◀MISSION 11▶

257 16 0
                                    

Keberanian adalah tentang keyakinan. Keyakinan melawan takut, keyakinan untuk tidak menjadi pengecut.

 Keyakinan melawan takut, keyakinan untuk tidak menjadi pengecut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Nih, beres!"

Sebuah plastik putih diletakkan begitu saja di atas meja lingkar berbahan dasar kayu. Tiga orang yang duduk di sana terperanga, atau lebih tepatnya sedang bertanya-tanya.

"Itu apa?" tanya Kayla.

"Kaos," jawab Farrel. Ia mengambil plastik itu dan mengeluarkan isinya. Tiga baju berwarna putih dengan gambar segitiga di tengahnya.

"Buat apa?"

"Dimakan. Ya, dipakelah." Farrel mengambil satu baju dan dihadapkannya di depan tubuh. "Bagus, nggak?"

Kayla mengernyit. "Maksud gue, ini kaos banyak gini buat siapa? Lebaran masih lama, Rel."

"Emang kalo beli kaos baru harus nunggu lebaran dulu, ya? Enggak 'kan?" Cowok itu mengambil beberapa baju lainnya dan meletakkannya di depan Kayla dan Dipta. Melihat seseorang lain yang duduk di sebelah Kayla membuat Farrel tergelak. "Oh, astaga. Gue lupa. Kita 'kan berempat." Farrel meringis bersalah. "Maaf, ya, Tha. Aku lupa kalo ada kamu juga. Nanti aku beliin satu lagi buat kamu, ya."

Mytha berusaha tersenyum. "Enggak usah, Rel. Lagian semua ini ada karena kalian bertiga. Gue cuma ikutan aja."

"Ya, tetep aja kita jalanin ini berempat. Aku masih ada uang banyak, kok. Aku keluar bentar." Farrel hendak ingin berbalik, tapi Mytha menahan lengannya. Sentuhan hangat yang Farrel rasakan detik itu juga.

"Enggak usah, Rel. Aku nggak pa-pa, kok." Seolah terhipnotis, Farrel hanya bisa mengangguk.

"Lagian lo ngapain, sih, beli kaos. Nggak jelas banget," cibir Kayla. Cewek itu memungut baju yang ada di depan dan mencoba meneliti setiap desain yang tertera di baju tersebut. Garis segitiga berwarna ungu dengan sedikit efek cahaya di setiap sudut. "Tapi bagus, juga, sih."

"Warnanya jelek," celetuk Dipta melirik Farrel.

Farrel mendengkus kesal. "Lo kira gampang apa gue beli kaos itu? Gue cari kaos itu harus muter-muter tiga kali di Mall. Baru dapet itu aja gue harus rebutan dulu sama anak SMP."

"Kasihan banget, sih," ujar Kayla kasihan, "ya, udah, nggak pa-pa. Lagian ini juga bagus, kok. Tapi lain kali kalo mau beli apa-apa bilang dulu, ya, Rel. Biar kita bisa beli bareng-bareng." Farrel mengangguk.

"Ya, udah, sini semuanya duduk. Ada yang harus kita omongin." Kayla memindahkan semua barang yang berada ke bawah meja.

Di ruang tengah rumah Kayla ini, dengan duduk melingkari sebuah meja, mereka berempat tampak begitu serius dengan hal yang akan diperbincangkan.

"Jadi, gimana rencananya?" Dipta bertanya.

"Gue udah susun beberapa rencana dari awal sampai akhir. Dikarenakan target kita ini nggak main-main, gue mau rencana ini harus berhasil. Ya, seenggaknya bisa hasilin sesuatu yang jelas, biar kita tau apakah emang bener Renata adalah orang yang kita cari." Kayla mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas. "Gue udah yakin kalo rencana ini bakal kita lakuin saat acara opening gedung baru."

Triangle Mission (Completed) Where stories live. Discover now