Larayn | Part 23

2.6K 212 28
                                    


Budidayakan vote sebelum atau setelah membaca.
.
.
Happy readiing!

🍁🍁🍁

"Lo yakin Rayn masih disini?" tanya Arsen saat mereka telah sampai di bandara.

"Yakin."

Mereka berdua mencari sosok Rayn didalam khalayak ramai tersebut, Lara yakin Rayn masih disini, mungkin keputusan Lara mencari Rayn disini adalah hal yang salah, namun Lara ingin melihat siapa orang yang telah mengisi hati Rayn selama ini.

Lara menghentikan langkahnya, cewek tersebut terdiam ditempat. Arsen melihat bingung pada raut wajah Lara, terlihat begitu sendu. Arsen turut mengalihkan pandangannya pada objek yang menjadi sasaran Lara.

Raut bingung Arsen berubah menjadi raut terkejut, disana ia melihat dengan matanya sendiri Rayn memeluk seorang cewek yang Arsen tau adalah Nadira, teman mereka Smp dulu. Arsen sendiri tidak tau harus melakukan apa, pasti Lara sakit hati sekarang. Tidak ada cara lain, cowok itu menarik tangan Lara untuk menjauh dari sana.

"Jadi sebenarnya elo udah tau?" tanya Arsen setelah berhasil membawa Lara jauh dari tempat Rayn dan Nadira berpelukan.

Lara menunduk dan terdiam.

"Jawab Fal, lo sengaja kesini buat lihat itu? Terus sakit hati, abis itu nangis? Kuat banget lo jadi cewek, sampai bangga gue." ucap Arsen sembari mengusap wajahnya frustasi.

Walau ia dan Lara terkadang seperti Tom and Jerry, tapi di lubuk hati Arsen yang paling dalam, cowok itu menyayangi Lara, menyayangi cewek itu yang selalu sabar menghadapi kebekuan sahabatnya pada dirinya, jujur Arsen sangat mendukung Rayn dengan Lara, namun setelah melihat Rayn masih memeluk orang lain disaat punya pacar, Arsen meragukan Lara pada Rayn.

Lara masih menunduk tidak menampakkan sedikitpun wajahnya, bahkan rambutnya turut menyembunyikan wajahnya, dan Arsen tau dibalik itu Lara tengah menahan air matanya.

"Nangis Fal, lepasin sesaknya, nggak bakal bayar."

Benar saja, Lara terisak dengan tangis kesakitannya, kenapa perjuangannya mendapatkan cinta Rayn tak semudah yang ia bayangkan, ia lebih banyak mengecap rasa sakit dari pada rasa bahagianya. Namun hal itu juga mengajarkan Lara bagaimana cara menahan diri.

"Gu..gue mau pulang Sen.." ucap Lara terbatas karena menahan isakannya.

Arsen mengangguk.
"Maaf, Fal. Gue nggak punya sapu tangan."

Lara mendongakkan wajahnya hingga jelas wajah sembabnya. "Gue juga nggak butuh. Mau ninggalin karya Rain di sini."

Lara menepuk pelan kedua pipinya yang terdapat bekas air matanya dengan senyum yang kembali dipaksakan. Dan astaga Arsen benar-benar ingin mengunyah cewek itu saking geramnnya.

"Terserah elo."

Arsen kesal sendiri, tangannya menarik tangan Lara untuk segera lenyap dari bandara, dan mengantar cewek tersebut pulang, bila perlu Arsen ingin menggemboknya biar tidak keluar dari rumah dan disakiti manusia berjenis kelamin cowok lagi.

Arsen mengantar Lara dengan motor sportnya, setelah sampai diperkarangan rumah Lara, Arsen merasakan punggungnya basah.

"Nangis lagi?" tanya Arsen.

LARAYN (on going)Where stories live. Discover now