part 37

357 52 7
                                    

-Author POV -

Sudah satu bulan kepergian Seohyun yang tanpa jejak sama sekali. Han ahjumma terus terlihat sedih dan menyesal karena telah meninggalkan seohyun sendirian pada hari itu.

Yoong terlihat sangat frustasi akhir-akhir ini karena mencari seohyun. Dia tidak punya akses sama sekali untuk mencari seohyun. Nomor telepon? nomor telepon seohyun sudah tidak aktif semenjak hari kepergiannya.

Melacaknya lewat GPS?  hal itu sudah pernah dilakukan oleh orang suruhan yoong dan hasilnya mereka hanya menemukan handphone seohyun yang tergeletak didepan pekarangan rumah yoong sendiri. Ya! Hyoyeon.. Bagaimana dengan hyoyeon?

-FLASHBACK-

'BUGH'

Yoong menonjok wajah mulus hyoyeon tiba-tiba. Sudut bibir hyo mulai mengeluarkan darah. "Hey! Ada apa denganmu?"

"DIMANA SEOHYUN?! DIMANA ISTRI KU?!"

"Apa maksudmu kau bertanya seperti itu? Apa seohyun pergi? Apa seohyun di culik? KATAKAN!" ucap hyoyeon emosi sambil menarik kerah baju yoong.

yoong menatap mata hyoyeon dalam, ia melihat gejolak marah pada hyoyoen. yoong menghembuskan nafas ya kasar. "Dia pergi tanpa jejak." lirih yoong pelan.

"Kenapa kau sangat tidak becus mengurus seohyun  hah? Kenapa kau tidak becus menjaga seohyun?! Kenapa kau hanya memperdulikan istri keduamu itu?! Apa karena seohyun kurang cantik?! Apa karena seohyun bukan dari keluarga kaya raya seperti mu yang membuatmu seenaknya memperlakukannya?!"

Hyoyeon berbalik dan memijat keningnya pelan. "Kau sadar? kau sudah memperlakukan seohyun seperti apa? Kadang kau memperhatikan dia, kadang kau bersikap baik padanya dan kadang kau bersikap buruk padanya, kau acuh kan dia, kau marahi dia seenak jidatmu. Kau itu suami macam apa?!" ucap hyoyeon marah. Ia pergi meninggalkam yoona yang mematung memikirkan semua perkataan hyoyeon.

Disisi lain hyoyeon masih memperhatikan yoong dari dalam mobilnya dan tersenyum sinis.

-FLASHBACK OFF-

Berbeda halnya dengan Irene yang dengan gencarnya terus menusuk yoona diam-diam dari belakang, menmanfaarkan kondisi ypong yang tertekan saat ini.

Hyoeon langsung meluncur ke salah satu rumah sakit yang di alamatnya baru saja dikirimkan oleh salah satu orang kepercayaan hyoyeon untuk menjaga seohyun.

seohyun baru saja di larikan kerumah sakit karena ia mengeluh sakit pada perutnya dan air ketubannya yang sudah pecah.

Sesampai  hyoyeon dirumah sakit ternama di Korea Selatan itu, ia langsung masuk keruang rawat seohyun. seohyun terharing lemah di tempat tidur dengan pandangan redupnya, namun ia masih bisa menyambut kedatangan hyoyeon dengan senyumannya.

"Oppa.." lirih  seohyun sambil mengangkat tangan kanannya mencoba untuk menyentuh hyoyeon.

"Nde? Kau perlu sesuatu sebelum masuk kedalam ruang bersalin?" tanya hyoyeon lembut sambil memegang tangan kanan seohyun dan mengelus rambutnya.

"Oppa, bolehkah aku mengirim pesan suara pada Yoong oppa?" tanya seohyun tak kalah lembut. Ia menatap mata hyoyeon dalam. Terpancar sebuah keinginan besar untuk mengabari keadaannya sekarang pada yoong.

Hoyeon menghembuskan beratnya pelan kemudian mengangguk pasrah. hyo mengambil handphone baru seohyun di tas jinjing yang berisi perlengkapan seohyun.

"Bicaralah." ucap hyoyeon sambil mengarahkan handphone seohyun kedekat mulut seohyun.

"Annyeong oppa.. bagaimana kabarmu? apa kau sehat? aku harap kau sehat. Hmmm... aku merindukanmu.. ani aniyo.. kami merindukanmu.. sangat merindukanmu..  oppa, sekarang aku sedang di rumah sakit, sebentar lagi aku akan masuk keruang bersalin dan sebentar lagi bayi kita akan lahir kedunia ini. Aku belum sempat memberi tahu jenis kelamin anak kita pada oppa. Anak kita diprediksikan laki-laki oppa. Pasti dia akan setampan appa-nya. Oppa...  sungguh aku sangat berharap kau bisa menemaniku saat bersalin, aku ingin merasakan sentuhan hangatmu sekali lagi di perutku. Apakah itu bisa?" seohyun memberi kode pada hyoyeon untuk mengakhiri pesan suaranya. hyoyeon yang mengerti langsung mengirimkan pesan suara itu ke yoong.

"Sudah kukirim. Tunggu sebentar ya, aku ingin ketoilet dulu." seohyun mengangguk sebagai jawaban.

Hyoyeon langsung pergi ke toilet yang ada di luar kamar rawat seohyun. Ia langsung meletakkan handphone seohyun didalam wastafel kemudian membashi handphone itu dengan air keran yang terus mengalir.

"Aku tidak bisa membiarkanmu disakiti oleh Yoong lagi." gumam hyoyeon pelan kemudian melempar handphone itu ketong sambah sampai pecah.

Hyoyeon keluar dari toilet, saat ia keluar ia melihat sephyun yang dibawa oleh para suster keruang bersalin. Ia pun mengikuti para suster itu sampai ke ruang bersalin. "Kau harus kuat! Aku akan menemuimu lagi nanti."  ucap hyoyeon memberikan semangat pada seohyun sebelum ia dibawa masuk keruangan.


-zz-

yoong sedang mengadakan rapat penting dengan para staff perusahaannya. Namun ia merasa sedikit gelisah dalam hatinya. Entah karena apa.

- 1 jam telah berlalu

Yoong keluar dari ruang rapat dengan tergesa-gesa kembali menuju ruang kerjanya. Saat ia masuk keruang kerja, ia menemukan dua orang yang tak asing berada didalam ruangannya.

"Ahh maaf, apa kalian sudah menungguku?" tanya yoong sembari berusaha terlihat lebih ramah dan menutupi rasa gelisahnya.

"Tidak juga Tn. kwon."

"Apa yang membawa anda kesini?"

"Begini, aku kebetulan ada urusan di Korea dan atasan ku menyuruhku untuk menyampaikan ini padamu, karena kau salah satu nasabah VIIP kami, kami sangat melindungi data-data anda....."

"Maaf bisa langsung keinti nya saja?" tanya yoona yang terlihat sedikit tidak sabaran.

"Tim dari Industrial & Commercial Bank of China menemukan hal yang mencurigakan dari tabungan anda. Ada yang ingin membobol tabungan anda dan mengalihkan fungsinya."

"Hah?" Yoong membelakkan matanya. "Apa sekarang sudah ketauan siapa pelakunya?"

"Belum. Kami masih menyelidikinya, anda tenang saja data-data anda masih aman. Kami akan memberitahu kan semuanya jika penyelidikan sudah selesai."

Yoong meraih ponselnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenalnya. Sebuah pesan suara. yoong mulai memutar pesan suara itu dan mendengarkannya dengan baik

"Annyeong oppa.." yoong membelak saat mendengar suara seohyun. Ia menambah volume suara pada handphonenya "bagaimana kabarmu? apa kau sehat? aku harap kau sehat. Hmmm... aku merindukanmu.. ani aniyo.. kami merindukanmu.. sangat merindukanmu..  oppa, sekarang aku sedang di rumah sakit, sebentar lagi aku akan masuk keruang bersalin dan sebentar lagi bayi kita akan lahir kedunia ini. Aku belum sempat memberi tahu jenis kelamin anak kita pada oppa. Anak kita diprediksikan laki-laki oppa. Pasti dia akan setampan appa-nya. Oppa...  sungguh aku sangat berharap kau bisa menemaniku saat bersalin, aku ingin merasakan sentuhan hangatmu sekali lagi di perutku. Apakah itu bisa?"

Tangan yoong bergetar setelah mendengar pesan suara dari seohyun. 'Jadi ini yang membuatku gelisah?' gumam yoong pelan dengan keadaan yang masih shok dan tidak tau harus berbuat apa.

"Cepat datang kemari." ucap yoong melalui telepon kantornya. Panggilan cepat pada sekretarisnya.

"Ya tuan?"

"Lacak nomor ini, aku ingin tau lokasinya sekarang juga!" ucap Yoong sembari menyerahkan ponselnya pada sekretaris pribadinya.

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now