◀MISSION 27▶

161 12 0
                                    

Hadirnya membuatmu percaya jika tak semua luka itu berbahaya. Bisa jadi itu adalah bagian rencana Tuhan atas keinginanmu bersamanya.

***

Kayla duduk di sofa hitam ruang tamu yang terletak tepat di depan pintu masuk. Cewek itu memandangi semua ornamen rumah Angga. Yang Kayla lihat hanya ada beberapa bingkai foto hewan dengan fotografi yang apik dan dinding bercat putih. Perpaduan sempurna untuk pribadi Angga yang Kayla lihat adalah orang yang tak banyak bicara.

"Mau minum apa?"

Ia menoleh, mendapati Angga kembali dengan membawa novel yang akan mereka bahas dari ruang dalam. Cowok itu sepertinya juga habis membasuh muka, terlihat dari ujung rambut di atas dahinya yang membasah juga wajahnya yang lebih segar.

"Enggak usah, gue udah bawa minum sendiri, kok."

"Yakin? Padahal lo tau mau ke rumah gue. Kenapa? Takut gue racunin?"

Kayla membelalak. Apakah dia salah berbicara? "Enggak. Bukan gitu maksud gue. Gue kalo ke mana-mana emang bawa minuman sendiri dari rumah, nggak dibolehin minum minuman sembarangan soalnya sama Mama," ujarnya dengan menambahi sedikit kekehan kecil.

"Tapi 'kan ini di rumah gue."

Kayla menimbang. Untuk apa yang akan ia putuskan juga bukan hal yang harus dipermasalahkan. Ini hanya minuman, oke? "Oke, deh."

"Yaudah, gue ambil dulu."

Selang beberapa menit, Angga kembali sambil membawakan jus jeruk yang ia letakkan di atas meja. Kayla berucap terima kasih ketika menyadari bahwa Angga hanya membawakan dua gelas saja.

"Kok dua aja, Ngga? 'Kan kelompok kita ada lima orang," tanyanya.

"Yang tiga gampang. Mereka 'kan belum dateng," jawab cowok itu sambil duduk di sofa terpisah.

Kayla terdiam untuk kemudian bertanya, "Lo di rumah sendiri?"

Angga melirik dirinya saat mulut gelas hampir mendekati bibir. Ia mengurungkan niat untuk minum dengan meletakkan kembali gelas itu ke meja. "Iya."

"Orangtua lo ke mana?"

Angga terlihat sedikit kaget. "Emangnya lo nggak tau kalo orangtua gue udah meninggal sejak kelas sepuluh?"

Kini Kayla yang dibuat terkejut. Cewek itu menutup mulut dengan mata membelalak. "Oh, Ya Tuhan. Gue nggak tau. Maaf, ya ... "

"Santai aja." Angga meminum minumannya. "Lo sih taunya cuma OSIS doang, gue jadi nggak diperhatiin."

"Apa?"

"Kenapa? Gue nggak bilang apa-apa," ujar Angga, "di minum dulu minumannya."

Meski butuh beberapa saat untuk menerka apa yang dikatakan Angga tadi, Kayla pun mengulurkan tangan dan mengambil gelas mendekat ketika justru gelas itu terlepas dari genggaman dan jatuh ke dasar. Memunculkan suara nyaring yang membuat Kayla meringis dengan wajah terkejut.

"Duh, Ngga. Maaf, ya. Gue nggak sengaja. Biar gue yang bersihin." Kayla berjongkok dan siap membersihkan pecahan kaca dengan kedua tangannya yang kosong.

Angga buru-buru menghampiri dirinya. "Udah nggak usah, biar nanti Bu Wati aja yang bersihin ini semua. Lo cuci tangan lo aja deh sana ke kamar mandi."

"Tapi gue udah jatohin gelas lo, gue harus tanggung jawab." Cewek itu hendak ingin mengulurkan tangan, tapi kedua tangan Angga sudah dulu menggenggam pergelangan tangannya untuk menghentikan. Menarik seluruh perhatian mata Kayla untuk melihat apa yang baru saja menyentuh tangannya.

Triangle Mission (Completed) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ