25. Hanya Hari Bahagia

1.2K 53 4
                                    

"Diana ...?" gumam Gior melihat Diana yang berpelukan bersama Samuel.

"Kak Diana kayaknya udah pacaran sama Samuel?" tanya Leana ragu-ragu. Gior mengangguk setuju.

Mereka kembali berbincang-bincang ringan sembari menunggu kedatangan Adam dan Tanisha. Sebenarnya Diana sudah membawa mobil pribadinya sendiri, hanya saja Adam dan Tanisha ingin mengucapkan terima kasih lebih dulu kepada Gior dan keluarga. Sehingga mobil Diana ditaruh ke rumahnya dan kembali ke rumah Gior dengan diantar oleh Samuel.

"Itu Adam udah dateng," ucap Ranny menunjuk seorang pria memasuki gerbang pintu rumahnya bersama wanita.

Mereka jelas berterima kasih dan mampir sejenak. Banyak hal yang mereka ceritakan dan tentu saja dunia menjadi milik kedua pasangan suami istri tersebut. Leana dan Gior juga tidak ingin kalah, mereka bermesraan di sudut dan saling tertawa. Sementara Diana, ia duduk di dekat Leana bersama Samuel. Walau tidak ada perbincangan diantara mereka berdua, tetapi cukup hangat dilihat.

"Ya udah kita pamit dulu, ya," pamit Tanisha dan yang lainnya. Gior membantu Leana membawakan koper miliknya. Sampai semua masuk ke dalam mobil, Gior dan keluarga baru kembali ke dalam rumah.

•••

"Tadi cowok yanh dari kafe waktu itu, kan, Diana?" tanya Tanisha penasaran saat ia melihat Diana dan Samuel saling berbincang tadi.

"Iya, Ma," sahut Diana singkat. Tanisha tersenyum menggoda.

"Kamu pacaran ya sama dia?" Diana mengulum senyumnya dan mengangguk pelan. Mata Tanisha dan Leana terbelalak.

"Yakin dia baik?" celetuk Adam mengernyit dahinya dan melirik ke arah Diana.

"Baik kok, Pa, kapan-kapan ngobrol aja," ucap Diana gembira. Ini adalah pertama kalinya Diana terlihat gembira dihadapan kedua orang tuanya. Tetapi, sampai saat ini ia dan Leana belum juga akrab seperti dulu.

•••

Memang benar apa kata orang, pasangan baru pasti ingin selalu bertemu setiap waktu. Dan hal tersebut terjadi kepada Samuel dan Diana. Baru saja Diana sampai di rumahnya siang hari, Samuel seakan sudah rindu dengan kekasihnya itu. Tak seperti biasanya yang mudah untuk bertemu karena mereka bersebelahan, sekarang Diana sudan kembali ke rumahnya. Samuel menghubungi Diana untuk bersiap-siap untuk ia jemput.

"Emang kita mau kemana?" tanya Diana senang. Tidak dipungkiri, ia juga merasakan hal yang sama.

"Hm, temenin aku ke kafe aja mau?" Diana menganggukkan kepalana cepat, seakan Samuel dapat melihatnya. Tentu saja Samuel tidak tahu jika Diana menganggukkan kepalanya.

"Mau, aku langsung ke sana aja, kamu gak usah jemput." Samuel merasa bangga Diana dapat melakukannya sendiri, tidak seperti wanita lain yang ingin selalu dijemput. Tetapi hal itu sedikit mengusik hatinya, ia ingin berduaan di dalam mobil bersamanya.

"Ya udah kalo kamu mau sendiri, aku tunggu ya!" Diana mengakhiri teleponnya saat Samuel mengucapkan itu. Ia segera mengganti pakaiannya menjadi lebih rapih.

"Ma, Pa, jalan dulu, ya," pamit Diana berlari ke luar rumah tergesa-gesa. Terlihat dari penampilannya, kedua orang tua itu sudah tahu Diana ingin bertemu siapa.

"Diana jadi lebih bahagia ya sekarang," puji Tanisha ikut merasa senang melihat putrinya lebih bahagia. Leana yang duduk bersama dengan Adam dan Tanisha, ia ikut menganggukkan kepalanya setuju.

"Kamu tau kapan Diana pacaran?" tanya Adam kepada Leana. Leana mengerutkan dahinya sambil menatap ke arah atas kiri. Seperti tengah berpikir, ia akhirnya menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak tau, tiba-tiba kak Diana jadi lebih serung senyum aja waktu itu sambil liat hp, terus juga gak jutek lagi kayak dulu," ucap Leana dengan senang. Jujur saja, ia mengharapkan hubungannya dengan Diana kembali seperti semula. Saling bercerita dan menggoda. Ia yakin Diana akan baik kepadanya lagi.

"Bagus deh, siapa nama cowoknya itu?" tanya Tanisha sambil memejamkan matanya untuk mengingat.

"Samuel," sela Leana.

"Oh iya Samuel ... baik juga kok keliatannya, dari awal Mama udah ngerasa kalo dia sayang sama Diana," jelas Tanisha. Adam menggelengkan kepalanya lelah melihat istrinya yang terus-terusan membicarakan Samuel.

"Baik sih baik, tapi gak pernah ketemu aku, gimana mau direstuin?" dumel Adam dan dibalas tepukan di lengannya oleh Tanisha.

"Ih kamu itu! Biarin aja sih, emang kalo ketemu kamu mau kamu apain?" omel Tanisha sebal.

"Hmm ... itu liat entar." Tanisha mendengus mendengar jawaban suaminya itu. Leana hanya bisa tertawa melihat perdebatan orang tuanya itu.

"Oh iya Leana, kamu udah bilang Gior kalo kamu bakal ke Paris buat kuliah?" Senyum Leana memudar mendengar ucapan Tanisha. Bagaimana bisa ia lupa memberi tahu Gior tentang hal tersebut.

"Oh iya! Aduh aku lupa lagi, Ma," ucap Leana dengan cemas. Ia sangat yakin Gior akan marah kepadanya.

"Kenapa belum bilang?! Cepet-cepet ketemu sama dia terus bilang!" sahut Tanisha yang tak kalah paniknya dengan Leana. Ia tidak mau sesuatu terjadi kepada hubungan Gior dan Leana untuk kedua kalinya.

TBC

Nah loh Leana mau ke Paris gak ngomong2 ...
Guys please vote cerita aku ya, kasih aku semangat dari vote kalian ❤

Terima kasih!

•••

My Sister's EX ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora