16- About Us

61 15 23
                                    

"Aku benci ketika menyadari ada yang berbeda dari hati ini. Bukan karena aku ingin memungkirinya, tapi karena aku tidak mampu untuk mencegahnya."

~Someone

Seperti kelas-kelas pada umumnya, ketika ada jam kosong pasti terjadi keributan di dalam kelas. Begitu juga dengan kelas XII IPS 1, suasananya sudah tidak terkendali. Walaupaun sudah ditinggalkan tugas, tetap saja mereka tidak bisa diam. Ada yang bergosip, ada yang Mabar, ada yang menggelar konser dadakan, dan ada pula yang hanya menjadi pengamat.

Setelah menyelesaikan tugasnya, dan diluar kesadarannya, Melani terus memperhatikan punggung kokoh itu dari tempat duduknya. Entah apa yang mengusik pikirannya saat ini. Sementara yang diperhatikan terus mengusik Erick, hingga laki-laki itu merasa kesal bukan main.

"Cieelah Mel, nggak usah segitunya kali ngeliatin Faldi, nggak bakal ngilang juga kali tuh anak." celetuk Salsa tiba-tiba dengan usilnya membuat beberapa siswa dikelasnya ikut menoleh ke arah Melani dan melayangkan tatapan jahil mereka padanya.

"Apa sih Sal? nggak jelas lo. Siapa juga yang ngeliatin Faldi? dih, males banget." ujar Melani sambil mengalihkan pandangannya kearah lain untuk menyembunyikan rasa malunya. Diam-diam ia menggeram kesal pada Salsa yang selalu saja meledeknya tanpa bisa melihat kondisi dan situasi. Dalam hati Melani merutuki dirinya sendiri yang tanpa ia sadari sudah membuatnya malu.

"Santai aja Mel, gue tau kok kalau gue ganteng." ujar Faldi jumawa sambil melemparkan senyum khasnya yang menyebalkan.

"Dih, kurang-kurangin deh kepedean lo Fal. Jangan bikin gue makin enek sama lo." ujar Melani sambil memutarkan bola matanya malas.

"Coba deh nggak usah munafik Mel, jujur aja kali, nggak usah dipendem sendiri. Entar lo sendiri yang bakalan nyesal dan kehilangan." ujar Nabila memberi saran.

"Apaan sih lo semua, nggak usah mojokin Melani juga kali. Ngapain coba kalian ngurusin urusan orang lain." ujar Kiki yang mulai terpancing emosi.

"Siapa yang mojokin, gue kan cuma ngasih saran." jawab Nabila masih bersikeras.

"Udahlah Ki, gue tau mereka semua cuma bercanda. Nggak usah dibawa serius." ujar Melani menenangkan.

"Bercanda apanya? gue yang denger aja tersinggung." ujar Kiki masih meledak-ledak.

"Terserah lo ajalah Ki, gue itu cuma nggak mau memperpanjang masalah doang." jelas Melani dengan sabar.

"Yaudahlah, mending gue keluar nyari ketenangan ajalah, bye Ki." ujar Melani sambil berjalan menjauhi ruang kelas.

"Tungguin gue Mel, lo mau kemana?" teriak Kiki dengan nyaringnya.

"Ini juga gara-gara lo Sal, coba tadi lo nggak usah ngeledekin Melani di depan umum, kuy kita sama-sama nyari kemana tuh bocah." usul Kiki yang masih terlihat kesal.

"Yaudah, gue minta maaf, tadi itu gue cuma bermaksud bercandaan doang." ujar Salsa merasa bersalah.

"Stt, mending lo duduk diam aja disini, sisanya biar gue yang urus." ujar Faldi mencegah Kiki dan Salsa yang hendak menyusul Melani.

Seakan terhipnotis, mau tidak mau mereka mencoba mempercayai ucapan Faldi, dalam hati kecil mereka berharap semoga saja Faldi dapat menenangkan sahabatnya itu.

~_¤_~

Melani sama sekali tidak tahu harus kemana, ia hanya mengikuti langkah kakinya saja yang ternyata membawanya pada kantin yang terlihat sepi. Samar-samar, Melani tersenyum karena merasa menemukan tempat yang membuatnya tenang dan nyaman.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedOn viuen les histories. Descobreix ara