Part 67 (Pertolongan)

479 35 10
                                    

.
.

"Bagi kelompok dan temui nama-nama yang terlihat di layar laptop. Bila itu sama maka bom berikutnya akan meledak 6 jam lagi. Dan lo Cakka, gue kagak tau masalah lo dengan kakak lo tapi cepat cari tau gue yakin kak El sudah tau pelakunya."

Raut wajah mereka seketika serius melihat Agni sampai seperti ini. Biasanya gadis itu selalu tenang dan cendrung Cakkalah yang selama ini memimpin mereka. Melihat Agni sekarang itu menandakan bahwa gadis itu ingin cepat mengakhiri semua ini.

Dan mungkinkah kasus ini memang akhir bagi mereka?

.

.

.

.

.

Katakan pada lelaki harujuku itu sebenarnya gadis yang sedari diam melihatnya dari kejauhan itu begitu mengkhawatirkannya. Namun sepertinya kata tidak peka dalam hal beginian memang sudah cocok melekat di seorang Cakka dari jaman orok.

Pekanya hanya dalam hal tertentu yang berhubungan dengan Agni.

Buktinya?

Cakka itu peka kalau Agni marah.

Itu pasti dan semua juga bakalan tau karena Agni itu kalau marah gak bisa dipendem. Main jitak atau gak main karate atau bila beruntung cuma lempar sendal.

Cakka peka kalau Agni sedih.

Yah, untuk satu ini cukup diberi tepuk tangan karena satu-satunya yang tau bila Agni sedih itu yah cuma Cakka. Agni begitu pandai menyimpan semua kesedihannya bahkan Alvin yang notebonenya ice prince pernah menampakan kesedihannya.

Cakka peka bila Agni lelah.

Dan bila ini terjadi Cakka akan sigap menggantikan posisi Agni.

Tapi cuma satu yang Cakka tidak bisa peka.

Kekhawatiran seorang Agni dengan bahaya yang tengah mengancamnya. Lelaki itu seolah menganggap hal berbahaya itu tidak pernah terjadi padanya.

Padahal nyatanya Cakka pernah hampir terbunuh karena melindungi seorang Agni.

Apa lo memang gak menghargai nyawa lo sendiri?

Tanpa tau disini gue khawatir kehilangan dan berakhir sendiri?

Dan rasanya Agni ingin menjambak rambut harujuku yang agak mencuat di kepala Cakka. Cakka berkali-kali mengacak rambutnya lalu kembali menatap layar ponselnya kesal

"Cak... lo yakin mau ngelakuin itu? Sendiri lagi?" tanya Rio yang mungkin sudah sepuluh kalinya untuk hari ini.

"Yakin... disini cuma gue dan Ozy yang paham tentang bom. Dan kalian pasti mikir 2 kali untuk menurunkan Ozy bukan?" komen Cakka.

Yahh...
Beberapa saat yang lalu Cakka mengemukakan ide bahwa dia akan menyusup ke salah satu mall yang memiliki kemungkinan besar di incar oleh mereka. Dan yang lain tentu saja memprotes ide tersebut karena bagaimanapun yang di incar adalah mereka semua.

Tapi memang sifat keras kepala begitu melekat pada seorang Cakka, penolakan dari teman-temannya dianggap angin lalu dan jadilah seperti sekarang.

Mereka menyerah menghadapi kekerasan kepala Cakka.

"Ag! Katakan sesuatu dong, tau ndiri tuh cicak rowo satu punya kepala beton." Komen Rio.

"Terserah, lagi pula kita tidak ada waktu lagi. Sekarang berpencar ke posisi masing." Perintah Agni tanpa memandang Cakka dan langsung keluar.

WARNA-WARNI KEHIDUPANWhere stories live. Discover now