12 - Licious Romance

Start from the beginning
                                    

Katrina Nagita : Oh, syukurlah. Btw, gue tadi abis nemuin Pak Anjar utk ngumpul ppt gue. Ternyata ada yang harus direvisi😭

Garvino Jullian : apanya?

Katrina Nagita : disuruh nambahin contoh soal, deadline-nya malem ini. Lo bisa bantu nggak? Tapi kalau lo emg lagi sakit, gak usah dipaksain

Walaupun ragu, Katrin tetap mengirim pesan itu. Garvin pasti menanggapnya sebagai cewek nggak tahu malu sekarang.

Garvino Jullian : bisa. ketemuan aja dimana

Waduh! Maksudnya Katrin kan bisa komunikasi lewat WA aja gitu. Kalau ketemuan, kesannya makin merepotkan untuk cowok yang katanya sedang sakit itu.

Katrina Nagita : ga usah ketemuan, gue bisa tanya2 lewat WA gini aja

Garvino Jullian : tp gue nggak bisa

Tepat saat itu, bel masuk berbunyi. Katrin bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelas dengan mata masih sambil terfokus pada layar ponselnya.

Katrina Nagita : lo kan lagi sakit, Garrrr

Garvino Jullian : sebut aja lokasinya, jam berapa. Nanti ketemuan langsung disana

Keras kepala juga cowok ini! pikir Katrin. Akhirnya setelah pertimbangan cukup singkat, Katrin menjawab.

Katrina Nagita : yaudah deh. Lo tau Licious Romance cafe nggak? Ketemuan disana aja jam 4 sore nanti.

Garvino Jullian : ok

Katrin menutup aplikasi chatting yang katanya bisa membuat orang yang jauh terasa dekat itu, kemudian dia melangkah dengan pasti menuju kelasnya.

***

Pulang sekolah, meski jam masih menunjukkan pukul setengah empat sore, Katrin langsung mampir ke Licious Romance. Dia ingin menghabiskan waktunya untuk menggambar selagi menunggu kedatangan Garvin yang mungkin memakan waktu setengah jam lagi.

Katrin memilih meja di samping jendela kaca yang menghadap pada teras cafe yang tampak asri. Hari ini Alpha Band yang biasa menghibur di mini stage tidak kelihatan. Setahu Katrin hari ini memang bukan jadwal mereka untuk tampil.

Katrin membuka mesin pencarian di Ipadnya, dia sedang mencari ide untuk karakter yang hendak dia gambar untuk icon SMA Gemilang.

Setelah menyelusuri cukup lama tanpa menemukan karakter yang menginspirasinya, Katrin tiba-tiba teringat saran Dewi di lapangan sepakbola waktu itu.

"Project ini kan bisa jadi ajang buat gue ngodein Reihan!" bisik Katrin antusias pada dirinya sendiri.

Mungkin inilah yang dirasakan Archimedes ketika berhasil melakukan penemuan hebat. Eureka!

Kini Katrin sudah tahu langkah apa yang harus dia ambil. Membuat ilustrasi karakter cowok dengan fisik seperti Reihan. Sedangkan cewek mirip dengan dirinya. Reihan pasti ngeh kalau itu adalah isyarat bahwa mereka akan tampak serasi bila bersama.

Ini ide luar biasa, Reihan pasti peka, dan ini akan berakhir sempurna.

"Katrina?" sebuah suara di sisi kanannya membuat Katrin tersentak. Ia menoleh kaget. Jantungnya terasa berhenti berdetak ketika wajah Reihan lah yang menyambutnya.

Karena KatrinaWhere stories live. Discover now