15. Bubar

1.7K 111 35
                                    

"Berpisah dengan rasa sayang
Memang tidak mudah.
Namun, berpisah dengan rasa benci
Lebih menyakitkan."

•••

"Kita selesai aja ya?" Pertanyaan yang lebih cenderung ke 'pernyataan' tersebut membuat kerutan di dahi Gior.


"Loh kok selesai?" Gior menatap Leana tanpa kedip.

Leana merasa semakin gugup untuk mengatakannya. Bohong kalau ia merasa tidak sedih, Leana terlihat nekat untuk membubarkan hubungannya. Namun memang itu yang ia mau saat itu.

"Kamu udah deket sama Livia, tante Ranny juga akrab sama Livia, aku ngerasa emang dia yang cocok buat kamu." Leana menahan air matanya sekuat tenaga agar tidak jatuh di depan Gior.

"Aku gak ada apa-apa sama Livia, Leana. Aku gak pernah akrab sama dia," jelas Gior dengan baik-baik.

"Tapi aku udah gak bisa lanjutin ini. Pertama, kak Diana yang masih sayang sama kamu. Kedua, Livia, tetangga kamu yang deket sama kamu. Jadi aku itu sulit Gi ..." lirih Leana dengan mata berkaca-kaca.

Leana berdiri untuk meninggalkan Gior. "Aku anter pulang ya,"

"Gak usah, aku bareng Diandra aja." Leana menghentakan kakinya menjauh dari Gior. Ia melihat Diandra yang sedang berdebat ria bersama Livia.

"Dasar cewe gila!" geram Livia.

"Gua Diandra bukan 'gila', itu kan elo," jawab Diandra yang tak kalah kesalnya.

"Dian, balik yuk," ajak Leana tiba-tiba.

"Lo udah selesai ngobrol? Kok mata lo sembab?" tanya Diandra dengan khawatir.

"Udah entar aja gua jelasinnya, ayuk ..." rengek Leana kepada Diandra.

"Iya-iya ayuk."

"Makanya, kalo pilih cowo tuh tau diri sedikit. Gior kan ganteng mana mau dia sama cewe kayak elo gitu," ucap Livia dengan senyum meremehkan.

"Heh Chucky! Gak usah ikut campur lo!" bentak Diandra dengan galak. Lalu menarik Leana untuk pulang.

Saat di dalam mobil, Leana menceritakan semua yang ia katakan kepada Gior tadi. Diandra menghela napasnya dengan berat. Tindakan Leana tidak dapat ia salahkan sepenuhnya, melihat Livia yang akrab dengan Gior dan Ranny.

"Gua gak tau bakal nyesek atau enggak, gua cuma gak mau sakit hati aja Di." Tangis Leana berlanjut.

"Iya gua ngerti, lo omongin entar sama bonyok lu."

***

Leana segera masuk ke dalam rumah setelah Diandra pergi. Ia melihat sekeliling untuk mencari kedua orang tuanya. Bi Ani menghampiri Leana.

"Non cari apa ya?" tanya Bi Ani.

"Papa sama Mama dimana ya Bi?"

"Oh ada non, di kamarnya, mau Bibi panggilin?"

"Boleh deh Bi, tolong ya," ucap Leana dengan senyum tipis.

Leana menunggu di ruang keluarga dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya dan beberapa buku di tangannya.

"Ada apa Leana?" tanya Tanisha yang mulai mendekat ke arah Leana bersama Adam.

"Ma, Pa, Leana mau ngomong sesuatu," ucap Leana dengan wajah gugupnya. "Leana mau selesai sama Gior, sama perjodohan semua ini."

Leana tidak dapat menahan air matanya. Setiap kata yang ia ucapkan seakan menggores hatinya. Memutuskan untuk putus dengan Gior berarti ia tidak akan bertemu dengan Gior untuk waktu yang lama.

"Loh emang ada apa Leana?" tanya Tanisha dengan cemas melihat putrinya menangis sesegukan dengan wajah yang ditutup oleh kedua telapaknya.

Leana bimbang, apa ia harus mengatakan yang sejujurnya atau membuat alasan lainnya. Leana memang bukan anak yang suka berbohong kepada orang tuanya.

"Leana.. lihat Gior lagi dekat sama cewe lain Ma.. bahkan tante Ranny sampai akrab sama cewe itu.. Leana sedih Ma.. Leana gak mau lanjutin semua ini." Suara tangis Leana semakin kencang.

Adam dan Tanisha pun beradu pandang dengan cemas. Mereka tidak ingin Leana untuk berpisah dengan Gior berpisah, namun melihat putrinya menangis dengan sakit hati itu, mau tidak mau Adam dan Tanisha menyetujui keinginan Leana.

"Ya udah, nanti malam kita datang ke rumah Gior bareng-bareng ya. Kita omongin baik-baik," ucap Adam kepada Leana dan dibalas anggukan kepalanya.

Leana berdiri dan menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia segera merebahkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya di bantal. Agar suara tangis darinya tidak di dengar.

Klek

Suara pintu kamar Leana terbuka. Namun, Leana tidak berniat untuk mengecek siapa yang masuk ke dalam kamarnya itu.

"Lo bubar sama Gior?" Tanpa menoleh pun, Leana tahu bahwa yang barusan masuk adalah Diana.

"Iya Kak," jawab Leana dengan posisi yang sama.

"Kok bisa?" Diana terlihat bingung dengan keputusan adiknya itu.

"Gior.. kayaknya lagi dekat sama cewe lain Kak." Dahi Diana berkerut. Menurutnya, tidak ada wanita lain yang mendekati Gior selain dirinya dan adiknya ini.

"Siapa?!" tanya Diana dengan sedikit membentak.

"Livia, tetangganya." Mata Diana melebar, nafasnya menjadi menggebu-gebu.

"Anak itu deketin Gior?! Berani-beraninya dia!" Leana membalikan tubuhnya menghadap Diana.

"Kakak kenal Livia?" tanya Leana. Diana tidak menjawab, ia hanya diam menatap Leana dan pergi begitu saja.

"Kakak kenal Livia," gumam Leana saat Diana pergi.

TBC

Jangan lupa vote ya! ❤

TERIMA KASIH

•••

My Sister's EX ✔Where stories live. Discover now