Part 55 (Kembalinya Aryn)

591 51 6
                                    

.
.

Seorang pria dengan kisaran umur sekitar setengah abad itu masuk kesekolah dengan penuh kewaspadaan. Sesekali ia menoleh kebelakang untuk melihat puluhan pria dengan tubuh tegap yang berdiri tak jauh dibelakangnya. Mengamati apa yang sekiranya dia lakukan saat ini.

"Kenapa aku bisa berurusan dengan mereka? Tcchhh."

Pria berperawakan gemuk itu masuk keruang kepala sekolah dengan hati-hati. Tangan gemuknya mengangkat salah satu ubin dilantai dan mengambil sekantong plastik hitam besar yang sudah didesain khusus untuk menyimpan sesuatu dalam ukuran cukup besar.

"Kesulitan pak? ingin dibantu?" Kepala sekolah seketika membatu mendapati Deva berdiri dengan santainya didepan pintu. Dengan cepat pria dengan status kepala sekolah itu meraih senjata api dibalik bajunya.

"Kemana anak itu?" Kepsek bingung mendapati Deva yang sudah menghilang dalam sekejap mata.

Dengan bergegas pria yang menjabat menjadi kepala sekolah yang tengah buron itu mencari sosok Deva diluar.

"Nyari siapa pak?" kembali sang kepsek kembali kaget mendapati Ozy yang sudah nyengir lebar disampingnya.

"Jangan bergerak bocah atau aku akan menambakmu!!"

"Pak, saya gak mau ditembak ntar sakit. Kalau saya diinfus lagi ntar bapak mau tanggung jawab? Dokter disana sensi dengan saya pak. Bukannya diinfus malah dioperasi saya." Cerocos Ozy yang membuat sang kepsek seketika kicep.

"Jangan main-main!! aku serius!!"

"Saya duarius kali pak."

DOR!
DOR!!
DOR!!!

Ozy reflek menghindar dan bersembunyi dibalik dinding koridor. Ia sedikit bergidik mendapati dinding didepannya yang sedikit hancur karena tembakkan kepsek barusan.

"Yakk!! Gue kagak tau kalau dia gunain senjata Desert Eagle [1] Zy lo harus hati-hati jangan sampai tertembak. Walau lo gunain anti peluru tapi itu gak bakalan mempan dengan senjata itu."

Ozy mendengar intruksi Rio dari alat komunikasi berbentuk erphone blutooth ditelinganya.

"Gue kagak tau jenis tuh senjata jangan buat gue bingun dikondisi gini Aryo kamfret."

"Nama gue RIO bukan ARYO ogebbbbb. Dengar baik-baik, senjata itu hanya memiliki 7 peluru. Sebisa mungkin lo harus menghindar 6 tembakkan lagi. Deva dan Acha akan membantu lo dari belakang. Bawa tuh kepsek sejauh mungkin dari sana biar Ray dan Alvin dapat masuk keruangan kepsek."

"Lo bicara atau ngedongeng? Ok gue tau intinya sedikit."

"Yak!! Deva!Acha! bila kalian sudah berada di sana langsung tarik tuh bocah ogeb pergi!"

"Kagak usah disuruh juga gue bakal nendang tuh bocah kejalan." Suara Deva terdengar. Ozy memanyunkan bibirnya sedikit.

"Yak bocah! Jangan berpikir kamu bisa sembunyi disini!"

Ozy menghela nafas sejenak mendengar suara kepsek diluar. Dengan gesit ia berlari menaiki anak tangga yang berada tak jauh darinya.

Dor!!

"JANGAN LARI!"

"Kalau gak lari saya mati dong pak," sahut Ozy sembari melompat kecil menghindari tembakkan yang mengarah ke kakinya.

"KURANG AJAAARRR!"

Dor!!

"Geb sudah berapa tembakkan?" suara Rio kembali terdengar dari alat komunikasi Ozy.

WARNA-WARNI KEHIDUPANWhere stories live. Discover now