Take #18

1.6K 126 24
                                    

Hari demi hari berlalu. Jika seminggu terakhir Omar dan Syifa selalu menantikan hari kunjungan pertama ke rumah orang tua mereka. Kini rasanya tidak ada lagi yang benar-benar mereka tunggu. Karena berkunjung pun bisa kapanpun. Kini mereka benar-benar hanya melewati setiap hari setiap waktu dengan Menjalaninya saja seperti seharusnya.

Namun semua hal yang mereka lalui membuat mereka semakin terbiasa bersama, terbiasa saling membutuhkan, saling memperhatikan, saling menolong, dan saling melengkapi satu sama lainnya.
Bahkan Omar dan Syifa juga menjadi saling terbiasa iseng karena mau tidak mau terkadang jiwa jailnya kumat. Dan apa boleh buat hanya bisa menjadikan satu sama lain sebagai mangsa kejailannya.

Seperti ketika di suatu pagi yang sibuk dan bersiap melakukan aktivitas, Syifa yang sedang makeup di depan cermin, walaupun hanya makeup dasar seperti memoleskan pelembab wajah, bedak, dan lipstik, tapi otomatis Syifa pasti focus dong. Eh, tiba-tiba saja Omar mencuil pinggang Syifa hingga Syifa terperanjat, kebetulan pas Syifa lagi pake lipstik. Mencoeng lah tuh lipstik sampe ke pipi.

Dan entah kenapa wajah grampy Omar yang khas itu juga menjadi nular ke Syifa. Saat kena jail Omar otomatis Syifa pun memasang wajah grampy nya dan hanya menatap Omar tajam tanpa kata yang justru malah membuat dirinya terlihat menggemaskan.

Sedangkan Omar hanya bisa tertawa puas karenanya. Meski begitu Omar tetap tanggung jawab atas kejailannya walau sambil tertawa-tawa tapi Omar segera membantu Syifa membersihkan lipstik yang mencoeng pipinya itu dengan tangannya. Sambil tidak lupa minta maaf walau tanpa merasa bersalah.

Tentu saja dengan kerendahan hati Syifa pasti memaafkannya. Tapi Syifa pun sudah pasti akan membalasnya tanpa ragu jika ada kesempatan hhmmm.

Begitulah kelakuan Omar dan Syifa kapanpun ada kesempatan keduanya akan saling menyerang. Jadi waspadalah, waspadalah.
Tapi serangnya versi Omar Syifa. Bukan versi bang Dito dan bang Aldo. Pokoknya banyak Hal-hal sederhana yang mereka lalui, mereka lakukan, yang membuat mereka semakin terbiasa dekat.

***

Rossi dan Ochi juga tetap menjadi tetangga yang baik. Dan teman lama yang baik bagi Omar. Dan Tara pun menjadi orang baru yang kadang-kadang mereka temui di saat-saat tertentu.

Siang ini di hari Sabtu yang membuat diri malas. Omar sedang tiduran di kasur dalam kamar sedangkan Syifa sedang duduk-duduk santai sambil ngotak ngatik hape di sofa di ruang keluarga.

Tiba-tiba saja Ochi membuka pintu sambil memanggil Syifa riang. Ochi memang sudah terbiasa keluar masuk sesuka hati ke rumah Marfa. Syifa dan Omar juga terbiasa membiarkan pintu tanpa kunci soalnya.

"Tante, kata mamah nanti malam makan di rumah aku ya. Mamah ulang tahun jadi mau makan-makan di rumah. Om sama Tante harus ikut. Gak boleh nolak. Ochi sekarang mau belanja sama mamah, dadah Tante."

Ochi bahkan tidak memperdulikan tanggapan dari Syifa. Dia langsung saja pergi dengan semangatnya setelah menyampaikan niatnya. Dan dari dalam mobilnya Rossi yang sedang menunggu Ochi pun berteriak keras.

"Jangan lupa ya, Syif!"

Syifa pun hanya bisa tersenyum menanggapi mereka. Lalu beranjak naik ke lantai atas untuk menghampiri Omar dan menyampaikan informasi dari Ochi barusan.

Sesampainya di kamar Omar sedang tiduran dan malas-malasan.

"Kak, barusan Ochi datang." Syifa langsung bicara menyapa suaminya itu sambil duduk di pinggiran kasur tepat di sisi Omar.

"Udah biasa kan." Sahut Omar langsung tertuju pada Syifa.

"Dia ngasih tau, katanya mbak Rossi ultah. Mereka ngundang kita makan malam bersama malam ini di rumah mereka." Syifa menjelaskan dengan santai.

Cinta SelowWhere stories live. Discover now