Take #2

1.5K 131 20
                                    

"Syifa, mamah udah buatin janji dengan Tante Mira, untuk mengatur konsep resepsi pernikahan kamu dan Omar. Besok kamu sama Omar temui Tante Mira ya. Gimanapun juga kalian yang harus menentukan konsep nya. Mamah kan gak tau mau kalian gimana."

Mamah Khadijah kembali memberikan tugas untuk Syifa dan Omar untuk besok. Begitu Syifa pulang dari butiknya. Kebetulan besok adalah weekend.

Dan Tante Mira itu adalah sodara sepupu papah Sodrun yang kebetulan seorang CEO wedding organizer.

"Iya, mah." Jawab Syifa lembut.

Lalu Syifa pamit ke kamarnya untuk berganti pakaian dan membersihkan diri.

Tanpa Syifa sadari mamah Khadijah menatap haru kepadanya.

Bagaimana pun juga Syifa adalah putri bungsunya yang teramat manis yang paling mamah sayang. Namun dalam hitungan Minggu dia akan menjadi seorang istri dan akan dibawa pergi oleh suaminya.

Meskipun demikian mamah tetap bahagia karena putri kecilnya akan memiliki pasangan. Yang semoga akan menyayanginya, dan menjaganya.

Mamah tidak akan muda selamanya. Karenanya melihat anak-anaknya memiliki pasangan adalah kebahagiaan dan kelegaan tersendiri bagi mamah. Karena perasaan inilah mamah terus menatapi Syifa dengan rasa haru bercampur bahagia.

Apalagi Syifa dengan rela hati menjalani pernikahannya. Karena sebenarnya beberapa waktu lalu. Mamah dan Syifa pernah berseteru hebat. Ketika mamah dengan khawatir meminta Syifa segera menikah dan menjodohkannya dengan seorang anak temannya.

Sementara Syifa yang enggan waktu itu dengan keras menolak.

Karena itulah mamah sangat bersyukur sekarang. Karena melihat Syifa dengan ikhlas bersedia dan menerima pasangan yang dijodohkan dengannya.

Walaupun kini mamah terkesan memaksa menjodohkan putrinya. Tapi dalam hati mamah pun merasa khawatir dan takut.
Karena mamah juga tidak bisa menjamin bahwa Syifa akan bahagia bersama Omar.

Semoga saja mamah tidak melakukan kesalahan. Dan tidak membuat keputusan yang salah untuk putri kesayangannya.

Kini mamah hanya bisa menitipkan harapan baik untuk putrinya kepada sang pencipta melalui doa-doanya.

***

Di kamarnya Syifa kembali bimbang sambil memegangi hapenya, setelah selesai membersihkan diri dan kini dalam keadaan bersantai.
Syifa ingin mengabari Omar untuk memberitahunya tentang rencana besok. Tapi ragu takut ganggu.

Kalau masih ada yang perlu kita urus, hubungi aku ya.

Tapi mengingat pesan Omar sebelum pergi pas di butik. Syifa jadi yakin buat menghubungi Omar. Dan akhirnya Syifa menelepon.

"Hallo Syif." Omar langsung mengangkat teleponnya.

"Iya, hallo kak. Kakak udah di rumah?"

"Udah, ini baru selesai mandi. Kenapa?"

"Kak Omar besok ada waktu gak?"

"Kenapa emang, kangen ya?" Gombal dikit lah, biar gak kaku-kaku amat.

"Ih, GeEr aja."

"Oh, kirain."

"Ciyeeeee ngarep dikangenin." Recehannya keluar.

"Tahu aja!"

Ah, Syifa skakmat. Padahal tadinya gak mau GeEr makannya ngereceh. Tapi denger pernyataan Omar pada candaannya. Syifa jadi tersipu juga.

"Serius kak." Syifa pun kembali ke tujuan semula. Soal tersipu akibat pernyataan Omar biar jadi rahasia Syifa aja.

"Iya, maaf. Ada apa? Abisan terlalu serius. Berasa lagi meeting."

Cinta SelowWhere stories live. Discover now