seokjin menarik baju Namjoon agar ia bisa bersembunyi di dadanya. Namjoon itu mengusap-usap rambut Seokjin dengan sayang. "Kim Namjoon dimaafkan?"

Seokjin yang kini menyembunyikan wajahnya di dada Namjoon mengangguk. "Tapi aku masih kesal."

"Oke," ujar Namjoon. "Apa yang harus kulakukan agar kesalmu hilang?"

"Aku lelah, nanti akan kupikirkan setelah bangun tidur." ujar Seokjin seraya merapatkan dirinya pada Namjoon.

Namjoon mengencangkan pelukannya, seolah-olah tidak ada yang bisa mengambil Seokjin darinya. Ia mengendus wangi rambut Seokjin yang merupakan favoritnya. "Your hair tasted like strawberries."

"Kau yang membelikan shampoonya."

Namjoon tertawa. "Ah... benar."

"Namjoon-ah, kau berteman dengan Seokjin, 'kan?" tanya Si Hyuk seraya menyesap kopi nya.

Namjoon bingung, namun ia tetap mengangguk.

"Ini temanku, Ji Soo, ia menyukai Seokjin sejak tahun lalu, namun, tidak pernah ada kesempatan untuk mengenalnyaㅡ"

Namjoon menahan napasnya.

"Namjoon-ah!"

Tiga kepala itu menoleh ke sumber suara, Kim Seokjin. Namjoon melirik Ji Soo yang melebarkan matanya, ada kebahagiaan terpancar di sana. Namjoon tidak mengelak bahwa hatinya berdenyut nyeri.

"Sedang apa?" tanya Seokjin pada Namjoon.

"Ah, iniㅡ"

"Kim Seokjin, kan?" tanya Si Hyuk.

Seokjin tersenyum lebar, mengangguk lalu mengulurkan tangannya. "Seokjinㅡ"

"Temanku."
ujar Namjoon cepat.

Senyuman Seokjin hilang saat itu juga.

*

[ aku tadi pagi lihat notif kaget bgt ada 99+ T.T makasih banyak semua yang sudah baca!! T.T ]

• quiescent Where stories live. Discover now