26 -a bad plan

1.5K 219 21
                                    


"Jadi kamu udah setuju?" tanyaku berbasa-basi

"Ya.. itu rencana Yuta, mau gimana lagi" balas Winwin kemudian membuka tutupan mata menggunakan lengannya itu

"Nggak usah aku perjelas lagi kan? rencanaku sama Yuta?" tanyaku memperjelas semua ini

"Nggak, tapi masa aku nggak ikut peran?" tanya Winwin sedikit emosi

"Ada" balasku

"Apa?"

"Doa" jawabku tersenyum lalu berdiri dan berjalan menuju pintu kemudian keluar untuk mencari keberadaan Yuta. Tiba-tiba aku khawatir pada Yuta. Saat aku hampir keluar kudengar Winwin hanya menghembuskan nafasnya pelan tanpa menjawab pernyataanku.






Aku menemukan Yuta yang sedang berada di ujung pembatas tebing basement.

"Yuta!" panggilku

Yuta menoleh kearahku "Ngapain kamu disini?" tanyanya heran dan mungkin sedikit bingung

"Nggak, cuma mau kesini aja. Kapan kita ketempat Hana?" tanyaku mulai membuka topik

"Tadi aku sempet berantem sama Winwin, kayaknya bakal gagal deh, rencananya" balas Yuta. Kenapa tiba-tiba dia mengubah gaya bicaranya?

"Yut, bahasamu- "

"Aneh ya? Aku cuma mau samain aja sama kamu, biar lebih nyaman aja" balas Yuta memotong kalimatku

Aku sedikit geli mendengarnya.

"Oh.. aku kira kamu kenapa. Ah by the way tadi aku udah ngobrol sama Winwin kok. Kayaknya dia udah tenang deh, dan setuju-setuju aja kok" ucapku apa adanya

"Beneran?" tanya Yuta sedikit excited.

"hm" balasku sembari melemparkan senyumanku

"Kita pergi sekarang" balas Yuta kemudian bangkit dari duduknya meninggalkanku, lagi. Dasar kebiasaan.

Ah, aku sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak SM entertainment, kalau kupikir-pikir lagi, sampai aku lupa belum membuat janji dengan Ong. Aku juga belum mencari kerjaan paruh waktu, agar kehidupanku sebelum kuliah tidak begitu membosankan.

Ya, aku memutuskan untuk menunda kuliahku karena banyak masalah yang belum kuselesaikan. Aku telah membicarakannya juga dengan ibuku. Untungnya dia mengerti kondisiku sekarang. Dia menyuruhku untuk mengambil kuliah jurusan kedokteran. Ya.. walau aku tidak begitu setuju tapi mau bagaimana lagi? Yang membuatku tidak setuju juga hanya karena aku harus belajar lagi dan lagi.

Hidup memang menyulitkan. Tapi -semenyukitkan apapun harus dihadapi bukan? Jika tidak dihadapi itu akan menjadi sebuah beban. Aku tidak mau beban hidupku bertambah.




Tidak ada perbincangan selama perjalanan menuju kantor kepolisian. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri dan Yuta sibuk menyetir.

Sudah hampir sampai. Aku mengambil masker hitam yang sudah Yuta siapkan di dashboard. Aku juga mengambilkannya untuk Yuta.

Kami turun dari mobil, setelah mobil terparkir rapi dengan jajaran mobil lainnya.

"Semoga berhasil" ucapku pada Yuta

"Harus" balasnya

Aku menyemangati Yuta dengan gerakan tanganku yang membentuk kepalan tangan dan kuarahkan keatas tetapi tidak begitu tinggi. Yuta membalasnya dengan mengucapkan fighting kemudian ia masuk duluan kedalam kantor, sedangkan aku menunggu selama beberapa menit sembari mengganti sepatu yang kugunakan dan menyiapkan kacamata hitam.

Fate | Winwin✔Where stories live. Discover now