"Syif kamu lama banget?" Akhirnya Omar memberanikan diri untuk menegur Syifa yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Kak Omar ke kamar mandi di luar aja. Aku belum mandi nanti kelamaan. Nanti kesiangan subuh nya." Teriak Syifa yang akhirnya tersadar dari kemelut pikirannya yang merasa malu karena kejadian semalam.

Akhirnya Omar pun merasa lega mendengar jawaban Syifa. Karena Syifa ternyata biasa saja, dan mau menyautinya.
Lalu Omar pun pergi ke kamar mandi di luar untuk mandi dan bersiap sholat subuh seperti saran Syifa.

Ternyata Syifa selesai mandi lebih dulu dan Syifa pun memutuskan sholat mendahului Omar. Karena sumpah rasanya Syifa enggan berhadapan dengan Omar karena perasaan malunya.

Dan saat Omar kembali dari mandi Omar pun segera sholat. Jadi, ketika Syifa selesai sholat, Omar masih sholat.

Dan Syifa pun bergegas segera pergi ke dapur. Sumpah Syifa merasa tidak sanggup bertemu Omar. Yang bisa Syifa perbuat kini hanya menghindar.

Setelah Omar selesai sholat. Omar pun menyadari bahwa ternyata Syifa benar-benar tidak biasa saja.
Syifa menghindarinya. Apakah Syifa marah?
Entahlah yang jelas Omar merasa harus mencari cara untuk bicara dengan Syifa dan menjelaskannya. Karena tidak mungkin mereka terus saling menghindar setelah kejadian semalam.

Ya, Allah semoga semuanya akan tetap baik-baik saja. Sungguh itulah harapan terbesar Omar saat ini untuk hubungannya dengan Syifa.
Tidak lupa Omar mengeluh dan berdoa serta memohon pertolongan kepada Allah SWT setelah sholatnya.

***

Waktu terus berjalan Omar juga harus berangkat ke kantor. Dan seperti biasa dia harus sarapan terlebih dahulu. Syifa juga pastinya sudah masak sarapan untuk mereka. Tidak ada alasan untuk terus saling menghindar.

Omar pun memberanikan diri menghampiri Syifa dan bertekad akan bicara dengannya di meja makan sambil sarapan.

Tapi begitu Omar turun ke meja makan. Syifa malah pamit pergi ke kamar untuk berganti pakaian dan meminta Omar sarapan duluan bahkan Syifa enggan melihat Omar ketika berbicara.

"Syif, kita harus bicara." Akhirnya Omar menahan tangan Syifa ketika Syifa hendak melangkah pergi. Dan menyuarakan niatnya.

"Tapi aku harus siap-siap kak." Masih tanpa memandang Omar, Syifa terus berusaha menghindar.

"Aku tahu kamu pasti marah sama aku, kamu juga pasti nyalahin aku atas kejadian semalam. Aku tahu aku salah. Gak seharusnya aku mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi semuanya terjadi begitu saja Syif. Aku gak bermaksud perkosa kamu"

"Hahahaha........" Tiba-tiba tawa bi Ninik menggelegar mengalihkan perhatian Omar dan Syifa. Lalu sambil terus tertawa bi Ninik berkata "ada-ada saja mana ada istilah suami per***a istri. Lagian sabar amat jadi suami setelah sebulan menikah baru diper***a kenapa enggak dari dulu aja." Reaksi bi Ninik bocor seketika tidak terbendung saat tidak sengaja mendengar obrolan Syifa dan Omar saat sedang mencuci perabotan bekas Syifa masak.

"Bi Ninik" sembur Omar dan Syifa kesel campur malu. Lalu Omar pun mengambil alih suasana dan segera menarik Syifa kembali ke kamar. Pokoknya mereka benar-benar harus bicara.

Sementara itu bi Ninik yang memang terbiasa mengabarkan apapun tentang keadaan Syifa dan Omar kepada mamah Khadijah langsung menelpon.

Bu, pagi ini ada yang lucu. Masa nak Omar meminta maaf kepada neng Syifa. Karena sudah memper***a katanya.

Dan kabar ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seluruh keluarga Omar maupun Syifa.
Mereka juga seketika terbahak-bahak ketika mendengar kabar itu karena mereka menilai Omar dan Syifa itu lucu.

Cinta SelowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang