"Aku sangat menyesal telah menelantarkan Seohyun." ucap yoona sedih.

hyoyeon menghembuskan nafasnya berat sambil menatap jaemin dan mengelus rambut jamur jaemin. "jaemin adalah anakmu." ucap hyoyeon pada akhirnya.

yoona membelakkan matanya. Ia menatap jaemin dengan wajah yang pernuh arti, sedih, senang, kecewa, menyesal, bahagia menjadi satu.

Sedih karena baru sekarang ia melihat darah dagingnya. Senang karena bisa melihat darah dagingnya. Kecewa karena tidak pernah melihat tumbuh kembangnya selama ini. Menyesal karena dulu pernah menelantarkannya bersama eomma-nya, bertingkah kasar pada seohyun saat dia masih dalam kandungan, sempat meragukan dia sebagai darah dagingnya sendiri, dan hanya sekali sempat menyapanya selama ia masih dalam kandungan. Bahagia karena dia sehat dan sangat pintar.

"Dimana Seohyun?" gumam yoona pelan dengan tatapan fokus pada jaemin yang terus saja menyendokkan es krim kemulutnya sampai belepotan di bibir dan pipinya. Sangat menggemaskan.

"Kau ingin bertemu seohyun? Ayo ikut denganku." ucap hyoyeon dingin. yoona menatap hyoyeon bingung.

"jaemin, sudah dulu ya makan es krimnya, kita mau ketemu eomma dulu, kajja." ucap nicole lembut.

"HOLEEYYY HOLLEYYY KETEMU EOMMA KETEMU EOMMA." jaemin berloncat-loncat ria. yoona semakin bingung melihat tingkah jaemin yang kegirangan saat diajak bertemu eomma-nya, seperti seseorang yang jarang sekali bertemu.

-zz-

Hyoyeon mengajak yoona masuk ke sebuah rumah pemakaman didekat bukit. "Kenapa kau mengajakku kesini? Bukankah kita akan bertemu dengan seohyun?" tanya yoona bingung saat melihat hyoyeon, jaemin, dan nicole melepas sepatunya dan masuk kerumah pemakaman itu.

"Aducii ayoo macukk kita kecemu eomma jemin didayam." ucap JAemin sambil memegang tangan yoona dan membimbing yoona masuk kedalam rumah pemakaman itu. hyoyeon dan nicole hanya mengikuti yoona dan jaemin dari belakang.

Ada sebuah makam disana. jaemin melepas genggaman tangannya pada yoona kemudian ia berjalan mendekati satu pot bunga dan memetik dua bunga yang ada di pot itu. yoona hanya memperhatikan kegiatan jaemin itu.

jaemin duduk didepan makam itu dengan bunga yang ada dipangkuannya. Melihat jaemin yang duduk, yoona juga ikut duduk tepat dibelakang Jaehan.

"Eomma, jemin datang. Apa eomma melindukan Jaemim? jaemim juga melindukan eomma." ucap jaemin dengan candelnya yang khas. jaemin meletakkan dua bunga yang dipetiknya tadi ke makam yang ada di hadapannya. "Eomma, aku bawa ceolang tamu kesini." yoona masih bingung dengan keadaan sekarang, dia belum bisa mencernanya dengan baik. Dia perlu penjelasan.

Hyoyeon dan nicole duduk disamping jaemin.  "jaemin memang seperti itu saat bertemu dengan eomma-nya."

"APA MAKSUDMU?!" yoona menatap hyoyeon tajam. Namun, hyoyeon tidak menggubris tatapan itu, ia hanya menatap kearah makam yang ada dihadapannya.

"Kau tidak tau perjuangan seohyun selama ini. Dia terus berkorban untukmu. Dia sudah tau kalau irene bukan mengandung anakmu, tapi mengandung anak seulgi. Ia tidak memberitahumu karena ingin melindungimu dan menyelamatkanmu.

Dia tetap bertahan walau Irenesering menyiksanya secara fisik dan mental, waktu itu ireme pernah memukul tangan seohyun dengan rotan sampai berdarah. Tapi, dia tidak mengeluh walaupun banyak lebam dan luka di tubuhnya. Kenapa dia sangat bodoh? Dia masih mau bertahan disisimu dengan banyak siksaan dan hinaan pada dirinya dan bayi yang dikandungnya." hyoyeon tersenyum hambar. "seohyun terus berjuang sendirian, dia hanya ingin terus berada disisimu, dia hanya ingin kau juga terus berada disisinya. Banyak rasa sakit yang dia rasakan saat kau meacuhkannya dan saat kau berkata kasar padanya."

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now