part 42

369 43 2
                                    

Pintu di buka kasar dari luar, dengan wajah tak bersahabat oleh lelaki, yang baru saja membuka pintu untuk istrinya sebelum ia memasuki rumah mereka. KWon yoong . Lelaki itu menatap tajam istri nya.

“Seharusnya kau tak perlu mengajakku ke cafe itu!” Yoona mendesah frustasi, ia berdecak kesal sebelum memalingkan wajahnya sejenak ke arah lain.

“Kau sengaja ‘kan? Meminta makan di tempat itu,agar ia melihat kita?”
Wanita bernama kwon irene yang merupakan istri yoona, memandang dengan tatapan yang sulit di baca. yoona aneh pikirnya, bagaimana mungkin seorang suami memarahi istrinya yang tengah mengandung. Dan mengalami masa mengidam,di marahi hanya karena hal sepele. Ketakutan akan status mereka, yang sudah resmi menikah.

“Kenapa diam?” Nada yoona kembali tinggi, sama seperti saat mereka baru memasuki rumah.

“Lalu aku harus bicara apa?” Irene menatap yoona menantang, lelaki itu kembali berdecak kesal

“Minta maaf? Bukankah kau tahu, aku sebelumnya tidak berencana untuk makan di cafe itu? Lagipula ia juga tidak tahu,kalau kita sudah menikah”

“Jangan banyak alasan, tetap ini semua salahmu”

Irene memalingkan wajahnya, kata terakhir yoona memang sudah terbiasa ia dengar. Dan setiap kata itu keluar dari mulut lelaki itu, irene selalu merasakan hal yang sama. Sakit dan merasa bersalah.

“Harusnya kau perhatikan, bagaimana ia menatapmu. Bagaimana mungkin wanita hamil sepertimu. Makan berdua denganku, lelaki yang lebih muda. Dengan hubungan yang hanya bertetangga, menemanimu makan. Pada saat kau mengidam.”

Irene menatap yoona datar.  “Aku minta maaf.”

“Kau bahkan kebingungan saat ia bertanya. Kenapa kau tidak mengundangnya saat kau menikah. Dan  perlu beberapa menit berpikir dimana suamimu berada.”

“Lalu aku harus jawab apa?” irene malah menatap irene tajam ” Mengatakan kalau suamiku, berada tepat di sebelahku? Dan menyebutkan namamu?”

“Sudah diam!”Yoona berteriak, lantas meninggalkan irene begitu saja.

irene menatap yoona nanar,ia menghela nafasnya kasar. Menundukkan kepalanya, memperhatikan perutnya yang buncit.









....

Sambil mengelosi roti tawarnya dengan selai coklat,Yoona menatap irene tajam. Ia masih kesal dengan kejadian tadi malam, terlebih ia menilai irene terlalu santai, dan tidak merasa bersalah padanya. Meski irene sudah meminta maaf,tapi ia tahu wanita itu tidak tulus. Dan itu memang benar.

irene yang biasa dengan situasi itu, mengacuhkan yoona. Ia begitu terlihat menikmati sarapannya,meski itu tidak sebenarnya. 

“Pokoknya aku tidak mau tahu, jangan gunakan alasan kau mengidam untuk pergi keluar denganku. Aku tidak suka orang-orang memperhatikan kita, terlebih jika di lihat oleh PRIA itu seperti semalam.”

irene menatap yoona sejenak, lantas mengangguk sambil menikmati makanannya.

“Dan bisakah kau tidak merayu Ibuku,agar aku memperhatikanmu?”

irene menghentikan makannya, ia menatap yoona bingung. “Apa maksudmu?”

“Jangan berpura-pura, kau mengatakan pada Ibuku ‘kan? Kalau aku terlalu sibuk,dan tidak pernah mengantarkanmu memeriksakan kandungan?”

“Aku…”Ireme diam berpikir,ia memang mengatakan hal itu. Tapi ia berani bersumpah,kalau tak ada maksud lain dari ucapannya. Ia hanya menjawab seadanya,dari pertanyaan mertuanya atas anak lelakinya itu. Suaminya.

“Benarkan?” Yoona berdecih meremehkan. ” Kau memang selalu bisa memanfaatkan situasi yang ada.”

“Yoona! Jaga ucapanmu. Aku tak ada maksud apa-apa dengan Ibumu,lagipula semalam aku tidak memintamu menjemputku,atau menyuruh Ibumu untuk memintamu menjemputku.”

"terserah kau saja"ucap yoongacuh






.....


Seperti malam-malam sebelumnya, yoona memang terbiasa pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Bukan hal yang luar biasa pula, jika lelaki yang belum dua puluh enam tahun  itu. Selalu pulang dengan wanita penghibur club malam hanya untuk mengantarkan lelaki itu pulang.

irene membukakan sepatu yoona seraya menatap lelaki itu, wajah yoona sangat merah dan seperti sangat kelelahan.

irene mendesah kasar.”Kenapa kau selalu mabuk,oppa?”

“Ini juga semua karenamu!”

Irene menatap yoona tidak percaya,ia pikir kesadaran lelaki itu hampir tidak ada karena mabuk.

“Kalau bukan karena Eomma aku tidak.AKA mungkin menikahimu, aku tidak mungkin seperti ini. Kalau tidak minum,aku pasti akan stres,aku harus ke kantor Appa untuk berkerja. Terlebih saat aku libur, satu hari penuh aku harus di kantor. Memeriksa beberapa berkas yang aku sama sekali tidak mengerti dan juga sekarang seohyun menghilang ” yoona mendudukan dirinya,dan menatap irene tajam. “

“Itu semua salahmu!"
irene diam sejenak,lantas memalingkan kepalanya ke arah lain.

“salahku?” irene berdecih meremehkan,ia juga memalingkan kepalanya ke arah lain.

“Salahku, itu semua salahmu oppa jika kau memang mencintai seohyun swharusnya kau mmencarinya bukan hanya berdiam diri saja, yg perlu kau ingat kau lah yg membuat seohyun pergi."

Yoona beranjak dari ranjang,ia mendekati irene dengan langkah gontai akibat mabuk. Sempat oleng dan membuat irene menghampirinya,tapi ketika irene ingin meraih tangannya lelaki itu menepisnya kasar.

“Itu membuatmu senang ‘kan? Karena hal itu yang bisa membuatmu tertawa”

“Oppa sudahlah… Sebaiknya kau istirahat.” irene mencoba menenangkan yoona dengan meraih tangannya, tapi kembali yoona menepisnya.

“Kenapa? Kau tidak senang dengan perkataanku?”

“Kita bicarakan esok saja, sebaiknya kau tidur. Lagipula kau mabuk.”

“Aku sadar!”Yoona berteriak.

“Lalu kau mau apa? Jika kau tidak senang dengan ini semua,dan ingin menuntut ibumu. Seharusnya kau katakan padanya, kenapa kau menyalahkan aku?”

“Karena kau pantas di salahkan!” YOONA kembali berteriak tepat di wajah irene,membuat wanita itu memejamkan matanya.”

“Kau tahu? aku  sudah  menikah dgn seohyun , jika aku tidak menikahimu. Seharusnya aku bisa bersamanya,seharusnya sekarang aku berstatus bahagia bersamanya . Bukannya terjebak dalam pernikahan,yang bahkan dalam mimpi pun aku tidak pernah membayangkannya!”

“Apa kau yakin?” Irene menatap yoona menantang,matanya sangat mengantuk tadi. Harus terjaga karena kegaduhan yang di buat yoona, terlebih kembali lelaki itu membawa wanita penghibur ke rumah mereka.

Meski bukan untuk kali pertama,dan hanya mengantarkan pulang. Tapi,siapa yang tahu apa yang mereka lakukan sebelum Yoona tiba di rumah membuat irene sedikit kesal.
yoona mengerutkan dahinya,entah bingung atau berpikir irene juga tidak tahu.

"kau yakin kau masih mencintainya? Sedangkan sebelumnya kau sudah menyakiti seohyun berkali-kali.” irene mendorong yoona paksa,untuk lelaki itu kembali ke ranjang.” Sudah, sebaiknya kau tidur.

Tapi beruntung itu membuat Yoons terdiam. Entah karena yoons tidak mengerti kata-katanya, atau lelaki itu terbujuk oleh perkataannya. Lagipula berdebat dengan orang mabuk bukankah percuma saja? Hanya membuat lelah,dan setiap perkataannya pasti akan sulit mencapai ujung. Jika tidak  di selesaikan segera.

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now