12 - Licious Romance

6.7K 1.1K 42
                                    

Chapter 12

Mimisan itu adalah peristiwa dimana pecahnya pembuluh darah dalam hidung yang disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang paling masuk akal dengan kejadian kemarin yakni karena adanya benturan atau cedera.

Katrin nggak menyangka, keisengannya kemarin malah menyebabkan insiden mengerikan. Kekuatannya mampu membuat Garvin mimisan. Walaupun darah segar dari hidung cowok itu mengalir dalam waktu yang nggak terlalu lama, tapi tetap saja bayang-bayang kejadian kemarin terus menghantui pikiran Katrin.

Yang memperkeruh suasana hati Katrin, Garvin nggak masuk sekolah hari ini. Kata Oka sih, sakit. Meski nggak ada konfirmasi bahwa penyebab sakitnya itu adalah insiden kemarin, tetap saja Katrin merasa bahwa dialah yang bersalah disini.

"Deadline-nya malam ini. Bapak tunggu sampai jam 12," ucap Pak Anjar di tengah percakapan mereka yang berlangsung sejak sepuluh menit yang lalu di ruangannya.

Hari ini Katrin mengumpulkan powerpoint tentang Statistika-nya ke Pak Anjar. Dan sialnya, bapak itu mengatakan bahwa Katrin masih harus menambah satu contoh soal lagi pada masing-masing materi per sub-bab. Jadi totalnya ada 6 soal lagi mengenai data kuartil, desil, modus, median, mean. Yang membuat Katrin rasanya mau terjun bebas, adalah perkataan Pak Anjar barusan.

Deadline-nya jam 12 malam nanti.

"Tapi Garvin nggak masuk, Pak, hari ini, nggak ada yang bisa bantu bimbing saya." Katrin mengeluarkan seribu satu alasannya.

"Kamu nggak pernah kenalan sama WhatsApp apa? Sekarang ini aplikasi chatting seperti itu membuat yang jauh terasa dekat," jelas Pak Anjar.

"Tapi Garvin kan lagi sakit, Pak, dia pasti terganggu kalau saya kirimin pesan."

Pak Anjar menghela napas. "Ya udah, kalau gitu, kamu bikin sendiri aja. Lagian mudah kok cuma nambah contoh soal. Yang lainnya udah bagus."

Katrin hendak membantah, namun Pak Anjar kembali menambahkan.

"Jam 12 malam ya, Katrin. Bapak tunggu. Sekarang, silakan kembali ke kelas."

Melihat wajah serius Pak Anjar, menciutkan nyali Katrin untuk memprotes. Dia akhirnya pamit ke luar ruangan dengan hati dongkol berat.

Katrin mengeluarkan ponselnya ketika ia duduk di kursi koridor dekat mading sekolah.

Katrin berinisiatif untuk menanyai kabar Garvin. Kalau cowok itu sehat, Katrin akan meminta untuk menolongnya membuat contoh soal yang diminta Pak Anjar.

Katrina Nagita : Hai, Gar. Lo lagi sakit, ya?

Selagi menunggu balasan Garvin, Katrin berselancar di dunia maya. Ternyata tak butuh waktu lama, balasan cowok itu muncul.

Garvino Jullian : Ada perlu apa?

Hidung Katrin mengerut membaca pesan itu. Boro-boro menjawab pertanyaan, membalas salam juga enggak.

Katrina Nagita : Lo beneran sakit? sakit gegara bola basket kemarin?

Katrin balas bertanya untuk menuntaskan rasa penasarannya sebelumnya.

Garvino Jullian : nggak

Katrina Nagita : nggak apa? Nggak sakit?

Garvino Jullian : bukan karena bola basket

Helaan napas penuh kelegaan lolos dari bibir Katrin.

Karena KatrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang