Take #19

1.5K 141 9
                                    

Hari sudah pagi, alarm sudah berdering nyaring untuk kesekian kalinya, sedangkan Syifa masih terlelap dalam tidurnya. Dering alarm itu samasekali tidak mengusik nya.

Dan akhirnya Omar yang merasa terganggu dengan dering alarm itu dan diapun mulai terjaga. Lalu meraih alarm di hape tersebut kemudian mematikannya.

Ternyata sudah jam lima pagi. Dan begitu melihat ke arah Syifa ternyata dia juga masih terlelap.

Pasti akibat tidurnya terganggu semalam gara-gara ngurusin Omar. Makannya bablas tidurnya sekarang.

Omar juga malah menatapi wajah tidur Syifa alih-alih bergegas bersiap sholat subuh.

Sebenarnya Omar ingin bangunin Syifa dulu sebelum bersiap sholat subuh, karena kalau siap-siap sholat subuh dulu yang ada bangunin Syifa nya kesiangan. Tapi lihat Syifa yang tertidur pulas seperti ini membuat Omar merasa gak tega bangunin.

Enggak bisa, yang ada malah membiarkan Syifa berdosa jika tidak di bangunkan.

Akhirnya setelah menyadarkan diri Omar pun membuka mulutnya lebar-lebar untuk memanggil Syifa, tapi gak jadi deh.

Karena tiba-tiba saja Omar ingat bagaimana Syifa membangunkannya setiap pagi.

Syifa selalu memanggil dan mengajaknya bangun dengan suara lembut dan sentuhan penuh perhatian. Membuat Omar merasa tidak punya alasan dan sukarela untuk menuruti ajakan Syifa untuk bangun.

Omar pun ingin Syifa merasa seperti itu untuk bangun. Akhirnya Omar membangunkan Syifa dengan benar. Dijauhkannya guling dari pelukan Syifa lalu Omar mendekati Syifa tapi belum sempat Omar memanggil Syifa eh, malahan Syifa menggeliat dan semakin mendekatkan diri ke Omar lalu memeluk tubuh Omar seperti memeluk gulingnya.

Omar pun terdiam sesaat, nafasnya tersentak, dan jantungnya berdetak lebih kencang.

Tidak, ini tidak bisa dibiarkan selain tidak baik untuk jantung dan menyebabkan kewajiban sebagai seorang muslim terabaikan, ini juga membuat Omar mulai merasa kepanasan.

Akhirnya setelah hanya sesaat terdiam Omar pun segera menyadarkan dirinya lalu langsung berdehem kemudian memanggil Syifa dengan lembut dan mengajaknya untuk bangun. Bahkan Omar juga membelai rambut Syifa ketika Syifa tidak kunjung merespon panggilannya.

"Syifa~ Syifa~ Syif, bangun yuk!" Dan begitu Syifa membuka matanya ketika belum sepenuhnya sadar dan masih nyaman dalam pelukannya, Omar pun kembali berkata "sudah jam lima lho. Nanti kita kesiangan subuh nya. Bangun yuk!"

Begitu mendengar ucapan Omar kali ini kesadaran Syifa pun full dan dirasakannya posisinya saat ini dengan Omar begitu dekat bahkan dirinya memeluk begitu erat.

"A, ak, aku kesiangan ya?" Syifa pun seperti orang kaget langsung menjauhkan diri dari Omar lalu bangun dan turun dari kasur dan berdiri tegak di lantai sambil gegaruk gak karuan.

"Panik banget! Gapapa kali Syif. Mungkin itu efek tidur mu terganggu karena ngurusin aku semalam. Santai sih." Omar yang sudah berhasil menenangkan diri sejak tadi menanggapi kepanikan Syifa dengan santai dan wajar.

"Ya, sepertinya gitu. Aku mau siap-siap sholat subuh deh, mau wudhu." Lalu Syifa pun bergegas ke kamar mandi sambil terus menenangkan diri dan terlihat menghembus-hembuskan nafasnya perlahan di balik punggung Omar. Dan meninggalkan Omar begitu saja.

Omar yang melihat reaksi panik dan gaje Syifa pun hanya refleks mentertawai namun ia tahan.

Duh, kebelet pipis lagi

Maka Omar pun bergegas ke kamar mandi yang sama dengan Syifa yang entah sejak kapan Syifa juga sudah tidak pernah memperhatikan lagi pintu kamar mandi terkunci atau tidak.

Cinta SelowWhere stories live. Discover now