34 - Hak Asuh Bobby

3.2K 642 110
                                    

Chapter 34

Katrin sepertinya sedang terkena kutukan. Dia tidak menyangka dalam waktu satu minggu ini dia bisa dibuat menangis oleh dua cowok. Yang pertama Reihan, cinta pertamanya yang ternyata sudah taken, dan yang kedua Garvin. Untuk alasan Reihan, semuanya memang masuk akal. Siapa yang nggak patah hati setelah menerima kenyataan pahit tersebut, tapi untuk kasus Garvin? Katrin menghela napas panjang. Menangisi Garvin tidak pernah ada dalam rencana hidupnya sebelumnya.

Kata-kata Garvin di sekolah tadi masih membekas di benak Katrin. Jujur saja, dia tersinggung bukan main. Siapa yang baik-baik saja setelah dianggap sebagai orang yang nggak mempunyai pengaruh positif bagi hidup orang lain? Dan pernyataan tersebut diucapkan terang-terangan pula di depan mukanya. Bukan hanya tersinggung, Katrin sakit hati.

Sebelumnya Katrin merasa dia sudah menjadi salah satu orang terdekat Garvin. Mereka melakukan to do list bersama, Garvin dengan sukarela menjaga Bobby, mereka saling berbagi cerita, tapi sepertinya hal-hal yang mereka lakukan bersama nggak ada artinya bagi Garvin. Ternyata selama ini Katrin hanya berhalusinasi saja. Dia kira sosok itu berubah menjadi pribadi yang baik setelah mereka lebih mengenal. Nyatanya Garvin tetaplah Garvin yang sombong dan egois.

Katrin bergelung di dalam selimutnya sambil memainkan ponsel. Dari tadi dia sibuk mencari orang yang mau mengadopsi Bobby. Dia nggak mau lebih lama lagi bergantung pada Garvin. Harusnya sih Willy menjadi kandidat terkuat untuk mengurus Bobby, tapi sampai saat ini cowok itu belum membalas pesan dan menangkat telepon.

Akhirnya, Katrin memilih opsi lain. Bian. Sahabat Garvin yang kelakuannya 180 derajat dari cowok itu. Karena Bian nggak membalas pesan, Katrin langsung menelpon cowok itu.

"Halo, Bian?" panggilan diangkat ketika dering kedua.

"Iya, Kat? Ada apa?" jawab Bian dari seberang sambungan.

"Sori, gue ganggu nggak nelpon lo malem-malem gini?"

"Santai aja, baru jam sembilan. Kenapa emangnya, Kat? Tumben banget, nih."

"Gue tadi ada chat sih, tapi nggak lo baca."

"Oh, ya? Sori gue belum buka WA. Ada apa emangnya?"

"Itu Bian, hm... lo suka kucing nggak?" tanya Katrin akhirnya meski diliputi sedikit ragu.

"Lumayan, kenapa? Lo mau nyuruh gue jagain kucing kayak lo minta Garvin jagain Bobby?" Nada suara Bian terdengar santai.

"Lo tau Bobby?" Katrin agak terkejut.

"Tau, dong. Gue main ke rumah Garvin, ketemu anabul itu."

"Oh, gitu. Kalau lo berkenan, gue mau oper Bobby ke lo, gimana?"

"Hah? Bentar-bentar... Maksudnya Bobby gue yang jagain?"

Katrin langsung mengangguk, sadar bahwa gerakannya itu tidak terlihat, ia buru-buru menjawab. "Iya, Bian. Gimana?"

"Emang Garvin kenapa?"

"Hmm, Bobby terlalu merepotkan buat Garvin."

"Mana mungkin," sanggah Bian langsung. "Garvin sayang kok sama Bobby."

"Cowok itu cuma terpaksa jagain Bobby kemarin."

"Nggak mungkin terpaksa. Dia sayang Bobby, Kat."

"Sok tau banget lo. Gue yakin cowok itu pasti setengah hati jagain kucing gue itu."

"Enggak. Dia sayang Bobby. Sayang lo juga."

"Hah?"

Bian terkikik di seberang sana. "Lo tenang aja, Kat. Bobby aman sama Garvin. Jangan cari Papa baru buat Bobby. Papa lamanya ntar kecewa."

Karena KatrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang