Take #11

1.6K 127 33
                                    

Papah Sodrun dan papah Kaisan duduk di bangku paling depan dengan papah Sodrun yang menyetir. Lalu mamah Gadis dan mamah Khadijah duduk di bangku tengah. Sedangkan Omar dan Syifa duduk di bangku paling belakang. Kini mereka di dalam mobil menuju ke rumah baru untuk Omar dan Syifa Tempati.

Suasananya sangat hangat dan akrab diantara para orang tua. Sementara Syifa dan Omar hanya mengikuti saja alurnya. Mereka hanya anteng-anteng menyaksikan kedua orang tua mereka yang tidak ragu mengungkapkan rasa syukur mereka atas pernikahan ini. Dan pada akhirnya suasana haru kembali menyeruak begitu para orang tua itu dengan yakin dan penuh kepercayaan masing-masing menitipkan anaknya kepada menantunya.

Papah Sodrun dan mamah Khadijah menitipkan Syifa pada Omar untuk dijaga dan meminta pengertian Omar terhadap Syifa. Karena bagaimana pun juga Syifa adalah anak gadisnya yang memiliki sisi manja dan tidak sempurna sebagai seorang wanita.

Pun sebaliknya mamah Gadis dan papah Kaisan juga menitipkan Omar pada Syifa. Untuk Syifa ingatkan jika dia lupa atau lalai dalam tanggung jawabnya. Karena bagaimana pun juga Omar pun masih kadang kekanak-kanakan dan tidak sempurna juga.

Intinya kedua orang tua sama-sama berpesan agar mereka bisa saling memahami dan mengerti karena dalam hidup berumah tangga pengertian dan pemahaman akan satu sama lain menjadi pondasi penentu kekokohannya.

Omar dan Syifa hanya bisa menerima setiap nasehat itu dengan patuh. Walaupun rasanya saat ini Syifa dan Omar merasa haru sekaligus malu dalam waktu bersamaan. Karena dalam setiap nasehat itu para orang tua tanpa ragu membeberkan keburukannya juga. Ya, sudahlah. Toh cepat atau lambat masing-masing pasti akan melihat sendiri setiap kekurangan masing-masing.

Sesuai kesepakatan pagi ini keluarga Syifa datang ke rumah keluarga Omar dan sesuai jam yang sudah disepakati mereka berangkat dari rumah keluarga Omar untuk mengantarkan Omar dan Syifa kepada bahtera rumah tangga. Kehidupan yang sesungguhnya. Dimana dimulai dari sini. Mereka harus memahami arti dari kata MANDIRI bukan nama bank ya!

***

Akhirnya sampai juga di rumah yang di tuju. Dan empat mobil lainnya yang membawa para kakak dan keponakan juga sampai di waktu bersamaan. Ada mbak Siti juga, mbak yang kerja di rumah Omar. Dan bibi Ninik yang bekerja di rumah Syifa. Mereka ikut karena harus membantu beres-beres dan menyiapkan acara syukuran dan memang rencananya juga mereka akan menggelar acara adat mengadzani rumah. Karena menurut keyakinan mereka, rumah yang baru itu wajib di adzanin biar insyaallah bersih dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Rumah Omar dan Syifa ini ukurannya kecil. Memang kategori minimalis. Dan isinya hanya terdiri dari satu ruangan besar, satu kamar yang berukuran kecil, dan kamar mandi. Ada dapur, dan kamar mandi kecil lagi, dan satu ruangan kecil dengan ruangan cukup luas terbuka di bagian belakangnya. Itulah bagian lantai bawah. Lalu lantai dua hanya terdiri dari satu kamar berukuran kecil dan satu kamar mandi di luar. Lalu satu kamar berukuran lebih besar dengan kamar mandi di dalam. Sepertinya rumah ini memang di design khusus untuk pasangan baru sehingga lebih efisien untuk di huni berdua saja, di tambah satu atau dua anak masih boleh lah. Terus enak juga rumahnya kecil supaya gak capek bersihin.

Dan hari ini rasa harmonis kekeluargaan begitu terasa diantara dua keluarga ini, karena semuanya bekerja sama untuk membereskan rumah. Lalu melaksanakan acara syukuran dan mengadzani rumah sesuai agenda, di pandu oleh ustadz setempat yang memang sudah di undang beberapa waktu lalu.

Dan acara di mulai ba'da Dzuhur dan benar-benar selesai setelah waktu ashar. Setelah melaksanakan sholat ashar dan mengobrol santai sore-sore akhirnya semuanya harus memenuhi ketentuan yaitu pulang. Meninggalkan Omar dan Syifa berdua saja.

Dan walaupun menyadari semua ini memang yang semestinya terjadi tapi mereka semua tetap saja meneteskan air mata saat berpamitan.

"Baik-baik ya, kalian berdua."

Cinta SelowWhere stories live. Discover now