part 40

338 44 7
                                    

Kwon yoong bersandar di salah satu gedung tua, beberapa kali melirik ke toko krystal yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri, kedua tangannya bersembunyi di dalam saku jubah hitamnya dan dia sesekali menggosok kedua tangannya untuk menghangatkan.

Jantung Krystal berdetak lebih cepat dan dia tidak percaya dan sebagian besar dirinya bertanya- tanya bagaimana kwon yoong   bisa berada di situ dan apa dia memang mencarinya, kecuali dia mencari kakek dan nenek atau barang- barang pecah belah tua atau makanan tradisional atau roti kakeknya…

Atau dia memang mencari jung krystal.

Jantung krystal rasanya melompat dan dia perlahan berjalan mendekati kwon yoong sementara sibuk menangkan dirinya.

Dia berencana menyentuh pundak yoong pelan tapi dia takut menyentuh pria itu. krystal mengurungkan niatnya.

“yoong” panggil krystal pelan. yoong berbalik dan terkejut melihat krystal. Dia menggumam sesuatu seperti “astaga’ dan beberapa detik mereka bertatapan dalam kekagetan. yoong kaget melihat krystal tapi gadis itu lebih kaget melihatnya.

“B—bagaimana… kau bisa di sini?”

“Temanmu memberitahuku.” kata yoong. Teman? Teman siapa? luna? Bagaimana bisa dia—? Pasti gadis itu diam- diam mencari nomor yoong! krystal sudah berencana akan menguliti gadis itu nanti.

“Aku…”

“Di mana ponselmu?” tanya yoong, nadanya dingin tapi menyiratkan rasa kesal dan menurut krystal pria itu mungkin beberapa kali mencoba menghubunginya.

“P—ponselku mati,” jawab krystal canggung dan mengutuk dirinya karena merasa bersalah. yoong menarik nafas dan menghembuskannya. “Aku berusaha menghubungimu… beberapa kali.”

“Arasso,” kata itu keluar begitu saja dari mulut krystal- dan dia tersadar. Oh sialan, dia ketahuan! Tidak bisakah mulutnya sesekali bekerja sama dengannya? Sekarang kwon yoong  kelihatan sedikit terkejut dan marah. “Kau tahu aku menghubungimu? Dan kau tidak mengangkatnya?”

krystal tersadar beberapa pasangan tua yang berjalan melewati mereka memandang mereka dengan heran. .

“Kita ke sana saja,” krystal menunjuk pepohonan rindang di dekat mereka. yoong menarik nafas dan mengikuti jejak  krystal. Sementara berjalan krystal- mencoba merangkai kalimat yang tepat untuk memberi alasan pada pria itu kenapa dia tidak mengangkat telponnya. Sepertinya rencana ‘handponeku rusak’ sudah tidak bisa digunakan.

“Sekarang katakana kenapa kau tidak mengangkatnya?” tanya yoong, intonasinya tetap dingin dan datar.

“Aku—“

“Apa kau berusaha menghindariku?”

“Bukan begitu—“

“Lalu?”

“Aku bingung dan banyak hal yang terjadi padaku selama seminggu ini, pikiranku kacau—“

“Well, begitu juga denganku. Karena itu aku berusaha menghubungimu. Kau bilang kau hamil anakku dan setelah itu kau pergi menghilang dan menghindari telponku. Apa menurutmu aku juga tidak bingung? Lalu kapan kau akan mengangkat telponku kalau aku tidak datang sekarang? Kau bilang kau hamil dan setelah itu aku saja yang harus memikirkan apa yang akan kau dan aku lakukan selanjutnya?? ”

kali ini dia memang marah, membuat Krystal - sedikit terkejut. Dia tidak pernah melihat yoong marah sebelumnya, well—karena pria itu memang tidak pernah marah di depan nya kan?

“Karena aku takut dengan apa yang akan kau katakan!” ujar krystal, membela diri. Dia tahu dia salah, tapi dia tidak bisa menyembunyikan pikirannya lagi. Matanya berkaca- kaca. Rasanya menyesakkan menanggung semua emosi ini seorang DIRI.

“Maafkan aku kalau aku juga membuatmu bingung! Aku tidak bermaksud menghindarimu, tapi aku tidak tahu apa aku harus menghubungimu atau tidak, karena aku yakin ini juga sulit bagimu! Aku tidak ingin menjadi orang yang memberatkanmu!”

Yong tertawa sinis dan frustasi. “Kalau begitu apa yang kau inginkan?”

“Entahlah, yang jelas aku tidak ingin menggugurkan bayi ini!” kata krystal- tegas. yoong terlihat kaget. “Aku tidak akan menggugurkan bayi ini.” Kata krystal, terlihat lebih tenang tapi tetap marah.

yoong masih terkejut melihat keyakinan di mata krystal-.

“Jadi kau takut aku akan memintamu menggugurkannya?”

krystal masih terlihat marah tapi dia mengangguk tanpa memandang yoong dan dua bulir air mata kembali jatuh dari matanya. “Tapi, aku hanya takut, bukan berarti aku percaya kau akan memintaku melakukannya…”

“Aku tidak akan memintamu melakukannya. Aku bukan orang seperti itu.” yoong menatapnya dingin. krystal- kelihatan terkejut.

Tapi sejujurnya dia tidak tahu siapa sosok kwon yoong  yang sebenarnya.

“Maaf.”

“Aku sudah memikirkannya.” Kata yoong. Mereka berdua menolak untuk menatap mata masing- masing. krystal- berusaha berkonsentrasi pada kalimat yoong sementara benaknya mencoba menerka apa yang akan yoong katakan, jantungnya berdebar kencang.

“Bagaimana kalau kita menikah saja?”

Rasanya seperti ada yang menyemprotkan cairan beku ke seluruh tubuhnya. krystal- terdiam sebentar, menengadah dan menatap yoong. Kali ini pria tampan itu sudah menatapnya dengan tajam dan dalam, seperti elang. Ekspresinya tidak dapat dibaca.

“M—mwo?”

“Menikah. Aku ingin kita menikah, krystal,”











TBC
maaf telat update soalnya aku lagi sakit gigi

3 istri satu suamiWhere stories live. Discover now