31. Cotton Candy Kiss

1.4K 44 0
                                    

happy reading

Satu bulan kemudian.

Leana dan Gior membawa kopernya keluar dari bandara untuk mencari kendaraan. Sudah waktunya mereka berdua membantu Diana menemukan jodohnya kembali. Di sinilah mereka sekarang, tempat dimana mereka akan  membawa pulang seseorang untuk Diana.

"Selamat datang di Jepang," ucap seorang dari perusahaan Gior yang datang membantu Gior dan Leana. "Saya Aldin yang akan membantu tuan Gior dan nyonya Leana selama di jepang."

"Baik, terima kasih," ucap Gior lalu menarik Leana masuk ke dalam mobil.

Pertama kalinya untuk Gior dan Leana pergi  bersama ke negara lain. Awalnya orang tua Leana tidak setuju dengan kepergian mereka berdua. Adam beranggapan Gior akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Leana.

Gior pun menjawab "Gak lah om, nanti yang pertama gak spesial lagi dong." Dan Adam langsung melotot ke arah Gior. Jika tidak ditahan oleh Leana dan Tanisha, mungkin vas bunga yang ada di atas meja sudah berpindah ke wajah Gior. Akhirnya dengan bantuan Leana yang meyakinkan Adam, mereka pun di ijinkan.

Pencarian Samuel di Jepang dilakukan tanpa sepengetahuan Diana. Gior lah yang mengetahui Samuel dimana karena diberi tahu oleh Livia. Leana sempat marah dengannya karena menemui Livia di rumahnya yang berdekatan dengan rumah milik Gior itu.

Tanpa disadari, Gior dan Leana sudah sampai di depan gedung besar yang akan menjadi tempat penginapan mereka selama beberapa hari kedepan. Mereka berdua melangkah memasuki hotel tersebut. Sedangkan Aldin sibuk dibelakang Gior dengan barang bawaan.

Dibukalah pintu kamar untuk Gior dan Leana. Kamar yang sangat megah untuk ditinggali sepasang kekasih. Leana mengelilingi kamar tersebut dan terpukau dengan keindahan kamar tersebut. Ia beralih ke balkon kamar mereka. Leana berdiri merasakan hembusan angin sambil melihat keindahan kota di Jepang. Gior menghampiri Leana dan memeluknya dari belakang. Leana tersentak lalu menoleh ke arah Gior.

"Gimana? Suka gak?" tanya Gior sembari menatap Leana. Leana mengangguk senang.

"Iya, bagus disini." Gior memutar tubuh Leana sehingga menghadap ke Gior.

"Kita bisa ngelakuin apa aja loh," bisik Gior dengan senyum menggoga miliknya.

"Hah ..." Leana tertegun. Gior memajukan wajahnya ke arah wajah Leana. Semakin dekat semakin membuat jantung Leana berdegub kencang. Saat jarak mereka hanya sejengkal, terdengar ketukan pintu yang membuat Gior menjauhkan wajahnya tiba-tiba.

Tok tok

"SIAPA SIH?!" geram Gior menoleh ke arah pintu.

"Maaf tuan, saya ingin memberi tahu kalau semua barang sudah saya rapikan," ucap Aldin menundukkan kepalanya, takut untuk menatap Gior.

"Aish... yaudah sana," ucap Gior datar tetapi terdengar tegas. Leana hanya tertawa melihat reaksi Gior tersebut. Saat Aldin sudah keluar dari pintu kamar, Gior kembali menatap Leana yang sedang tersenyum geli.

"Ayuk lagi," ucap Gior tersenyum lalu mndekatkan wajahnya kembali. Tangan Leana menahan wajah Gior untuk berhenti.

"Aku mau mandi duluan, ya," ucap Leana dan dengan cepat ia berlari meninggalkan Gior yang memberikan ekspresi kesal dan geram dengan Leana.

"LEANA!!" Gior mengejar Leana dan membuat mereka berdua mengelilingi kamar sambil berlari-larian.

Malamnya, Gior dan Leana pergi keluar dari kamar untuk mencari makanan. Leana meraih hoodie berwarna hitam milik Gior.

"Gior" panggil Leana kepada Gior yang sedang mencari-cari baju.

"Hm?" balas Gior tanpa menoleh.

"Aku mau pinjem hoodie kamu, boleh gak?" tanya Leana dengan memasang wajah yang memelas dan diimut-imutkan. Gior menoleh kearahnya dan mengerutkan dahinya.

"Tumben? Kenapa?" tanya Gior.

"Aku suka aja," ucap Leana dengan malu-malu. Gior pun tersenyum geli dan menganggukkan kepalanya. "Makasih sayang!" Leana segera memakainya dengan riang dan berdiri di depan kaca besar.

"Lucu, kegedean," ucap Gior dengan kekehannya.

Udara malam ini sangat dingin dikarenakan akan memasuki musim dingin beberapa minggu lagi. Gior dan Leana berjalan berdampingan dengan saling mengunci jemari mereka. Mereka berkeliling di dekat hotel untuk mencari makanan yang enak. Sangat banyak makanan-makanan yang menurut Leana lucu untuk dimakan.

"Kamu mau makan?" tanya Gior yang sudah menahan lapar di perutnya. Ia hanya memperhatikan Leana yang sangat gembira melihat-lihat jajanan kecil.

"Mau sushi," tunjuk Leana ke salah satu restoran sushi  yang cukup ramai. Gior mengangguk menuruti kemauan kekasihnya itu.

Gior dan Leana segera menghampiri restoran tersebut dan ikut mengantri di baris yang sudah ditentukan. Banyak pasangan yang ikut mengantri di depan mereka berdua. Leana mulai memainkan ponselnya. Gior melirik ke arah Leana dan sedikit kesal karena terabaikan oleh Leana. Gior pun merampas ponsel Leana dari tangan Leana tiba-tiba.

"Gior ih! Bikin kaget deh," ucap Leana dengan kesal dan dibalas tawa geli Gior.

"Salah sendiri main hp mulu, kita harusnya kayak pasangan lain tuh, mesra-mesraan," ucap Gior dan menunjuk beberapa pasangan yang sedang berpelukan, saling merangkul dan bercanda tawa.

"Oke, tapi balikin hp aku," bujuk Leana.

"Hm ... tapi jangan dimainin, ya," ucap Gior memperingati Leana dan dibalas anggukan.

Selang beberapa lama, mereka duduk di salah satu meja yang kosong yang memesan makanan. Leana cukup memesan banyak makanan dan membuat Gior terperangah dengan Leana. Sebenarnya tidak heran Leana memesan banyak karena ia sangat menyukai sushi.

"Kamu yakin mau habisin semua?" tanya Gior dengan lembut.

"Iya, aku laper," ucap Leana dengan wajah yang dibuat cemberut lalu ditarik satu sisi pipi Leana oleh Gior.

"Gemesin." Leana teraduh-aduh karena kesakitan di pipinya.

Mereka tertawa bersama dan saling memberikan candaan dari datangnya makanan sampai saat makanan mereka habis. Gior dan Leana kembali berjalan ke arah hotel untuk istirahat. Tetapi Leana memperlambat waktu mereka dengan berhenti di setiap kios makanan yang terlihat ramai olehnya. Gior tetap menemani Leana tanpa protes dengan tingkah laku tunangannya tersebut.

"Gior.. aku mau yang warna pink," ucap Leana saat melihat gulali dengan ukuran besar berbentuk hati.

"Ya udah beli aja." Leana mengambil gulali tersebut dan Gior yang membayar.

Itulah kios terakhir yang didatangi Leana. Mereka kembali berjalan ke hotel yang sudah tidak jauh dari pandangan mereka. Leana sibuk dengan gulali di tangannya. Ia memakan dengan potongan yang besar. Gior sangat tidak tahan untuk mencubit pipi Leana yang menjadi lebih chubby.

Leana kembali mengambil gulali dengan potongan yang sangat besar karena ia ingin memakan semua sisi gulali yang berwarna pink. Ia memasukan ke dalam mulutnya tetapi jelas tidak muat. Masih tersisa gulali di bibirnya yang tidak dapat ia makan. Gior melihat Leana dengan pandangan bingung lalu terkekeh. Ia mendekatkan wajahnya dengan Leana dan memakan gulali yang tersisa di bibir Leana dengan bibirnya. Leana tertegun dengan tingkah Gior. Sedangkan Gior memakannya dan menganggukan kepalanya.

"Hm manis, yuk jalan lagi," ucap Gior lalu menarik lengan Leana untuk berjalan. Leana masih dengan tubuh mematung lalu mengedipkan kedua matanya dengan cepat. Ia menoleh ke arah Gior dengan wajah yang sangat datar.

"Gior ..." ucap Leana pelan dan menatap Gior.

"Kamu mesum!" bentak Leana lalu berjalan cepat meninggalkan Gior yang sedang tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya,

"Leana tunggu," Gior berlari mengejar Leana dengan tawa yang masih belum reda.

Leana membuang tongkat gulalinya yang sudah bersih tanpa sisa gulali. Gior sudah berhasil mengejar Leana dan tiba-tiba tubuh Leana terasa berayun karena Gior mengangkat tubuhnya ala bridal style lalu memasuki kamar. Leana menjerit terkejut.

TBC

Jangan lupa VOTE❤️

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang