24_ Perform

54 12 5
                                    

Sebelumnya, aku mau ngingatin lagi ni, jangan lupa ninggalin jejak kalian yaa😄

🍥 🍥 🍥

Bingung, mau bilang apa.
Yang penting jangan lupa bahagia, hidup terlalu singkat kalau cuma untuk bersedih-sedih.

~Melani

🍥 🍥 🍥

Melani sama sekali tak menyangka pengunjung Cafe memories yang sedikit menyentuh nuansa modern milik pamannya Faldi akan seramai ini. Dalam hati Melani terus berdoa supaya ia tidak banyak melakukan kesalaahan saat tampil nanti.

"Gimana? Udah siap kan?" Tanya Faldi dengan suara yang begitu pelan.

Darel hanya mengangguk pelan, sementara Melani justru bergerak dengan gelisah untuk menutupi kegugupannya. Faldi yang menyadari itu refleks menggenggam tangan Melani yang sudah panas dingin.

"Tenang, lo bisa Mel. Percaya sama gue, semakin lama kita menunda, makin banyak yang kecewa dan nggak suka sama kita." Ujar Faldi berusaha menyalurkan semangatnya kembali seperti yang pernah ia lakukan ketika acara pensi beberapa waktu lalu.

"Oh iya, coba lo liat tuh yang duduk di meja depan sambil natap kita, itu paman gue. Jadi usahain ya, tampil sebaik mungkin. Gue percaya sama lo." Ujar Faldi lagi, kali ini dengan senyum yang kelewat lebar.

Dengan perlahan Melani mulai mengangkat wajahnya dan menoleh kearah meja yang dikatakan Faldi tadi, dan memang benar seorang laki-laki yang masih cukup muda tengah memandangnya sambil tersenyum ramah. Setelahnya Melani juga memandangi pengunjung Cafe yang sebagian dari mereka juga tengah menatapnya penasaran.

'Eh, tunggu. Bukannya itu Kak Rizky? Kok bisa disini ya?' Batin Melani dalam hati.

Merasa diperhatikan, Rizky pun menoleh kearah Melani dan tersenyum lembut. Melani yang bingung harus merespon apa justru hanya bisa berdiam diri saja.

Sementara di meja paling pojok, Kiki, Salsa, dan Sandy ternyata juga hadir bersamaan. Sungguh, ini diluar dugaannya. Seperti biasa, tanpa malu mereka tampak melambaikan tangan dan meneriakkan nama Melani walaupun dengan suara yang tidak terlalu kuat, namun cukup mampu untuk memancing sebagian pengunjung Cafe menatap mereka heran.

"Siap-siap ya, gue akan mulai." Peringat Faldi dengan suara yang sangat pelan.

Faldi mulai mengambil alih perhatian pengunjung Cafe saat ia mengucapkan salam dan memperkenalkan dirinya, Melani, dan Darel.

"Mungkin, lagu yang bakal kita bawain ini adalah lagu yang sudah tidak asing lagi di telinga teman-teman semua. Selamat menikmati." Ujar Faldi mengakhiri diiringi dengan senyum lebarnya membuat beberapa pengunjung wanita yang sebagian besar adalah jomblo mulai gemas dan menggigit bibir mereka.

Seperti biasa, Faldi akan memulai intro terlebih dahulu dan kemudian beriringan dengan Darel yang memainkan drum dengan apik dan piawai. Tangannya begitu terampil ketika mengetuk tongkat drum hingga nada yang dihasilkan juga selaras dengan permainan gitar Faldi. Hanya sekedar informasi, selama ini Darel mempelajari alat musik drum secara otodidak.

I Love You 3000, Stephanie poetri

Ya, mereka membawakan lagu ini sebagai penampilan pertama mereka. Kagum dengan permainan alat musik Faldi dan Darel para pengunjung mulai bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi mereka. Padahal ini baru saja dimulai. Sebagian dari mereka mulai mengangkat kamera di ponsel mereka dan mulai merekam penampilan Faldi, Darel, dan Melani.

Baby, take my hand 🎵
Sayang, genggam tanganku

I want you to be my husband 🎵
Aku ingin kau menjadi suamiku

Cause you’re my Iron Man 🎵
Karena kau adalah Iron Man ku

And I love you 3000 🎵
Dan aku mencintaimu 3000 kali

Melani memulainya, membuat tubuh Faldi lagi-lagi berdesir aneh ketika mendengar suara Melani. Sebenarnya ini sudah terjadi beberapa kali, suara Melani yang khas selalu mampu membuat Faldi merasakan hal yang sulit ia jelaskan.

Tanpa ada yang menyadari, Faldi tiba-tiba tersenyum seraya menatap wajah Melani.

Namun itu sama sekali tidak mengurangi eksistensinya dalam bermusik. Ia tetap mampu memainkan gitarnya dengan sempurna.

Sementara pengunjung yang menyaksikan mereka seakan ikut terbawa suasana. Mereka ikut menyanyikan liriknya dengan pelan. Sementara di tempat duduk mereka masing-masing, Salsa dan teman-temannya dibuat terkagum-kagum oleh penampilan sahabat mereka.

Sementara di tempatnya, Melani yang mulai menyadari tatapan Faldi yang lebih intens dari biasanya juga ikut menoleh ke arah Faldi sambil menggerakkan sebelah alisnya, seolah menanyakan kenapa Faldi terus menatapnya sejak tadi.

Namun Faldi seolah tidak menggubrisnya, ia justru semakin tersenyum lebar sambil menatap iris gelap Melani dengan tatapan yang begitu dalam. Penonton yang mulai menyadari mulai bergerak belingsatan sendiri. Seolah siap menggantikan posisi Melani saat ini.

Darel yang juga menyadari itu mulai memandang keduanya jengah.

'Nggak liat situasi kondisi amat sih, bisa-bisanya mesra-mesraan di atas panggung' Batin Darel jengah.

"Ya Allah, temen guee ituuu..." Jerit Kiki sedikit berlebihan membuat Salsa dan Sandy diam-diam menutup wajah mereka karena malu.

"Woi, ingat tempat lo Ki, nggak usah teriak-teriak." Ujar Salsa pelan.

"Suka-suka gue dong, nggak seneng amat lo liat gue seneng." Balas Kiki sambil memeletkan lidahnya.

Tepuk tangan meriah mengiringi akhir penampilan mereka. Bahkan banyak yang seakan tidak rela ketika Faldi, Melani, dan Darel mulai turun panggung.

Tapi, setidaknya Melani mulai berani bernapas lega, ia tidak gagal.

Melani yang baru saja turun langsung dikerubungi oleh teman-temannya, walau sekilas Melani sempat menoleh ke arah Rizky yang tadi sempat mengacungkan ponselnya. Mungkin laki-laki itu memintanya mengecek ponselnya sendiri.

Memang benar, ada satu pesan masuk dari seniornya itu.

"Penampilan lo sempurna☺"

Diam-diam perasaan Melani menghangat.


To be Continued...❤❤

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedWhere stories live. Discover now