27 -power failure

1.4K 215 25
                                    

Aku mengerjapkan mata dua kali, karena saat aku pertama kali membuka mata dan siuman aku bukan berada dirumahku, tapi disebuah ruangan yang menurutku mirip dormitory kosong, lengkap dengan segala macam kebutuhan sehari-hari. Dimana ini?

Saat aku berusaha bangkit, kepalaku sakit, dan tangan kiriku tidak bisa kugerakkan, sedangkan tangan kananku sudah diperban rapi. Ah atau mungkin didalamnya sudah dijahit? Siapapun mereka, aku bersyukur sudah mendapatkan mengobatan.

"Darren! Kamu udah sadar?? are u okay?" ucap seorang wanita sembari menghampiriku, Hana.

"Aku dimana?" tanyaku tidak menghiraukan pertanyaannya

"Kamu lagi ada di dormitory SM yang baru. Yuta yang pinjam ke manager" balas Hana. Aku hanya mengangguk tanda mengerti.

"Mau makan? Kamu pasti laper, udah tidur dua hari" ucap Hana sembari tersenyum

"Hah?" tanyaku bingung

"Iya, kamu nggak sadar selama dua hari udah Ren, syukur kamu udah sadar sekarang" ucapnya menjelaskan "bentar aku hubungi Yuta dulu ya, dia khawatir banget sama kamu"

"Han, kamu berarti udah ketemu —Winwin?" tanyaku mengalihkan topik

"Oh, Halo, Yuta. Selesai latihan kesini ya, Darren udah sadar" ucap Hana belum membalas pertanyaanku. Rupanya panggilannya sudah terhubung dengan Yuta. Setelah mereka berbincang cukup lama akhirnya Hana mematikan panggilannya. "Udah Ren, Yuta katanya seneng kamu sadar, nanti dia nyusul selesai latihan"

"Makasih" balasku "udah ketemu Winwin?"

Raut wajah Hana berubah setelah kutanya itu. "Belum" balasnya dengan bersuara sekecil mungkin

"Kok bisa?" tanyaku kaget

"Iya, aku belum berani" ungkapnya memberi alasan. Aku hanya menghela nafas sembari tersenyum simpul.

"Aku buatin makanan ya, kamu jangan kebanyakan gerak, jangan duduk juga, tanganmu kan masih sakit" aturnya sempurna. Wah, Hana sudah seperti ibuku sendiri. Aku membalas ucapannya dengan mengacungkan ibu jari kearahnya dengan tersenyum. Hana membalas senyumanku lantas pergi ke dapur.

Brak!

Aku cukup terkejut dengan pintu yang dibuka sangat kencang. Sayangnya aku tidak bisa melihat pelakunya, karena pintunya cukup jauh dari sofa yang sedang kutiduri. Tapi dari sini aku mendengar ada yang berteriak "Darren!" Oh, aku tau, dia Nakamoto Yuta.

"Darren!" teriaknya lagi, lagi, dan lagi, sampai akhirnya dia melihatku sedang terbaring di sofa. "Syukur" ucapnya kemudian. Aku menaikkan sebelah alisku karena bingung. Tanpa aba-aba Yuta memelukku erat padahal posisiku saat ini sedang berbaring. Dia sedikit mengangkat punggungku untuk bersandar pada lengan sofa.

"Yuta udah ah, risih lama-lama" balasku sembari melepas pelukan Yuta. Dia menatapku iba. Oh Tuhan, ayolah. Aku tidak suka ditatap seperti itu, aku baik-baik saja.

"Maaf" ucapnya kemudian setelah kami saling diam cukup lama

"Untuk?" tanyaku seolah tidak mengerti

"Semua" ucapnya lagi dengan suara pelan

"Udah yang kemaren, nggak usah dibahas lagi" balasku menyudahi semua ini. "Yang lebih penting, kenapa Hana sama Winwin belum ketemuan?"

"Ah, itu– si Hana nggak berani ketemu Winwin, nunggu kamu sadar juga sih, katanya karena Winwin kan juga deket sama kamu" ucap Yuta.

"Ya tapi udah dua hari masa Hana belum ketemu sama Winwin? Aku telpon ya Winwinnya?" tawarku karena aku juga harus tegas dengan perasaanku sendiri. Aku tidak boleh jatuh cinta lebih serius dengan idol. Tidak.

Fate | Winwin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang