10. Kabur Dari Rumah? (1)

2.4K 159 32
                                    

Happy reading

•••

Gior dan Leana beristirahat sebentar di halaman belakang rumah Leana. Cukup jauh dengan beberapa keluarga yang sedang berkumpul di ruang tengah.

"Kamu tadi hebat banget bisa hafal begitu," ucap Leana sambil menunjukkan jempolnya pada Gior.

"Hm? Yang mana ya?" Gior mengingat-ingat apa yang telah ia hafal.

"Itu kata-kata yang pas kamu lamar aku," ucap Leana dengan wajah polosnya. Gior memicingkan matanya ke arah Leana.

"Kamu mah jahat mah," ucap Gior dengan wajah cemberut.

"Aku jahat apa?..." tanya Leana dengan pelan.

"Aku ngomong dari hati loh itu." Gior memasang wajah sebalnya. Leana tidak dapat menahan tawanya, ia tertawa dengan bahagianya.

"Iya deh iya maaf, aku kira kamu hafalin," ucap Leana dan menggenggam jemari Gior. Gior pun menjadia tidak tega melihat Leana yang memelas kepadanya. Ia segera menarik tubuh Leana ke dalam dekapannya.

"Kenapa gemesin banget sih," bisik Gior.

•••

Para tamu sudah pulang satu persatu. Tersisalah keluarga Gior dan Leana yang berkumpul di ruang tamu. Adam mengajak Diana untung ikut berkumpul kali ini. Ada sesuatu yang harus mereka tanyakan.

"Leana, gaun kamu yang kemarin ada apa?" tanya Ranny dengan baik-baik. Leana menjadi gugup saat tau mereka semua berkumpul untuk menanyakan soal ini.

"Ehm ... itu tante-" Leana menundukkan kepalanya.

"Digunting sama Diana," ucap Gior dengan cepat memotong perkataan Leana. Leana pun menoleh ke arah Gior dengan wajah terkejut.

"Loh kok bisa?" Tanya Farrel dengan terkejut namun ia masih menggunakan nada santai.

"Benar begitu Diana? Kamu gak sengaja?" Lanjut Ranny yang telah menoleh ke arah Diana.

"Sengaja dia, Ma," sambung Gior dengan suara pelannya sehingga hanya dia, Leana dan Ranny yang mendengar. Ranny berdeham kecil lalu menghampiri Diana yang sedang duduk di samping Tanisha.

"Gak apa-apa cerita aja, apa pun alasan kamu, tante terima kok," ucap Ranny dengan senyum hangatnya.

Alasan?  batin Diana.

Diana bangkit dari tempat duduknya dengan wajah kesal. Ia menatap semua orang yang berada di ruang tamu tersebut.

"Kenapa gak ada satu pun orang yang ngerti perasaan gua? Gimana rasanya ngeliat orang yang lo sayang tunangan sama adik kandung lo sendiri?" lirih Diana menatap Gior yang sedang menatapnya dengan tajam.

"IYA GUA YANG ROBEKIN! Kenapa?" pekik Diana membuat Adam naik pitam.

"DIANA! JAGA MULUT KAMU!" bentak Adam dengan tegas. Diana menghentakan kakinya dan berlari naik ke atas lalu membanting pintu kamarnya. Adam dan Tanisha menghela nafas pelan.

"Gua minta maaf atas semua kelakuan Diana, gua bakal ngomong sama dia baik-baik," ucap Tanisha meminta maaf kepada Farrel dan Ranny.

"Iya tenang aja Ta, anak muda masih kurang stabil emosinya, wajarin aja," balas Ranny menenangkan Tanisha yang terlihat sedih itu.

"Tapi dia udah kelewatan Ran." Adam ikut membuka suara.

"Diana udah dewasa Dam, lo gak bisa marahin dia yang galak-galak gitu, lo mesti omongin baik-baik bikin dia tenang," sambung Farrel yang ikut memberi masukan kepada Adam. Adam pun menganggukan kepalanya.

"Leana, kalau kamu kena masalah lagi sama Diana, bilang sama aku," ucap Gior dengan cemas.

"Tenang aja, aku yakin kak Diana bisa jadi lebih baik kok." Leana mengenggam jemari Adam dan memberika senyum hangatnya.

"Tapi dia udah keterlaluan kali ini Leana," ucap Gior dengan datar menahan amarahnya.

"Udah gak apa-apa, kakak aku begitu karena ada alasan Gi," jawab Leana dengan tenang untuk meyakinkan Gior.

"Susah buat aku menghargai Diana sebagai kakak kamu," lirih Gior lalu menghembuskan nafasnya dengan berat.

Tiba-tiba terdengar suara keras seperti sesuatu yang jatuh dari teras belakang. Seluruh keluarga segera menoleh ke arah asal suara tersebut. Adam dan Farrel menghampiri tempat itu.

"Tanisha, itu kamar Diana kan?" panggil Adam kepada Tanisha dan menunjuk ke arah jendela yang terbuka di lantai dua.

"Serius itu kamar Diana?" Farrel menjadi cemas saat tahu kamar tersebut adalah kamar Diana.

"Loh iya itu kamar Diana." Tanisha mulai panik melihat suara tersebut berasal dari kamar Diana. Ia dan Ranny segara naik ke atas untuk memeriksa kamar Diana.

Leana tidak dapat berkata apa-apa. Ia sangat khawatir jika sesuatu terjadi kepada kakaknya. Tubuhnya pun menjadi gemeteran, Gior pun ikut cemas melihat Leana yang semakin panik.

"Aku yakin Diana gak apa-apa," bisik Gior di telinga Leana.

"Aku harap begitu Gi," ucap Leana dengan cemas.

"ADAM DIANA GAK ADA DI KAMARNYA," teriak Tanisha dari kamar Diana.

TBC

Jangan lupa di vote ya! ❤

TERIMA KASIH

•••

My Sister's EX ✔Where stories live. Discover now