23_ Nerveous

54 11 11
                                    

Apakah terlalu lancang, jika harapanku terus membumbung tinggi agar suatu saat nanti kita berdua dipersatukan Tuhan dalam takdir yang menyenangkan? 

~Anonim

Tidak ada yang tahu entah sudah berapa lama Faldi memandangi Melani dengan raut gelisah yang begitu kentara. Lama kelamaan Melani mulai risih juga ketika menyadari tatapan Faldi yang terus tertuju padanya.

"Heh, ngapain lo ngeliatin gue segitunya?" Tanya Melani penasaran.

Faldi tampak masih berpikir keras, bahkan ia mengabaikan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Melani.

"Fal, Faldi. Kesambet ya lo?" Tanya Melani penasaran seraya menghentikan acara makan es kirimnya.

Ya, saat ini Faldi dan Melani tengah berada di salah satu penjual es krim keliling di taman kota. Hal ini juga atas permintaan Melani yang sebenarnya lebih menyerupai pemaksaan. Liburan semester yang cukup lama akan terasa begitu membosankan apabila hanya dihabiskan untuk mengurung diri di rumah saja.

"Enggaklah, ya kali kesambet siang-siang gini. Gue cuma ngerasa ada yang perlu diomongin nih sama lo. Ckk, tapi gue nggak yakin deh lo bakalan mau." Jawab Faldi jadi ragu.

"Yaudah sih, ngomong aja. Lagian tumben banget keliatan serius? Biasanya juga petakilan." Tanya Melani semakin penasaran.

"Emang iya. Jadi, sebenarnya gue itu ditawarin buat manggung di Cafenya paman gue."

"Bagus dong, ya udah terima aja." Balas Melani semangat.

"Nah, itu masalahnya. Lo kan tau sendiri kalau baru-baru ini Erick baru aja pindah. Padahal kan gue mau ngerekrut dia untuk jadi gitaris kita. Dan sekarang kita kekurangan orang, cuman tinggal gue sama Darel doang." Jawabnya sedikit frustasi.

Ya, rasa kehilangan terus dirasakan teman-teman satu kelas mereka sejak kepindahan Erick, khususnya bagi Salsa, Faldi dan Darel. Laki-laki itu begitu banyak memegang peran penting bagi hidupnya persahabatan di antara mereka.

"Iya juga sih, lagian si Kevin atau anak kelas yang lain nggak ada yang bisa apa?"

"Kevin banyak kegiatan lain. Tim futsal mereka bentar lagi tanding." Jawab Faldi melemah.

"Ribet dong, jangan dia deh." ujar Melani berpendapat.

"Iya, gue juga tau. Tapi siapa? Anak kelas yang lain juga banyak kegiatan semua." Jawab Faldi dengan dengusan kecil yang kesekian kalinya di hari ini.

"Udah santai saja, nggak usah terlalu dipikirin. Mending lo lanjutin makan es krim lo yang udah mencair kemana-mana tuh." Ujar Melani tiba-tiba terkekeh pelan.

"Mana bisa sih santai di saat kayak gini Mel. Gue cuma dikasih waktu satu minggu buat mikirin hal ini." ujar Faldi dengan dahi yang berkedut karena berpikir keras.

"Yaudah, mau gimana lagi. Kayaknya waktunya gue bantuin lo deh." Ujar Melani tiba-tiba seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Maksudnya gimana?" Tanya Faldi yang kembali memusatkan atensinya pada gadis yang kini berada di depannya dengan senyum yang sejak tadi tak pernah lepas dari wajah cantiknya. 

"Ya, gue bakal ngajuin diri nih buat gabung sama lo dan juga Darel. Gimana?" Tanya Melani begitu antusias.

"Lo serius, nggak lagi bercanda kan?" Ujar Faldi yang tiba-tiba menjadi ragu sendiri. Pasalnya, ia begitu mengenal karakter gadis itu. Tiba-tiba mengambil keputusan untuk menawarkan diri dan bergabung bersamanya sama sekali tidak pernah ia bayangkan.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang