Larayn Part 21

2.7K 214 41
                                    

Budidayakan vote setelah membaca.
.
.
Happy readiing!

🍁🍁🍁

"Eh Rain, ada pasar malam tuh! Kesana sebentar yuk!"

Rayn mengikuti keinginan Lara untuk masuk ke pasar malam. Cowok itu memarkirkan motornya ditempat parkiran, setelah itu turun mengikuti Lara yang sedang melihat-lihat wahana di pasar malam itu.

"Rain, naik kora-kora yuk! Kayaknya seru." ajak Lara antusias. Bukan tanpa alasan Lara ingin menaiki itu, kenyataannya ia ingin mengambil kesempatan bagus dengan mengajak Rayn menaiki wahana tersebut, artinya banyak kesempatan memeluk cowok itu, dan paling ia inginkan sekarang adalah teriak sekeras-kerasnya untuk menghilangkan himpitan yang menyakitkan di dadanya.

Rayn tampak ragu dengan ajakan Lara, namun cewek itu hanya meminta satu hal ini untuknya, tapi kenapa rasanya sulit untuk memenuhinya. "Gu..gue.."

"Yaudah kalau kamu nggak mau, aku nggak papa kok." Lara tau Rayn ingin menolak permintaan yang sederhana ini. yang bisa ia lakukan hanya mengerti dan tersenyum penuh keikhlasan. Ia sudah paham, ia bukanlah orang istimewa yang harus di turuti kemaunnya, terlebih lagi Rayn sudah ingin mengajaknya jalan malam ini, bukankah hal itu juga perlu disyukuri dan seharusnya ia tidak terlalu menuntut.

"Iya.."

Lara kembali memasang senyum tipisnya, seharusnya ia sudah tahu jawabannya. Ia tak boleh berharap lebih pada Rayn, cukup. Cukup menjadi kekasih dari cowok itu saja baginya merupakan sebuah kebahagian.

"Iya, gue mau.." ucap Rayn memperjelas ucapannya yang barusan disalah artikan oleh Lara.

"Beneran mau?" tanya Lara antusias.

Rayn mengangguk.

Mereka membeli tiket untuk naik kora-kora. Dan Rayn mengusulkan untuk membeli tiket duduk ditengah saja. Walau awalnya Lara menolak, karena ingin membeli tiket paling ujung. Namun Rayn mengalaskan dia akan muntah jika dibelakang dan Lara akhirnya setuju membeli tiket duduk ditengah.

Lara memeluk lengan Rayn saat wahana yang mereka naiki mulai berjalan. Dan memang kesempatan ini benar-benar bagus.

Aaaaaaaaaaaaaaa!!!

Lara berteriak sekerasnya saat wahana mulai melaju dengan kencang.

Rayn tau Teriakan tersebut bukankah karena girang atau apa, jelas sekali teriakan itu kumpulan beban yang dipendam Lara. Tangan Rayn melepaskan jaket denimnya dan membalutkan jaket tersebut di pundak Lara yang terbuka, lalu tangannya merangkul bahu cewek tersebut.

Lara berhenti berteriak, namun setetes air matanya luruh saat merasakan perhatian kecil dan pelukan Rayn padanya. Cewek itu membalas rangkulan Rayn dan menyandarkan kepalanya di bahu Rayn.

Biarlah sekarang ia menikmati kehangatan yang tak pernah Rayn berikan untuknya dengan diiringi air matanya, kata hatinya mulai berubah, ia akan tetap bertahan, Rayn hanya meminta break, bukan putus jadi ia masih punya kesempatan untuk melanjutkan hubungan ini, entah itu kapan.

Lara kembali merasakan usapan dipipinya, Rayn mengusap air matanya, bukan lagi menjadi hal yang romantis namun menjadi hal yang miris.

"Rain,"

"Gue tau lo sakit, maafin gue, nanti gue bakal jelasin semuanya." ucap Rayn.

LARAYN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang