Larayn | Part 31

95 6 0
                                    

Budidayakan vote dan komentar sebelum atau setelah membaca.
.
.
Happy readiiing!!

🍁🍁🍁

Lara mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya seraya tersenyum cerah, Dian yang sedang duduk di bangkunya memperhatikan hal itu.

"Fal, buat gue ya?" tanya Dian dengan percaya diri.

Lara menggeleng kuat. "Pede banget lo, siapa juga yang mau bawain ke elo, ini tuh buat Rayn," ucap Lara seraya mengangkat kotak makan ditangannya.

Dian tertawa garing. "Nggak ada kapok-kapok-nya lo ngasih makan dia, ntar ujung-ujungnya dibuang lagi. Udah deh mending kasih gue aja." Dian mencoba mengambil kotak makan berwarna biru itu dari tangan dari tangan Lara. Dian akan tetap mengambilnya walau Lara tidak ikhlas.

Lara memukul tangan Dian geram. Menyembunyikan kotak makan dibalik punggungnya. "Apaan sih lo, kok maksa amat sih, gue bilang nggak ya nggak!"

Dian masih berusaha mengambil paksa kotak makan tersebut di balik punggung Lara, hingga aksi tarik-menarik terjadi di antara mereka Terlalu sayang jika makanan tersebut dibuang Rayn nantinya.

"Kalian kenapa?"

Lara dan Dian menoleh ke arah pintu, disana berdiri sosok Rayn dengan wajah datarnya. Melihat itu, Dian reflek melepas kotak makan menyebabkan Lara terjembab ke lantai.

Dian melangkah maju kedepan. Berhadapan dengan Rayn yang masih berdiri kaku menatap Lara yang masih terduduk di lantai. "Lo ngapain ke sini? Mau maluin temen gue lagi ha! Heran deh gue, lo tuh cowok apaan sih kok bisa jahat banget!"

"Cowok Lara."

Rayn menggeser Dian dari hadapannya hingga cewek tersebut terdorong kesamping. Rayn berjalan mendekati Lara dan mengulurkan tangannya.

"Kamu nggak papa?" tanya Rayn.

Lara menyambut uluran Rayn dan bangkit dengan bantuan cowok tersebut. "Aku nggak papa." sahut Lara kemudian.

Dian yang melihat itu hanya melongo tak percaya. Benarkah yang dilihatnya saat ini sosok Rayn? Tapi kenapa bisa sehangat itu? Dian mengucek matanya, memastikan bahwa matanya baik-baik saja. Mungkin matanya bermasalah sehingga melihat hal yang seharusnya menjadi halusinasi.

Rayn menuntun Lara untuk duduk di kursi, lalu ikut duduk disamping cewek tersebut.

"Kamu udah makan belum? Aku bawain roti dari rumah." Lara membuka kotak makan ditangannya dan menyodorkannya pada Rayn.

Rayn mengambil selembar roti dan memakannya dalam diam, namun matanya menangkap binar bahagia yang terpancar dari mata Lara saat memandang dirinya. Hanya dengan menerima pemberiannya, Lara sudah sesenang ini. Tangannya mengambil selembar roti lagi, lalu menyodorkannya pada Lara. "Kamu makan juga."

Lara mengangguk dan meraih roti yang disodorkan Rayn dengan senang hati. Kapan lagi Rayn sehangat dan perhatian seperti ini.

"Gue mau juga dong!" Dian mendekati mereka dan mengambil sisa roti di dalam kotak makanan Lara.

Lara hanya berdecak kesal di ganggu oleh Dian. Giginya mencabik roti seraya membayangkan mencabik tubuh Dian. Sahabat laknat yang tidak tau privasi. Jika orang lain pasti akan memberikan ruang untuk seseorang yang sedang pacaran. Tapi Dian malah sebaliknya menempel dan menganggu.

LARAYN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang