TAKE 31

463 51 20
                                    

Hari ini adalah hari sidang putusan yang sangat dikhawatirkan sekaligus dinantikan oleh Rossi maupun Syifa dan Omar.

Tepat di depan ruang sidang beberapa menit sebelum sidang di mulai Syifa dilanda gelisah yang luar biasa dalam pelukan Omar. Pasalnya Omar harus pergi, dia tidak bisa mendampingi Syifa maupun bersaksi di sidang ini.

Pekerjaan Omar mendesak dan tidak bisa di tinggalkan. Dan semua keadaan mengharuskan sidang harus berjalan tanpa Omar.

Dalam keadaan memeluk Omar seolah enggan membiarkannya pergi, Syifa terus mendesah penuh beban. Sedangkan Omar terus berusaha meyakinkan bahwa Syifa pasti bisa melewati sidang ini walau tanpa dirinya.

"Hhhhhmmmhhhh, gimana dong Kak mhhhh"

"Sayang, kamu jangan khawatir semua pasti baik-baik aja. Kamu pasti bisa membantu Rossi membawa Oci kembali kepelukannya."

Seraya mendongak menatap Omar Syifa mengungkapkan kekhawatirannya.

"Justru itu kak, aku khawatir banget. Gimana kalau aku gagal? Gimana kalau kesaksian aku gak berarti di persidangan ini? Atau gimana kalau justru aku mengacau? Aku...." Rengekan Syifa terhenti karna Omar dengan ke_optimis_annya kembali meyakinkan Syifa. Sambil kembali menenggelamkan Syifa dalam pelukannya.

" Tanpa kamu Rossi justru pasti akan sangat kacau. Kehadiran kamu pasti sangat berarti bagi Rossi. Apapun yang akan terjadi di persidangan ini, dan bagaimanapun hasil dari sidang ini, itu pasti yang terbaik yang ditakdirkan Allah. Tapi Usaha yang dilakukan Rossi akan menjadi terasa mudah kalau dia memiliki dukungan dari kita. Aku gak bisa berbuat apaun untuk Rossi, tapi kamu bisa, kamu di butuhkan oleh Rossi sekarang. Kamu pasti bisa."

"Hhhmmmhh" Syifa pun kembali mendesah berat sambil mengeratkan peluk nya pada Omar. Seolah menyerap keyakinan yang berusaha di tanamkan Omar padanya.

Lalu sesaat kemudian hape Syifa berdering yang pada akhirnya membuat Syifa dan Omar saling melepas peluk.

Syif sidang akan di mulai, kalian dimana?

Ternyata pesan itu dari Rossi.

"Kalau gitu, udah saatnya kamu masuk sayang, dan aku juga harus pergi." Ucap Omar

Syifa pun hanya mengangguk lesu menerima keadaan yang tidak bisa dipungkiri memang harus begini. Lalu dengan langkah berat Syifa pun melangkah menuju ruang Sidang.

"Sayang,,,,,,,,,,"

Omar masih sangat mengkhawatirkan Syifa, dia pun kembali memanggilnya dan menyusul langkah Syifa sampai dekat pintu ruang sidang itu. Disana Omar mencium mesra kening Syifa dan sekali lagi berkata.

"Kamu pasti bisa."

Syifa pun tersenyum sumbringah kali ini. Dan rasanya Syifa baru menyadari bahwa dirinya sudah membuat Omar sangat khawatir padanya. Syifa pun bertekad untuk membuat Omar bisa pergi dengan tenang sekaligus meyakini bahwa dirinya bisa melewati sidang ini seperti harapan Omar dan bisa membantu Rossi sesuai niat awalnya.

"Setelah urusan aku selesai aku janji bakal beliin kamu makanan yang enak banget."

"Yessss! Beneran lho, awas aja ya, kalo bohong."

"Enggak dong sayang, mana pernah sih aku bohongin kamu."

"Bye......"

Akhir-akhir ini Syifa emang suka banget dan seslalu semangat banget kalo udah berhubungan sama makanan enak. Mungkin karna itu Omar meng_iming-imingi syifa dengan makananan enak.

Pada akhirnya mereka saling melangkah berlawanan arah menuju tujuannya masing-masing.

*****

Cinta SelowNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ