9_ About Us

73 15 19
                                    

"Untuknya, bolehkah aku bertanya, apa maunya yang sebenarnya? Mengapa berubah? bahkan disaat aku belum tau pasti bagaimana sifat aslinya. apa aku hanya sekedar tempatnya singgah?"

~Melani

Melani menggigit bibirnya berkali-kali, sementara matanya tidak berhenti melirik ponselnya yang terletak di atas nakas. Setelah menghembuskan napas berkali-kali, tangannya terulur untuk melihat semua notifikasi yang masuk ke ponselnya, terutama aplikasi Line dan WA. Tidak peduli ketika jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 11:25 malam, Melani masih berusaha menahan kantuknya demi menunggu pesan-pesan gangguan dari seseorang, bukan Rizky bukan juga yang lain.

Lagi, Melani menghembuskan napas kecewa ketika mendapati ponselnya benar-benar bersih dari gangguan si cowok tengil, Faldi. Melani sendiri tidak mengerti ketika perasaan kecewa langsung menyergapnya begitu saja. Bahkan ia sendiri membenci perasaan yang membuatnya merasa campur aduk seperti saat ini.

Hampir dua minggu ia berada di kelas yang sama dengan Faldi, membuatnya terbiasa dengan sikap laki-laki itu yang menyebalkan dan terus mengusilinya, mulai dari hal-hal kecil sampai ada beberapa kali yang membuat Melani ikut terbawa perasaan karena perhatian-perhatian kecil yang terselip dari tingkah Faldi yang konyol ketika memperlakukannya.

Ketika laki-laki itu tiba-tiba memilih berhenti mengganggunya justru terasa ada yang aneh dan membuatnya merasa hampa.

"Gue kenapa sih, kayaknya ada yang nggak beres nih sama otak gue." Melani membatin dalam hati.

~_¤_~

Seperti yang Rizky janjikan kemarin, seniornya itu benar-benar menjemputnya ke kelas. Melani melirik teman-temannya yang lain, merasa tidak enak dengan mereka.

"Gimana Mel? jadi kan ke kantin bareng?" tanya Rizky sambil menghampiri Melani ke bangku gadis itu. Masih sama seperti kemarin, Melani dan Rizky kembali menjadi pusat perhatian  di kelasnya. Karena apapun yang berhubungan dengan sang most wanted sekolah, pasti sukses menyedot perhatian para siswa sekolahnya. 

"Emm, gue izin dulu sama temen-temen gue nggak papa ya kan kak?" tanya Melani canggung.

"Ya udah, kalau ke kantinnya mau sama-sama mereka juga nggak masalah sih." tutur Rizky sambil tersenyum manis.

"Ooh, nggak usah, kalian berdua aja yang pergi, tadi kita udah ke kantin duluan kok." ujar Kiki sangat cepat, bahkan karena saking cepatnya sampai membuat Melani mendelik kesal.

"Iya, kita udah kenyang juga kok kak." ujar Salsa ketika menyadari Kiki memberikan kode lewat matanya.

"Apa sih, jelas-jelas kita sama sekali belum ke kantin." Melani mulai sebal dengan tingkah teman-temannya.

"Mungkin mereka cuma mau kasih waktu aja buat kita Mel," ucap Rizky kemudian ia meminta persetujuan dari teman-teman Melani.

"Nah, bener tuh." ujar Sandy tiba-tiba.

"Ya udahlah, ayo." Rizky kembali mengajak Melani untuk ke kantin bersamanya.

Refleks Melani menolehkan kepalanya pada daerah pojokan kelas, matanya melirik ke arah Faldi yang tengah berpura-pura sibuk pada games yang tengah ia mainkan bersama Erick, Darel, dan Kevan.

Siapa yang tahu tentang pikiran Faldi yang sama sekali tidak fokus ketika bermain game bersama teman-temannya. Faldi masih sibuk mengartikan lirikan mata Melani tadi sebelum keluar kelas bersama seniornya itu.

"Rick, Rel, Van, kantin kuy. Laper gue," ujar Faldi sambil memegang perutnya, siapapun yang melihat pasti tahu bahwa Faldi hanyalah berpura-pura.

"Bilang aja lo panas kan ngeliat Melani sama Rizky tadi?" ujar Erick dengan senyum mengejek.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang