42. Officially Yours

3.3K 499 83
                                    


Chapter 42


"Lo nggak kepikiran untuk ganti tipe cowok? Bisa nggak lupain Reihan dan jalan sama gue aja?"

Katrin tidak mengerti bagaimana reaksi ilmiahnya, tapi pertanyaan Garvin itu membuat jantungnya berdetak sangat kencang, lututnya pun mendadak terasa seperti jelly. Bersamaan dengan itu, rasa panas menjalar di wajahnya, dia cuma mampu mengerjap, berupaya mengembalikan fokusnya.

Sepertinya Garvin benar. Pembuluh darahnya memang menyempit. Bukan hanya karena angin malam, tapi juga karena sedang mengalami momen paling ajaib selama hidupnya.

Garvin akhirnya menembaknya. Garvin mengajaknya pacaran! Hoki seumur hidup seorang Katrina Nagita sepertinya sudah terpakai semua di momen ini.

Stay cool. Katrin berusaha menyugesti dirinya. Seperti kata Dewi, nervous hanya akan membuat kita kehilangan momen. Jadi untuk sementara, Katrin mencoba mengendalikan perasaannya dan berpikir rasional. Tidak perlu menggebu-gebu walaupun sebenarnya yang dia ingin lakukan adalah memekik salting dan melompat memeluk Garvin. Hal yang sangat memalukan jika nekat ia lakukan dan akan mengundang pertanyaan orang seisi rumah.

"Ngeliat reaksi lo kayaknya pertanyaan gue itu lebih susah daripada soal logaritma," sambung Garvin karena jawaban dari Katrin tak kunjung datang. Garvin mengulas senyum miring lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Entah apa yang cowok itu pikirkan, tapi Garvin tampak tenang seperti biasa. Katrin sungguh iri dengan pengendalian emosi cowok itu.

Setelah rasa nervous-nya mereda, Katrin seakan kembali menapak realita. Ini saatnya dia menggoda cowok sok cool di sampingnya itu.

"Bentar, gue catet dulu di kalender hp gue." Katrin mengambil ponselnya yang tadi diletakannya pada meja kecil di sampingnya.

"Catet apa?" Garvin menatap Katrin bingung karena cewek itu benar-benar membuka aplikasi kalender di hpnya.

"Kayak yang pernah lo bilang, ingatan gue kayak Dori, jadi gue harus bikin notes di kalender."

"Buat?"

"Buat reminder tanggal jadian kita. Jaga-jaga kalau gue atau lo lupa kalau kita udah sampai ke titik dimana kita sepakat buat jalan bareng." balas Katrin masih sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Garvin terdiam.

Setelah selesai mengutak-atik ponselnya, Katrin menunjukan layar hpnya ke Garvin. Cewek itu benar-benar menambahkan catatan acara di tanggal hari ini. Tulisannya: Jadian sama Garvin.

Garvin masih tak berkomentar. Katrin mendadak panik.

"Eh, yang tadi itu bukan nembak, ya?" Katrin kini sudah memelotot penuh ketakutan. Kalau yang tadi itu bukan indikasi mengajak pacaran, Katrin sudah siap untuk memelesat kabur. Sumpah bikin malu saja!

Katrin masih setia menatap Garvin penuh antisipasi, sedangkan Garvin membalasnya dengan wajah tanpa ekspresi. Katrin makin ketar-ketir tak karuan.

Katrin buru-buru membuka kalender di ponselnya, bersiap menghapus notes barusan. Namun tangan Garvin yang hinggap di satu tangannya yang masih memegang ponsel membuat niatnya terurungkan. Ketika Katrin mendongak, Garvin menyambutnya dengan senyum kecil.

"Lo lucu banget, tau nggak?"

"Eh?"

"Jangan dihapus note-nya. Itu buat reminder kalau gue beneran udah jatuh cinta sama lo."

Mulut Katrin terkatup. Rasa salah tingkahnya kembali menjalar menimbulkan rasa panas di kedua pipinya.

Senyum Garvin makin lebar, dengan gerakan kasual dia mengacak rambut di bagian belakang kepala Katrin, membuat cewek itu makin kesengsem sendiri.

Karena KatrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang