Take #21

2.1K 140 16
                                    

Ketika pagi tiba Omar membuka mata lebih dulu. Rasanya Omar tidak pernah merasa sebahagia ini ketika bangun. Dilihatnya Syifa masih terlelap disisinya dengan tertutup selimut dengan leher yang jenjang diantara bahunya yang terlihat tanpa pakaian.

Rasanya Omar ingin sekali membelai wajah tidurnya Syifa, mengecup keningnya dalam dan berterimakasih sebanyak-banyaknya untuk malam terindah dalam hidupnya.

Tapi Omar seketika terkejut dan refleks memejamkan kembali matanya rapat-rapat saat mendengar alarm hape Syifa berdering nyaring. Entahlah keberanian Omar menciut seketika membayangkan bagaimana reaksi Syifa saat bangun.

Seperti pengecut Omar lebih memilih menghindar dengan pura-pura tidur.

Syifa pun terkejut seperti biasanya ketika mendengar alarmnya berbunyi.

Syifa mulai menggeliat dan dirasakan kepalanya agak pening sisa mabok semalam. Tapi Syifa melawan rasa peningnya dan meraih hapenya di nakas. Tapi begitu selimutnya turun OMG...........

Kenapa gak pake baju?

Tiba-tiba Syifa melongo, kaget, terkejut, seketika membungkam mulutnya dan menyembunyikan kembali tubuh telanjangnya kedalam selimut.

Dilihatnya Omar masih tertidur dengan nampak dada yang jelas telanjang.

Apa mereka semalam begituan? Pikir Syifa panik.

Kenapa aku gak ingat?

Sumpah Syifa stress, malu, dan gak jelas rasanya. Bodo amat Syifa pun akhirnya memutuskan segera kabur ke kamar mandi dengan membungkus diri dengan selimut. Dan membiarkan Omar yang Syifa kira masih terlelap tidur.

Di kamar mandi Syifa malah kembali mikir dan mondar-mandir, tidak bisa santai. Pokoknya aduh gimana? Apa yang terjadi semalam?

Sekilas bayangan dirinya berkelebat di pikirannya. Dirinya yang terus mengoceh pasca meminum sembarang air di club, dirinya yang terus bergelayutan ke Omar. Dan parahnya Syifa ingat kalau dirinya nyosor Omar. Tapi bayangannya berhenti di sana. Syifa samasekali tidak ingat selanjutnya. Aaaah gimana ini? Apa yang sudah di perbuatannya. Malu euy!

Oh, tiba-tiba Syifa merasa mau pipis dan begitu pipis ya, ampun dirasanya sakit yang luar biasa.

Kata orang malam pertama itu sakit. Dan disisi lain Syifa merasa beruntung tidak ingat yang terjadi semalam karena bisa terhindar dari rasa sakit yang katanya itu. Yang jelas rasa sakit yang dirasakannya saat ini adalah bukti bahwa semalam dirinya dan Omar benar-benar melakukannya.

Gimana mungkin aku melakukan itu dengan kak Omar tanpa sadar? Apa aku melakukannya dengan benar? Apa aku memalukan? Gimana aku semalam? Apa yang sudah terjadi?

Syifa benar-benar malu membayangkan kejadian semalam yang sama sekali tidak bisa dia ingat dengan jelas. Syifa takut kalau dirinya mempermalukan diri dan tidak melakukan dengan benar.

Syifa samasekali merasa tidak apa-apa jika dirinya dan Omar melakukan itu. Karena mereka suami istri yang sah. Di tambah lagi Omar adalah lelaki yang disayanginya. Lagipula Sudah kewajiban Syifa jika Omar menginginkan dirinya. Tapi melakukannya dengan keadaan tidak sadar. Syifa benar-benar merasa ada yang tidak benar.

Lebih dari apapun Syifa merasa sangat malu, aaah pokoknya Syifa gak mau ketemu Omar.

Sementara itu Omar yang ditinggalkan Syifa di atas kasur dilanda rasa gelisah. Setelah mengenakan kembali pakaiannya kini Omar berusaha menenangkan diri. Dan memikirkan cara terbaik menghadapi Syifa serta memberikan penjelasan padanya.

Sumpah Omar juga takut kalau Syifa marah dan tidak mau lagi bertemu dengannya. Atau bahkan mungkin Syifa akan menyalahkannya.

Duh, mana Syifa gak keluar-keluar dari kamar mandi lagi. Kini Omar pun stress pasca menikmati kenikmatan sesaat yang semalam itu. Memang benar hanya kesabaran yang berbuah manis.  Ya, ampun kok jadi gini sih?

Cinta SelowNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ