part 27

389 58 9
                                    

yoona baru pulang dari kantor tepat jam 1 malam itu pun dia lanjutkan untuk mengerjakan beberapa pekerjaannya yang belum selesai ia kerjakan di kantor.

yoona keluar dari ruangkerja nya dan berjalan kearah dapur. Ia mengambil air dingin yang ada didalam kulkas. 'CLEK' yoona mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Ia  tidak melihat keberadaan seohyun didapur.

seohyun berjalan kearah pintu utama. "Mau kemana kau malam-malam seperti ini hyunie-ah?" ucap yoona berdiri tepat di belakang tubuh seohyun.

Seohyun memejamkan matanya. 'Aku ketauan?' pekik seohyun dalam hati. seohyun berbalik dan menatap wajah yoona tak lupa ia memberikan senyuman pada suaminya. "Hmm aku?" ucap seohyun sembari menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Iya.. mau kemana kamu hmm?"

"Aku lapar dan ingin makan sesuatu, oppa." Jawab seohyun sambil menundukkan kepalanya.

"Di kulkas banyak sekali makanan, kau bisa makan apa saja yang ada di dalam kulkas tidak perlu keluar malam-malam sepeti ini."

seohyun mengdongakkan kepalanya sembil menggelengkan kepalanya cepat. "Anni oppa, aku ingin makan kepiting saus."

"Besok aku akan menyuruh Han ahjumma membuatkan kepiting saus untukmu."

"Ahhh.. oppa. Aku ingin makan itu malam ini, sekarang, sangat ingin oppa. Boleh kan aku pergi mencarinya malam ini?" ucap seohyun dengan wajah memelas sembari mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit. 'Semoga appa-mu mengizinkan ya nakk, eomma akan melakukan apa saja untuk dirimu.' Doa seohyun dalam hatinya.

"Apa kau sedang mengidam?" tanya yoona dan hanya dibalas dengan anggukan oleh seohyun.

"Arra aku izinkan. Tapi, aku akan ikut menemanimu. Tunggu disini."

yoona berlari cepat keruang kerjanya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya. Senyum sumbringah terpancar diwajah seohyun. 'Appa akan menemani kita malam ini. Apa anak eomma senang bisa ditemani oleh appa?' gumam seohyun.

"Kajja kita makan kepiting saus." Ucap Yona. Ia menggenggam tangan seohyun, membimbing seohyun berjalan keluar dari rumah untuk menuju mobil.

Langkah yoona terhenti saat didepan pintu mobil. Dengan pelan kepalanya menatap tangan seohyun yang ia genggam. Tangan yang terbalut kain kasa. Tatapan matanya beralih ke wajah seohyun, mata mereka saling bertemu. Dari wajahnya yoona menyampaikan 'kenapa dengan tanganmu'.

seohyun menunduk, ia tidak berani untuk menatap mata yoona. Dalam hatinya juga bimbang apakah dia harus jujur atau tidak pada yoona. "Tangan ku...." seohyun menggantungkan perkataannya. "Tadi aku ingin memanaskan susu sapi untukku minum, aku kira pancinya tidak panas, jadi aku mengangkat panci itu dengan tangan kosong." seohyun berujar.

"Kenapa kau melakukannya sendirian? ada Han ahjumma yang bisa melakukan itu untukmu, kau tinggal memberitahu padanya saja apa yang sedang kau inginkan."

"Aku mengerti oppa, tapi..." yoona menyela perkataan seohyun dengan cepat, karena ia tau seohyun akan mencari banyak alasan untuk tetap melakukan pekerjaan rumah. "Tidak ada tapi tapian lagi. Jaga kondisimu.."

"Arraseo oppa.." jawab seohyun pelan.

----- - -

seohyun merasa sangat bersyukur menemukan restoran yang masih buka tengah malam begini dan menjual kepiting saus walaupun jarak antara rumahnya dengan restoran tersebut cukup jauh.

"Tolong satu porsi kepiting saus dan kalo bisa dagingnya sudah dipisahkan karena tangan istriku sedang terluka." ujar yoona pada pelayan restoran itu.

"Ahh.. aniiyoo aku tidak mau makan kepiting saus yang daging kepitingnya sudah di pisahkan.. aku tidak mau.." Seohyun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bibirnya yang di majukan.

"Dagingnya tidak perlu di pisahkan." sambung seohyun.

"Nde.. arraseo tolong tunggu beberapa menit." ucap pelayan itu yang kemudian dia pergi kembali ke dapur untuk memberitahu pesanannya pada sang koki.

"Kau ini apa-apaan? aku menyuruhnya untuk memisahkan dagingnya itu agar kau mudah memakannya." yoona memandang seohyun kesal.

"Oppa tidak perlu khawatir, aku sangat suka kepiting dan aku tau bagaimana cara melepaskan dagingnya dengan mudah." seohyun tersenyum manis pada yoona untuk meyakinkan suaminya itu bahwa dirinya cukup mampu makan kepiting tanpa harus dipisahkan lebih dulu dagingnya.

"hyuni-ah.. sudah berapa kali kau keluar malam sendirian seperti tadi?"

"Aku...aku baru melakukannya sekali." Jawab Seohyun sembari mengalihkan tatapan matanya pada dapur restoran. Ia mencoba untuk tidak menatap mata yoona karena jatungnya akan berdetak tidak normal.

"Kenapa kau selalu melakukan hal sendirian? kau bisa minta bantuan pada Han ahjumma atau bisa membangunkan supir untuk menemanimu."

"Ahh oppa gwenchanna.. aku sudah terbiasa melakukan banyak hal sendirian.. aku malah merasa sangat terganggu kalu harus berepotkan seseorang."

yoona menggelengkan kepalanya karena selalu mendapatkan penolakan dari seohyun saat dia ingin membantu istri pertama nya itu.

Seorang pelayan membawakan kepiting saos yang dipesan seohyun . Wajah seohyun langsung berubah saat pelayan meletakkan mangkuk kepiting saos itu dihadapannya.

"Oppa, boleh aku makan sekarang? Kepitingnya terlihat sangat menggoda." ucap seohyun dengan sedonk dan garpu yang tergenggam erat di tangannya.

"Tentu saja, makan yang banyak jika masih kurang pesan lah lagi."

Mendapat izin dari yoona. seohyun langsung melahap kepiting saos didepannya. Ia memakannya dengan sangat lahap, tidak memperhatikan sklilingnya lagi.

Yoona tertawa pelan melihat cara makan seohyun yang begitu bernafsu. "Makannya pelan-pelan saja hyunie-ah."

"Nde?" mendengar instrupsi dari yoona, seohyun menghentikan makannya sejenak dan menatap yoona.

Melihat ada bekas saos yang belepotan di sudut bibirnya yoona mengambil tisu yang tersedia di atas meja makan lalu membersihkan sisa saos yang belepotan dibibir seohyun. seohyun terdiam. Dia merasa canggung dengan perlakuan yoona padanya.

"Gomawo oppa." ujar seohyun saat yoona sudah selesai membersihkan bibirnya.

"Nde hyunie-ah. Makan lah dengan hati-hati."

yoona memberi isyarat pada pelayan agar dia mendekat. "Tolong bungkuskan satu porsi kepiting saos lagi." ujap yoona pada pelayan itu.

"Baiklah tuan."

"Untuk siapa oppa?"

"Untuk irene."

"Ahh aku kira untuk oppa sendiri tadi."

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now