iv. take care of him 2.0

4.7K 535 32
                                    

Seokjin menyicip bubur yang sedang ia buat, lelaki itu menyernyit aneh ketika merasakan sesuatu yang kurang.

"Apa kira-kira yang kurang, ya?"
Seokjin bermonolog.

Lelaki itu menambahkan sedikit garam, lalu ia mengaduk lagi, dan kembali menyicipnya. Ia masih mengernyit. Ia menghela napas kesal. "Apa sih, yang kurang?"

"Hyung? Kau di mana?"

Seokjin mengerjap mendengar suara itu, ia buru-buru mengecilkan api dan melepas celemeknya. Ia berlari ke arah suara itu berasal.

"Sudah bangun?" tanya Seokjin lembut, ia duduk dipinggir kasur, mengusap-usap rambut Namjoon.

Namjoon mengambil jemari yang sedang mengusap rambutnya itu lalu menyiuminya. Ia mencium bau lain di sana.
"Kau sedang memasak apa?"

"Bubur, untukmu." jawab Seokjin. "Ayo keluar."

Tangan Namjoon yang lainnya menarik pinggang Seokjin agar lebih mendekat, ia melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya itu. "Satu menit."

"Nanti buburmu tidak enak, aku belum sempat mematikan kompor, Joon." ujar Seokjin pelan sambil menyisir rambut Namjoon yang berantakan.

Namjoon cemberut. "Sebentaaaar, kakiku masih sakit, makannya di sini saja, bagaimana?"

Kalau lelaki itu tidak sedang sakit, Seokjin yakin seratus persen ia akan menerjang bibir Namjoon sekarang juga. "Jangan cemberut, kau membuatku ingin memakanmu."

Namjoon menahan tawanya. "Benarkah? Oke aku akan cemberut terus untuk hari ini."

Seokjin pura-pura marah dengan melepaskan tangannya yang masih digenggam Namjoon. "Aku pergi kalau begitu."

Otomatis Namjoon kembali cemberut. "Jangan." ia menarik tangan Seokjin lagi. "Makan saja aku."

Gantian, kini Seokjin yang cemberut. "Bagaimana bisa aku memakanmu kalau kakimu masih diperban seperti itu!"

Namjoon melirik kakinya, ia mendesah mengingat dua hari yang lalu ia berlari terlalu kencang saat mengejar copet dan tidak melihat ada besi tajam didekat kakinya. Ia menghantam besi tersebut lalu mendapatkan tujuh belas jahitan di sana.

"Aku tidak habis pikir ada detektif ceroboh seperti dirimu." sindir Seokjin.

"Jangan salahkan aku!" ujar Namjoon tidak terima, lalu suaranya mengecil. "Salahkan besinya."

Seokjin melepas tangan Namjoon perlahan. "Kuambilkan buburmu sebentar."

Ia mengambil bubur yang ia buat dan juga satu gelas air, lalu membawanya kembali ke kamar Namjoon. Lelaki itu merangkak naik ke atas kasur, lalu membantu Namjoon duduk dibersender.

"Hyung, kepalaku sangat pusing, aku tidak bisa duduk." ujar Namjoon pelan.

"Tapi kau harus makan, Namjoon-ah."

Namjoon menaruh kepalanya di paha Seokjin. Ia menggeser kakinya perlahan agar posisinya nyaman. "Kalau seperti ini memang tidak bisa, ya, makannya?"

Seokjin mengambil mangkuk buburnya lalu menyendok sedikit, ia meniup-niup perlahan. Kemudian menyuapkan ke Namjoon.

"Ada yang kurang?" tanya Seokjin saat Namjoon sedang mengunyah.

Namjoon mengangguk. "Sepertinya ada karena rasanya tidak seperti biasa, tapi tidak apa-apa, tetap enak!"

"Kau yakin, tidak apa-apa?"

Namjoon mengangguk. "Bahkan jika kau memasak batu, aku akan memakannya, Hyung, asal kau yang menyajikan."

Seokjin kembali menyuapkan buburnya pada Namjoon. "Sakit jiwa."

Namjoon tertawa kecil, lalu menelan habis buburnya. "Hyung, cium aku."

Seokjin menaikkan alisnya. "Hm?"

"Cium akuuuuu!" rengek Namjoon. "Aku terlalu pusing untuk mengangkat kepalaku dan menciummu."

Seokjin menunduk lalu mengecup bibir pria itu sekali.

"Lagi."
ujar Namjoon.

Seokjin mengecupnya lagi.

"Lagi."

Seokjin menahan tawanya namun ia tetap mengecup Namjoon.

"Lagiii."
ujar Namjoon yang kini sedang memejamkan matanya, ia tertawa kecil.

Seokjin ikut tertawa seraya mengecup bibir Namjoon.

"Lagi, lagi, lagi, lagi."

Seokjin menunduk empat kali. "Cup, cup, cup, cup." Ia sengaja membuat suara itu untuk membuat Namjoon tertawa.

Dan lelaki itu tertawa. "Lagiiiiii."

Kali ini, Seokjin menekan kepalanya dan melumat bibir Namjoon pelan. Namjoon yang merasakan itu hanya pasrah, karena pening di kepalanya masih sangat terasa.

Seokjin menggigit bibir bawah Namjoon pelan sebelum menyudahi ciumannya. Namjoon melihatnya dengan tatapan kecewa yang sangat jelas. Seokjin tersenyum seraya menggesekan hidungnya pada hidung Namjoon. "Habiskan makanmu lalu kita lanjutkan sampai kau memohon untuk berhenti."

Namjoon tertawa mendengar itu. "Can't wait for it."

*

[ aku kangen banget sama namjin T.T ]

• quiescent Where stories live. Discover now