5_ Dibela

98 21 57
                                    

"Udah ganteng, manis, cakep, ramah lagi."

Menurut Melani kata itulah yang mampu menggambarkan fisik anak baru dikelasnya yang bernama Erick.

Melihat Salsa yang mendapatkan perlakuan berbeda dari anak baru tersebut, Melani jadi curiga bahwa sahabat satunya itu masih banyak menyimpan sesuatu yang seharusnya dijelaskan padanya dan itu tentu membuatnya penasaran.

"Gila, Salsa mah beruntung banget dah bisa kenalan sama anak baru itu." batin Melani dalam hati, ekor matanya mengikuti pergerakan Erick yang tengah berjalan menuju bangku barunya di samping Kevan. Dan didepannya ada cowok irit ngomong itu, Darel. Dan disebelahnya lagi ada si cowok nyebelin, siapa lagi kalau bukan Faldi.

"Bentar-bentar, kalau dia duduk situ bisa-bisa dia ketularan nyebelin dong kayak cowok tengil bin aneh itu? ancur deh khayalan gue bisa ngeliat pangeran berhati mulia di kelas ini." Batin Melani dalam hati mulai ngelantur.

"Lo kenapa deh, aneh banget. Habis ketawa ketiwi nggak jelas terus langsung lemes gitu? lo sakit Mel?" tanya Kiki khawatir.

"Nggak, gue cuma laper terus jadi baper." jawab Melani asal.

"Apa sih Mel? kayaknya lo emang beneran sakit deh. Makin nggak jelas aja lo." ujar Kiki semakin khawatir sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Melani.

"Tapi nggak panas deh," gumam Kiki tidak habis pikir.

Gadis itu mendengus malas kemudian kepalanya ia letakkan di atas meja sambil mencoba memejamkan mata.

Semalam ia tidur cukup larut sehingga menyebabkan rasa kantuknya sulit dikondisikan. Untung saja, pak Indra, guru agamanya itu sedang tidak melihat kearahnya.

~_¤_~

"Pesannya disamaain aja ya, ntar gue bingung." ujar Kiki berseru cukup keras dan di balas anggukan kepala oleh Salsa, Sandy, dan Ica.

Mengingat waktu istirahat yang tidak lama membuat para siswa harus pintar untuk memutar otak mereka supaya bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Karena hal itulah, Melani dan temannya yang lain berusaha membagi tugas dengan adil.

Kiki dan Melani mendapat bagian memesan makanan, Salsa memesan minuman, Sandy membeli cemilan, dan Ica mendapat bagian untuk mengamankan meja dan kursi tempat biasa yang mereka duduki, karena apabila ia diberi tugas lain bisa dipastikan istirahat mereka akan terbuang sia-sia, membiarkan Ica yang memang geraknya halus banget sama saja mereka siap menahan lapar untuk waktu yang lama.

Setelah mengorbankan suara, berteriak nyaring untuk menyaingi suara-suara yang pastinya lebih berisik, akhirnya pesanan datang juga.

"Gue heran deh, ini kantin kapan ya sepinya?" tanya Kiki heran.

"Gue malah bimbang kalau kantin ini bisa sepi," Kali ini Sandy yang mengeluarkan argumennya.

"Bisa kok." ucap Melani yakin.

"Hah, kapan tuh?" tanya Salsa dan Ica penasaran.

"Ya waktu masih jam pelajaran lah, kan semua siswa lagi masih pada di kelas. Pinter kan gue?" ujar Melani jumawa kemudian ia terkekeh kuat.

Krik, krik, krik, krik

Salsa, Kiki, Sandy, dan Ica hanya menampilkan poker face mereka ketika mendengar humor garing yang dilontarkan Melani.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum