◀MISSION 13▶

236 20 3
                                    

Aku tidak tahu perihal menjadi kamu. Yang aku tahu, kita semua sama. Tak mempunyai apa-apa dari sananya.

 Tak mempunyai apa-apa dari sananya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

***

"Apa, Ta? Tadi kamu bilang apa?

" Nggak bilang apa-apa. Gue mau pergi." —Itu yang harus Dipta katakan jika bukan atas janji yang sudah ia ucapkan. "Ya, gitu, Ta. Lo mau 'kan nanti malam gue jemput ke acara opening gedung barunya?"

Wajah Renata berseri senang. "Aaa!!!" teriaknya. Sampai-sampai cewek itu harus berdiri di atas kursinya sendiri. "Astaga, gue mau! Gue mau banget, Diptaaa!!!"

Dipta tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe iya-iya." Tangannya meraih tangan Renata untuk turun. "Udah, udah. Malu-maluin," gumannya pelan.

Renata masih tersenyum lebar saat berada di depannya. Cewek itu bahkan sempat menitihkan air mata. Semua murid di sekolah pasti sudah tahu jika dari kelas satu Renata memang secara terang-terangan mengakui perasaan sukanya pada Dipta. Jadi, untuk melihat Dipta bertingkah seperti ini di kelas Renata, yaitu 11 A2, membuat semuanya berdecak heran.

Renata menyisir rambutnya dengan jari. "Jadi, gimana? Kita mau berangkat jam berapa? Naik mobil kamu atau mobil aku? Ya, terserah, sih, mau naik apa aja aku bisa, kok. Tapi jangan motor, ya, Ta. Terus kamu mau pake baju warna apa? Biar samaan sama aku."

Di sela itu Dipta hanya terdiam menatapnya datar.

"Dipta!"

Cowok itu tersentak. "Terserah lo aja. Gue ngikut."

Renata hanya bisa tersenyum dengan apa pun jawaban Dipta. Cewek itu bahkan menautkan kedua tangannya di depan wajah sambil menatap Dipta dengan kerlipan mata berkali-kali.

"Ta, gue masuk kelas dulu, ya. Udah mau bel." Hendak saja Dipta ingin melangkah berbalik, lengannya ditahan oleh Renata.

Dalam hati Dipta mengumpat. Nyatanya, ia tersenyum. "Kenapa?"

Renata mengeluarkan benda pipih dari saku dan menyodorkannya ke arah Dipta. "Minta nomor kamu."

"Nggak!" Dipta tergelak. Renata mengernyit. "Ma-maksud gue tadi iya gitu."

Renata tersenyum. "Nih, Ta. Aku minta nomor kamu," ulangnya.

Dipta mencoba untuk tersenyum dengan cara apa pun itu. Meski jauh di dalam hatinya, ia ingin sekali melempar ponsel yang terlanjur ia genggam itu ke atas meja dan tidak akan pernah memberi nomornya pada siapa pun. Apalagi Renata.

Namun, ketika Renata merasa sangat senang saat ponselnya kembali, jelas bisa membuat semuanya percaya bahwa apa yang Renata inginkan sudah cewek itu dapatkan.

"Udah, ya. Gue mau masuk kelas." Dipta pun berjalan keluar kelas 11 A2.

Bisa ia rasakan cewek yang berdiri di belakangnya itu tengah melonjat kegirangan.

Triangle Mission (Completed) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ