part 22

424 52 7
                                    

"Apa pria yang didepan itu orangnya?"

seohyun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"hyunie-ahh...apa kau akan ikut dengannya?"

Kali ini Seohyun menggelengkan kepalanya.

"Wae?"  seohyun tidak menjawab. Ia diam seribu bahasa. "

Juhee menggenggam tangan seohyun sesekali ia mengelusnya dengan lembut. "Dengar kan eomma." seohyun menatap wajah Juhee. "Kau pilih  pria itu, itu tidak akan berpengaruh bagi mu, yang nantinya akan menjalani semua ini adalah bayimu dan dirimu sendiri, kau tidak boleh egois memikirkan dirimu sendiri. Jika kau memilih tidak memilihnya, kau akan menyakiti perasaanmu sendiri dan perasaan bayimu, ia akan merasa terpisah jauh dari appa kandungnya dan apa yang akan kau katakan nanti jika ia bertanya 'Siapa appa-ku sebenarnya? Kenapa dia meninggalkan ku?' apa yang akan kau katakan padanya? Dan jika kau memilih pria itu, aku tau hatimu pasti akan merasa tenang karena kau dekat dengannya begitu juga dengan bayi yang sedang kau kandung. Bayi kalian."

"Tapi, dia sudah memiliki istri, eomma dan keluarnya...." Ucapan seohyyn tergantung.

"kau juga istrinya bukan"

seohyun hnya menganggukan kepalanya.

"TA..Tapi"

" bagaimna keluarganya?"

"Keluarganya sangat tidak menyukaiku. Bagaimana aku bisa menikah dengannya?"

"Itu akan menjadi tanggung jawabnya nanti. Ia harus bertanggung jawab menjelaskan semuanya yang telah terjadi, mencoba untuk menjelaskan pada keluarganya agar mereka bisa menerimamu dan tanggung jawabnya untuk melindungimu dari serangan keluarga-keluarganya."

"Apa eomma  setuju aku ikut dengan yoona oppa? Makanya eomma mengatakan ini seolah-olah aku harus memilih pria itu?"

"Ani...  eomma memikirkan bayimu. Eomma pernah merasakan bagaimana mengandung. Eomma tau jelas bagimana rasanya jauh dari seorang suami atau appa dari bayi yang sedang eomma kandung waktu itu."

"Aku bingung, aku harus melakukan apa?" lirih seohyun.

"Pikirkan dengan baik tapi eomma mohon hal ini jangan membuatmu stress yang akan berakibat kekandunganmu."

"Nde eomma."

"Eomma pulang dulu, nanti makan ya.."

"Arra eomma."

Juhee keluar dari rumah Seohyun. Pandangannya mengarah pada yoona yang masih pada posisinya namun kepalanya tertunduk.

-seohyun POV-

Matahari sudah turun dari singgasananya dan tergantikan dengan bulan. Namun malam ini terlihat sedikit mendung, kadang terdengar suara gemuruh tanda akan adanya hujan. Aku sudah bangun dari istrihaat ku dan sekarang aku sedang asyik menonton televisi, sesekali Aku menengok ke luar untuk melihat Yoona yang masih setia pada posisinya.

"Oppa kapan kau akan menyerah?" gumam ku pelan.

Hujan mulai turun dengan deras. Aku kembali berdiri depan jendela yang mengarah kehalaman. Walau pun hujan turun dengan deras dia tidak bergerak sedikit pun. Supir pribadinya juga sudah membujuknya dari tadi untuk masuk kedalam mobil tapi ia tidak menggubrisnya.

"Kau bodoh sekali oppa, masuk lah kedalam mobil mu, lalu ganti bajumu dan makan." Gumam ku lagi yang sudah tidak tahan melihatnya seperti itu.

Aku lelah melihat mu seperti itu oppa. Aku lelah melihat sifat keras kepalamu itu.

-----Zzz-----

Malam berganti dengan pagi. Aku memutuskan untuk tidur setelah hampir 2 jam aku berdiri melihat keadaan yoona yang tersiram hujan malam tadi. Dan pagi ini, salju pertama telah turun. Suhu udara juga mulai menurun.

3 istri satu suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang