part 11

678 59 14
                                    

Selama perjalanan baik irene maupun Yoona tidak mengeluarkan kata apapun. irene sudah terlalu lelah untuk mendengar perkataan yoona yang menyakitkan. Dan yoona juga sudah malas berbicara dengan irene yang menurutnya susah di atur.

***

Sesampainya dirumah Yoona meninggalkan irene masuk kedalam. irene berjalan dengan lemah sambil memegangi kepalanya yang mulai pusing.

yoona menghentikan langkahnya sebelum masuk kedalam kamar. Ia memandangi irene yang berjalan sangat lambat. Entah kenapa Mulutnya sudah ingin berbicara banyak kepada irene. Semenjak ada irene tanpa sadar yoona jadi hobi berbicara banyak dengan tone tinggi seperti memaki.

"Ya irene! Aku tau kau Tadi berusaha memalukan ku di pesta dengan cara masuk kedalam kolam. Apalagi kalau kau tidak bisa berenang."

irene mengeser bahu yoona yang menutupi jalannya. "Bisakah kau bicara besok? Aku sudah sangat pusing. Lagi pula bukankah saat pesta kau seolah tak menganggapku ada? Kenapa kau peduli dan menolong ku? seharusnya kau biarkan aku mati saja!"

Rahang yoona mengeras ia menarik dagu irene sehingga kepala irene sedikit terangkat dan menatapnya.
"Jika kau ingin mati tidak seperti itu caranya! Jika kau lelah cepat ajukan permohonan percerain!"

irene tersenyum kecil. Melihat irene sedang mengancamnya.

"Kau tidak tahu betapa bahagianya aku dan orang tua ku saat mempersiapkan pesta pernikahan? Saat membagikan undangan? Itu sangat membahagiakan! Kenapa kita harus cerai secepat ini? Lebih baik aku mati ditangan mu dari pada aku bercerai dan membuat dua orang tua ku malu juga sedih karna anak semata wayangnya tidak bahagia!

yoona tersenyum Sinis. Ia memindahkan tangannya ke leher irene dengan gerakan seakan akan mencekik irene. "Jangan bersikap bodoh dan pasrah kepada orang yang kau cintai!"

irene sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi yang ia rasa dunianya berputar cepat dan dalam hitungan detik semua menjadi gelap.

yoona terkejut mendapati irene yang tiba-tiba jatuh lunglai ditangannya. Dengan cepat yoona menopang tubuh irene yang jatuh pingsan.

yoona dapat merasakan tubuh wanita di pelukannya ini sangat dingin wajahnya pucat. yoona segera membawa irene ke kamarnya.

Apa yang harus ia lakukan? Wanita ini bisa mati jika ia tidak segera memberi pertolongan pertama.

Tanpa banyak pikir ia melepas dress yang dikenakan irene. Dia melepas semua yang menempel di tubuh irene dan melempar semua pakaian basah itu di lantai.

yoona terdiam menatap Tubuh irene yang sudah bugil di hadapannya. Darahnya berdesir jantungnya berdegup kencang hasratnya sexualnya naik.

Tapi yoona buru-buru menepis pikirannya tersebut. Kenapa bisa-bisanya pikiran dan hasrat sexualnya muncul di keadaan seperti ini?

yoona langsung membungkus tubuh irene dengan selimut dan meninggalkannya keluar kamar untuk mengambil air hangat dan handuk kecil.

***

Irene membuka matanya ia meraba-raba keningnya yang terasa berat. Ternyata sebuah handuk kecil yang sudah kering bekas kompres masih menempel di keningnya.

irene menatap bingung handuk itu. Apakah Semalam ia demam? Apakah semalam yoona merawatnya.

irene menggerakkan badannya yang mulai terasa ngilu dan pegal ia menggeserkan selimut yang menggulung tubuhnya. Saat selimut terbuka irene. Terkejut mendapati dirinya telanjang tanpa memakai apapun.

Terlebih saat melihat yoona tertidur di sofa satu kamar dengannya tanpa memakai baju, bertelanjang dada.pikiran irene langsung liar. Apakah semalam ia tidur dengan yoona ? Apakah mereka telah melakukan hubungan sex?

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now