Larayn | Part 12

2.6K 211 32
                                    

Happy reading guys
Vote and coment Jan lupa

🍁🍁🍁

Setelah sampai dirumahnya, Lara segera membersihkan tubuhnya yang keringatan akibat berkeliling di mall tadi, ditambah lagi ia memang belum mandi sore. Tak memakan waktu lama untuk Lara membersihkan diri.

Lara telah bersiap dengan piyama tidurnya, karena ia tidak akan keluar dari rumah, walau malam ini malam minggu dan ia juga punya pacar, tapi ia sadar bahwa ia pacaran dengan es, ada saat tertentu Lara bisa menikmati malam minggu bersama pacar es nya, yaitu saat salju turun, maka para es yang lain juga akan bertebaran di mana-mana. Tetapi memang sudah nasib Lara tidak akan pernah bisa menikmati malam minggu bersama Rain nya, karena diindonesia tidak ada musim salju.

Lara mengaktifkan ponselnya yang seharian ini ia non aktifkan, karena ia tidak akan tahan untuk tidak memandangi foto Rayn yang ada di galeri ponsel ya. Terdengar seperti pacaran jarak jauh, hanya bisa memandangi fotonya.

Matanya membulat, di sana terdapat tiga notifikasi pesan dari Rayn, dan M-kios. Tentu saja yang pertama di bukanya adalah notif dari Rayn.

'Maaf''

Lara tidak bisa berkata-kata lagi, setelah membaca sms permintaan maaf dari Rayn, walau cuma satu kata, tapi itu sudah mengalahkan serentetan kata-kata romantis dari para aktor drama Korea.

'Gue beliin pulsa buat lo'

Lara tersenyum haru.
"Walau aku berharap kamu kasih boneka atau bunga pas minta maafnya, tapi aku udah melayang banget kamu kasih pulsa, romantis banget pacar aku." Lara tersenyum-senyum sambil memeluk ponselnya.

Lara keluar dari kamarnya, berlari kebawah dan menyambar kunci mobil di atas nakas samping televisi. Setelah itu langsung meluncur ke rumah Rayn, bahkan tak peduli ia masih memakai piyama tidur, selagi bukan lingerie, terlebih sudah malam jadi tidak ada orang yang melihat.

Cewek tersebut sampai di pekarangan rumah Rayn, memarkirkan mobilnya dan turun dari sana. Ia mengetuk pintu rumah Rayn dengan sangat anggun dan pelan, tidak seperti biasanya. Pasti Rayn terkejut dirinya datang, dan ini akan jadi kejutan untuk pacarnya yang berubah unyu sekarang.

Lara masih mengetuk pintu rumah Rayn dengan pelan, walau ia kesal Rayn lama sekali membuka pintu untuknya.

Pintu terbuka, bukan sosok yang diharapkan nya yang membuka pintu untuknya. Dibabah pintu berdiri sosok Arsen yang terlihat kurang baik, terlihat pipi kirinya lebam dan tepi bibirnya terdapat darah yang mengering.

"Kenapa muka lo?" tanya Lara, menelelisik wajah Arsen yang benyok.

"Biasa anak milenial emang gini." jawab Arsen dengan candaannya, dan sempat meringis karena luka bibirnya perih ketika ia tersenyum.

"Kenapa elo yang buka pintunya? Trus pacar gue mana?" tanya Lara.

Arsen tampak ragu menjawab.
"Si Rayn di kamarnya, udah tidur."

"Dia udah tidur? Trus elo kenapa bisa disini? Mau maling ya lo." tuding Lara dengan seenak jidatnya. Baginya sosok Arsen yang nakal patut dicurigai. Dengan muka bengal cowok itu tidak memungkiri bahwa tuduhan Lara bisa benar adanya.

"Enak aja lo, bonyok gue orang kaya, ngapain gue maling." Arsen menyanggah tudingan tidak jelas padanya.

"Yaudah lo ngapain ngalangin pintu? Gue mau masuk. " Lara mencoba untuk menerobos tubuh Arsen yang sengaja menghalangi di babah pintu.

"Rayn udah tidur, katanya nggak mau di ganggu." Arsen mencoba menghalangi jalan Lara, agar cewek itu tidak bisa masuk.

Lara mendengus.
"Gue nggak percaya. Lo kenapa sih!" bentak Lara, ia kesal dihadang oleh Arsen, ia mendorong perut Arsen dengan sekuat tenaganya, cowok itu terpundur kebelakang sambil memegangi perutnya dengan meringis.

LARAYN (on going)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum