Take #22

2.5K 131 21
                                    

Malam yang indah berikutnya sepulang kerja.

Seharian ini Omar begitu manis dan banyak gombal. Membuat Syifa terus meleleh dibuatnya.

Dan sekarang di kamar, mereka sudah selesai mandi dan bersiap tidur. Mandinya masing-masing lho, soalnya masih belum bisa sebegitunya lah. Pokoknya mereka seperti biasa mengambil posisi masing-masing.

Tapi tiba-tiba Omar berkata "mulai sekarang tidak akan ada lagi guling diantara kita" sambil mengambil kedua guling yang biasanya menjadi tameng tidur Syifa lalu membawanya ke kamar sebelah.

"Tapi aku gak bisa tidur tanpa guling kak."rengek Syifa yang tidak dihiraukan oleh Omar.

"Syif, kalau kamu butuh sesuatu untuk kamu peluk saat tidur. Maka kamu bisa jadikan aku guling mu mulai sekarang." Jawab Omar santai saat kembali ke kamar. Lalu naik ke kasur ke sisi Syifa.

Syifa pun hanya tersenyum karena ya, mau gimana lagi.

"Dan satu lagi, mulai sekarang aku tidak akan ragu-ragu lagi." Lalu Omar pun mendekati Syifa dan menciumnya dengan penuh sayang. Dan Syifa pun hanya menurut saja pasrah dibuatnya.

Tapi begitu ciumannya sudah mulai memanas dan tangan Omar mulai nakal Syifa langsung refleks menjaga jarak dirinya dan Omar serta menahan pergerakan tangan Omar.

"Kenapa?" Tanya Omar heran lalu lanjut berkata karena Syifa hanya terdiam "semalam kamu tidak sadar saat kita melakukannya. Tapi sekarang kita bisa melakukannya lagi dengan sadar kan?" Tanya Omar dengan nada bicara antara memohon dan merayu.

"Tapi aku masih ngerasain sakitnya kak." Jawab Syifa lembut dengan nada bicara yang tidak enak hati menolak dan juga merasa ketakutan. Membuat Omar tertegun dan merasa bersalah seketika karena merasa betapa egois dirinya tidak memikirkan keadaan Syifa.

Syifa yang melihat reaksi Omar dalam diamnya seketika bingung harus berbuat apa. Dan tidak memahami arti ekspresi diam Omar itu. Akhirnya Syifa malah memutuskan segera beranjak dari kasur sambil bilang "atau enggak aku tidur di kamar sebelah deh malam ini." Karena Syifa pikir akan lebih baik untuk mereka jika tidur terpisah saja. Setidaknya sampai dirinya siap untuk itu.

"Enggak bisa." Reaksi Omar cepat sambil meraih tangan Syifa dan kembali menariknya ke atas kasur "enggak kok, aku gak bakalan melakukan apapun tanpa persetujuan mu."lanjut Omar dengan santai kali ini. Dan mencoba meyakinkan Syifa bahwa dirinya aman "Lagian semalam juga kamu yang mulai." Omar pun malah menggoda Syifa akhirnya supaya mereka bisa kembali santai.

"Ih, apaan sih? Orang semalam aku gak sadar, aku aja gak inget. Mungkin itu pengaruh alkohol tuh, makannya aku gak bisa mengendalikan diri." Syifa pun berusaha membela diri walaupun sebenarnya tetap malu kalau mengingat kejadian semalam.

"Kalau pengaruh alkohol bisa membuat kamu tidak bisa mengendalikan diri berarti sebenarnya dalam hati wuoooah." Sumpah Omar makin senang dan menjadi godain Syifa nya.

"Ih, apaan sih! Enggak gitu!"

"Ah, masa sih?" Omar makin jail bahkan mencuil pinggang Syifa.

"Kak, Omar!" Sembur Syifa sambil tertawa karena geli yang diakibatkan cuilan dan godaan Omar. Dan tidak mau kalah dengan membalas mencuil pinggang Omar juga.

Akhirnya Omar dan Syifa malahan seru main gelitikan sambil tertawa dan bercanda.

Dan pada akhirnya mereka saling bercumbu penuh cinta.
Walaupun demikian mereka harus puas hanya dengan peluk cium malam ini.

Karena untuk bikin anak secara sadar, sepertinya Omar harus bersabar beberapa waktu lagi. Setidaknya sampai Syifa merasa tidak sakit lagi.

***

Cinta SelowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang