11. Kabur Dari Rumah? (2)

2.2K 153 31
                                    

Happy reading

••

Adam dan Farrel berlari menghampiri ke kamar Diana dan melihat Tanisha yang duduk menangis di pelukan Ranny. Leana ikut panik saat mendengar Diana tidak berada di kamarnya.

"Gi, kak Diana dimana ya?" tanya Leana dengan cemas. Bahkan matanya pun sudah berkaca-kaca.

"Aku gak tahu tapi pasti Diana aman, udah gede dia," ucap Gior dengan santainya. Leana merasa terkejut mendengar perkataan Gior.

"Kok kamu ngomong gitu sih? ..." tanya Leana dengan nada yang kecewa.

"Dia nyakitin kamu aja bisa, masa jaga diri aja gak bisa sayang," jawab Gior.

"Gior, aku tau kamu gak suka kak Diana, tapi jangan kelewatan juga dong Gi ..." ucap Leana dengan kesal namun juga masih nada yang pelan.

"Aku tau dia kakak kamu, tapi kamu tau sendiri kan, dia bisa jaga diri dia sendiri Leana," balas Gior dengan tenang.

"Aku bingung sama kamu, kalo kamu gak pernah suka sama kakak aku, jangan terima dia, sekarang dia sakit hati Gi," ucap Leana dengan amarahnya yang sudah meluap. Gior tertegun sesaat.

"Aku tau aku salah terima dia, tapi bukan berarti dia gak salah Leana," ucap Gior yang sudah terpancing. Leana pun semakin kesal dengan jawaban Gior tersebut.

"Jujur aku jadi bimbang Gi, aku perlu waktu." Leana meninggalkan Gior yang masih berdiri mematung. Ia naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya. Gior menghembuskan nafasnya dengan kasar.

•••

"Aku yakin dia pergi dari rumah Dam," ucap Tanisha dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Iya Ta, kita segera cari Diana, aku udah hubungin anak buah kok," balas Adam sambil mengelus puncak kepala Tanisha.

"Tenang aja Ta, gua juga udah suruh anak buah gua cari Diana, pasti ketemu Ta." Farrel pun ikut membantu mencari anak temannya itu.

"Udah Ta, lo tenang dulu aja." Ranny memeluk Tanisha yang duduk di atas kasur Diana.

"Thanks ya Rel, Ran," ucap Tanisha berterima kasih kepada Farrel dan Ranny.

Adam menemani Farrel dan Ranny sampai di depan rumah, keluarga Gior pun pulang ke rumah.

•••

Setelah Leana meninggalkan Gior di bawah, ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mulai menangis. Ia merasa Diana kabur dari rumah karena dirinya, tetapi Leana juga tidak dapat berbuat apa-apa. Adam yang membuat perjodohan ini dan Diana menolaknya. Andaikan Leana tidak menerima semua ini, keluarganya akan tetap seperti biasanya.

Leana berpikir apa lebih baik jika ia mundur dari perjodohan ini dan membiarkan Diana yang melanjutkannya. Ia tidak dapat membohongi hatinya, ia memang sudah jatuh cinta kepada Gior dan ia takut jika Gior menganggapnya seperti barang yang dapat ia lempar kepada orang lain. Leana terus menangis dan memeluk gulingnya sampai ia tertidur.

Satu jam yang lalu di kamar Diana.

Diana membanting pintu kamarnya dan menguncinya. Ia meraih tas yang cukup besar dan berjalan ke arah lemari bajunya. Diana kecewa terhadap keluarganya.

'Hidup gua memang menyedihkan, gak ada yang sayang sama gua lagi, semua dirampas sama adik gua sendiri, Leana. Adik yang gak pernah gua harapin keberadaannya, sejak dia lahir, dia selalu mencuri perhatian papa dan mama. Bahkan saudara gua selalu membanding-bandingkan gua dan Leana, tetapi gua selalu sabar dan tetap baik sama Leana. Sampai akhirnya Leana dijodohkan sama Gior, lelaki yang mengisi hati gua beberapa hari lalu. Namun, tetap Leana yang terpilih. Gua benci keluarga gua, gua benci Leana, lebih baik gua keluar,' batin Diana.

Setelah ia selesai merapikan baju-bajunya ke dalam tas miliknya, ia membuka jendela dengan lebar dan cepat-cepat melompat. Bunyi lompatan tersebut cukup keras dan ia harus cepat pergi dari tempat itu.

Diana menghiraukan rasa sakit di kakinya. Setelah ia merasa sudah cukup jauh dari rumah, ia mulai berjalan dengan santai.

Diana bingung ia harus pergi kemana malam ini, ia terus berjalan tanpa henti. Lalu tiba-tiba terlintaslah satu tempat yang ia yakin akan menerima dirinya.

•••

"Kayak begini aja baru cari gua," ucap seseorang di seberang Diana.

"Gua gak tau harus kemana Sam," ucap Diana dengan mata kosongnya.

"Dan lo gak mau cerita kenapa?" Samuel menghampiri Diana yang sedang duduk di sofa.

"Gua benci keluarga gua Sam," lirih Diana dengan air mata yang mulai mengalir.

"Lo gak boleh gitu, mereka sayang sama lo dengan cara yang berbeda Di." Samuel meraih tubuh Diana ke dalam pelukannya.

"Udah lo istirahat aja ya," ucap Samuel membawa Diana ke kasur miliknya dan menyelimuti Diana. Sementara Samuel duduk di sofa tadi dan menatap Diana tanpa henti.

TBC

Jangan lupa di vote loh ya! ❤

TERIMA KASIH

•••

My Sister's EX ✔Where stories live. Discover now